OO4. Jisung & Kakak Tingkat

1.3K 223 17
                                    

Roti isi daging yang menjadi sarapannya pagi ini di mobil masuk kedalam mulutnya. Dengan satu tangan yang memegang kemudi, Felix fokus menatap jalanan di depannya namun telinganya terpaku pada omongan Jisung yang duduk di kursi penumpang disampingnya. Keadaan kembarannya itu gak beda jauh, bedanya satu tangannya yang lain memegang botol minum yang terisi air hangat.

"Jadi, kemaren malem lo cuman ngobrol doang sama Ayah?"

"Iya," yang ditanya mengangguk pelan yang pastinya gak bisa Felix lihat. "Gue berani sumpah, kemaren malem gue gak ngomongin keadaan kita yang kebalik."

Felix menghela napasnya pelan, suapan terakhir roti isi daging buatan Bunda-nya itu masuk kedalam mulutnya. "Oke, gue cuman takut kalo lo keceplosan." Katanya, dengan sebelah pipinya yang menggembung lucu.

Yang duduk di kursi penumpang mendengus geli, ikut memperhatikan jalanan pagi yang begitu lenggang sambil anteng mengunyah makanan dalam mulutnya. Untuk beberapa sekon, keduanya terdiam sekedar untuk menghabiskan makanan dalam mulutnya.

"Seberapa sering lo ngobrol sama Ayah, sama Bunda juga?" Jisung yang pertama melontarkan pertanyaan ketika roti isi yang dia kunyah sudah masuk sempurna kedalam perutnya. Meminum airnya sambil menunggu Felix menjawab pertanyaannya.

"Gue nginjek semut aja lapor Ayah Bunda,"

"Sesering itu, kah?"

"Lo tau sendiri kan, gimana bawelnya gue kalo dirumah?"

Mobil range rover putih itu berhenti tepat di belakang salah satu motor besar berwarna merah, ketika lampu lalu lintas menunjukan tanda berhenti diatas sana. Jalanan mulai terlihat ramai, setelah keluar dari tol kota dan masuk kedaerah jalanan biasa, mobil putih itu diapit oleh beberapa motor juga mobil disampingnya.

Felix mulai mengalihkan pandangannya dari depan menjadi kearah Jisung yang sekarang juga tengah menatapnya dengan tanpa ekspresi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix mulai mengalihkan pandangannya dari depan menjadi kearah Jisung yang sekarang juga tengah menatapnya dengan tanpa ekspresi. Tangannya meraih botol minum yang tadi Jisung genggam, meminum isinya perlahan dengan kedua mata yang gak lepas dari wajah kembarannya itu. Masih dengan posisi yang sama, satu alisnya terangkat spontan ketika Jisung malah tersenyum tipis kearahnya. Hampir tersedak minumnya sendiri kalau Felix gak bisa kontrol dirinya sendiri.

"Kenapa malah senyum?" Felix bingung. Setelah menyimpan botol minum tadi diatas paha Jisung, bibirnya gak bisa dia tahan untuk gak mengernyit heran kearah kembarannya itu.

"Ngga, tapi sekarang gue sedikit mulai paham kenapa kita ketuker kaya gini."

"Oh, ya?"

Jisung gak menjawab apapun lagi, namun dagunya mengedik kedepan memberi kode kalau sebentar lagi lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Membuat Felix menahan ucapannya sendiri yang tadinya akan keluar kalau saja Jisung gak menginterupsinya.

Bibir Felix mencebik, gak lama lagi mobil putih itu kembali melaju membelah jalanan perkotaan yang ramai menuju kampusnya yang tinggal beberapa meter lagi di depannya.

switch [jilix] +changlix;minsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang