PART 33

85 8 17
                                    

"Bahagia di saat dia yang kita inginkan mengucapkan akad, kemudian mengikat kita dengannya."

~ Aida Haifani~


Seorang wanita mengenakan kebaya berwarna putih dengan jilbab warna senada. Sebuah mahkota menghiasi kepalanya yang tertutup oleh jilbab. Makeup natural terpoles di wajah wanita itu. Ia menatap wajahnya pada cermin di depan meja rias.

"Kamu cantik sekali, Aida," ujar Nadhira. Wanita itu melengkungkan bibirnya.

"Makasih, Dhira. Aku nggak nyangka hari ini akan terjadi," sambungnya.

"Aku senang melihat sahabatku sekarang bahagia," ucap Nadhira berbinar. Ia begitu bahagia, sahabatnya akan menikah hari ini.

Seorang wanita mengenakan kebaya berwarna biru gelap menghampiri kedua wanita itu.

"Aida! Akhirnya lo bakal nikah juga!" pekik Naisya begitu antusias. Aida hanya mengulum bibir merahnya.

"Lo cantik banget. Ratu hari ini!" seru Naisya sangat heboh. Memang Naisya datang ke rumah Aida jauh-jauh dari Bandung. Kebetulan dirinya juga sedang libur.

"Kan, Dhira yang dandani Aida," ujar Aida, kemudian tersenyum ke arah Nadhira.

"Aku hanya memoles sedikit," cicit Nadhira. Naisya membulatkan mata. Ia tidak tahu jika Nadhira pandai merias.

"Wah gue nggak nyangka Dhira bisa ngerias. Belajar sejak kapan, Dhira?" tanya Naisya begitu penasaran.

Pipi Nadhira memerah. Ia bingung harus berkata seperti apa.  "Em ... aku ... aku belajar sejak lulus SMA. Aku mau memuaskan Abbas," ujar Nadhira malu-malu, membuat Aida dan Naisya terkekeh.

"Pertama kali belajar dulu, Abbas pernah minta aku buat diem, duduk di depan meja rias. Dia tiba-tiba ngasih bedak di wajahku, terus poles bibirku dengan lipstik. Aku kaget banget. Aku pikir dia bakal dandanin aku seperti dakocan." Nadhira terkekeh. "Namun, Abbas mendadani aku begitu cantik. Lalu, selanjutnya Abbas selalu mendadani aku kalau malam. Karena aku nggak enak didandani terus, aku minta dia ajarin aku dandan. Dia baik banget ngajarin aku. Ya ... sambil modus sih sebenarnya." Aida dan Naisya kembali tertawa. Nadhira begitu malu.

"Akhirnya aku mulai bisa dandan sendiri, tapi Abbas larang aku buat dandan saat keluar rumah. Memang aku belajar rias untuk memuaskan suamiku, bukan orang lain. Kalau keluar hanya bedak dan lipcream saja itu pun warna yang muda, bukan yang mencolok," jelas Nadhira. Wanita itu kembali teringat bayangan saat Abbas mengajari dirinya berdandan. Nadhira awalnya bingung bagaimana Abbas bisa mendadani wanita.

"Kamu belajar dari mana, Bas?" tanya Nadhira yang menatap wajahnya di cermin.

"Dari YouTube. Bahan percobaan pertama kali pacar gue," jawab Abbas, membuat Nadhira mendengkus kesal.

Abbas terkekeh, melihat ekspresi istrinya yang menggemaskan. Istrinya tengah cemburu. Pria itu mencubit gemas pipi Nadhira. "Dia hanya bahan percobaanku, tapi kamu ratu yang paling aku spesialkan," ujar Abbas, membuat Nadhira merasakan jantungnya berdegup dengan kencang.

Abbas menangkupkan kedua tangannya di pipi Nadhira. "Aku mencintaimu. Kamu bukan percobaanku, tetapi cintaku. Jadi, saat mendadani kamu harus sempurna."

Kapan Akan Terbuka ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang