O16. Just One Look And That's How We Begin

1K 182 34
                                    

Katakan saja Felix bodoh ketika jemarinya menekan tombol panggilan dengan nama Changbin tersemat diatasnya. Otaknya buntu ketika pesan yang terakhir dia kirimkan pada Jisung tidak kunjung kembarannya itu balas.

Terhitung sudah satu jam berlalu dari terakhir balasan yang kakaknya kirimkan, lalu ingatannya berputar pada pesan Jisung yang memintanya untuk melacak keberadaan ponselnya kalau dirinya tidak kunjung juga membalas pesannya.

Adalah satu-satunya hal yang membuat Felix berbuat demikian, dengan menyingkirkan segala ego juga harga dirinya ketika meminta bantuan mantan pacar kembarannya itu untuk mencari keberadaan Jisung.

Sungguh, Felix bisa saja tertawa keras ketika menyadari dirinya terjebak diantara keadaan yang membuatnya tidak mempunyai pilihan lebih.

Dengan keadaannya yang masih tertukar, juga hanya Changbin yang mengetahui hal ini, membuatnya memilih untuk menghubungi pemuda itu setelah dirinya selesai melacak keberadaan ponsel Jisung melalui sinyal GPS.

Felix tidak sempat berpikir kalau pemuda itu akan menolak permintaanya, mengingat keadaan Changbin juga Jisung yang kini berstatus sebagai mantan pacar. Hanya nama Changbin yang terlintas di kepalanya detik itu juga, membuat Felix tidak punya pilihan lain selain menghubunginya.

Maka dari itu, setibanya Changbin di depan rumahnya. Felix tidak bisa berhenti meminta maaf juga berterimakasih pada pemuda itu dengan wajah super memelasnya. Changbin dengan baik hatinya menyanggupi permintaan Felix untuk membantunya mencari Jisung malam ini.

Bahkan Changbin sempat berbohong pada Ayah dan Bundanya, dengan mengatakan akan makan malam di luar dan juga meminta kelonggaran jam malam pada Ayahnya dengan alasan restoran yang akan mereka kunjungi berada lumayan jauh dari rumahnya.

Yang untungnya Ayahnya setujui dengan syarat tidak boleh lebih dari jam duabelas malam. Serta beliau sempat mengomel perkara Jisung dan meminta Felix untuk menyuruh kembarannya itu agar cepat pulang.

Tidak tahu saja kalau Felix keluar juga untuk menyeret Jisung pulang. Kembarannya itu bisa mati di tangan Ayahnya kalau saja Felix tidak ikut campur tangan demi keselamatannya.

Ingatkan Felix untuk meminta imbalan pada Jisung setelah ini. Karena demi lolos dari izin Ayahnya, Changbin bahkan perlu ikut berbohong untuknya.

"Gue tau ini di mana." Changbin mengembalikan ponsel itu kembali pada pemiliknya.

Yang mana juga membuat Felix berbalik seketika pada Changbin yang mulai menyalakan mesin mobilnya. Keduanya masih berada di depan kediaman si kembar, dengan keadaan yang berada dalam mobil dan belum sepenuhnya berangkat karena Felix perlu menjelaskan singkat terlebih dahulu keadaan Jisung juga alasan detail kenapa dirinya menelpon Changbin malam ini.

"Lo serius!?"

Changbin terkekeh ketika mendengar nada antusiasme yang begitu kentara dari sosok di sampingnya. "Serius."

Pemuda itu melirik sekilas pada sabuk pengaman yang belum Felix pasang. Lalu tanpa aba-aba sebelumnya, tubuh Changbin seketika condong kehadapan Felix yang otomatis membuat yang lebih muda menjauh ketika sadar posisinya dengan Changbin yang terlalu dekat.

Kepalanya memaling kearah jendela, tanpa tahu kalau Changbin tengah tersenyum kecil karena itu.

"Pake sabuknya, Fe."

Yang di panggil merasa enggan untuk menoleh sedikit pun keasal suara. Apalagi ketika sadar kalau terpaan napas Changbin kini menyentuh permukaan pipinya yang perlahan terasa panas. Felix tidak berpaling dari kaca jendela yang sedikit menampilkan pantulan bayangan Changbin yang terbilang begitu dekat dengan posisinya kini.

switch [jilix] +changlix;minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang