"Sebaik apa pun manusia, mereka memiliki sisi keegoisan."~ Aida Haifani ~
Hari ini tiba ulang tahun kampus. Di pagi hari beberapa lomba pun sudah dimulai.
Seorang gadis berjilbab biru muda, kali ini ia tanpa berkacamata. Gadis itu mengenakan mahkota di atas kepalanya karena nanti ia akan tampil sebagai Cinderella. Aida juga membawa beberapa pakaian untuk memerankan ibu tiri, kakak tiri, ibu peri, dan pangeran.Aida menatap kertas yang menempel di bagian roknya berangka tujuh belas. Saat ini sudah tampil yang nomor lima belas. Sebentar lagi dirinya akan tampil. Aida berusaha mengatur napasnya. Jantungnya berdegup begitu kencang.
Tiba-tiba, seorang pemuda mengenakan almamater kampus menghampiri Aida. Ia melengkungkan bibirnya di depan Aida.
"Semangat, cantik. Kamu pasti bisa," ujar Tara begitu lembut. Aida hanya mengangguk.
"Terima kasih, Antara."
"Nanti kalau lomba ini lo menang, gue traktir, deh!" seru Antara.
"Apa kamu akan menonton penampilanku, Antara?" tanya Aida. Tara mengangguk.
"Gue pasti nonton pas lo tampil. Ya udah, gue mau mengurus hal yang lain dulu." Pemuda itu melenggang pergi, meninggalkan tempat lomba story telling.
Tiba dipanggil nomor tujuh belas, Aida mulai maju ke depan panggung. Aida awalnya bernarasi, kemudian melakoni sebagai Cinderella dengan bahas Inggris.
Seorang pemuda berkulit putih duduk manis paling depan. Ia melihat Aida yang tampil begitu baik. Sementara, seorang pemuda berkacamata melihat di posisi paling belakang. Ia melihat gadis berjilbab itu melakoni sebagai Cinderella yang tengah membereskan rumah.
"Happy End for Cinderella and prince. Thank you."
Semua yang menonton penampilan Aida, bertepuk tangan. Penampilan Aida begitu menguasai dialog dan narasi bahasa Inggris serta aktingnya begitu bagus. Aida menghampiri Tara yang duduk manis paling depan.
"Penampilan lo keren, Aida. Wah, gue yakin, pasti lo bakal menang. Tadi gue video, bagus banget. Nanti gue kasih tunjuk Papa mertua!" Aida membulatkan mata. Bisa-bisanya Antara menyebutkan papanya seperti itu di tempat umum.
"Jangan sebut seperti itu di sini!" bisik Aida di telinga Antara. Pemuda itu terkekeh.
"Malu atau ... takut di-bully?" tanya Antara.
"Nggak tahu! Kamu ngeselin!" Aida langsung duduk di tempat. Tara mengikuti Aida, kemudian duduk di sampingnya.
"Jauh-jauh, sana!" usir Aida. Tara menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Jauh-jauh? Gue ganteng, loh. Lo mau anggurin aja, nih?" tanya Antara kepedean. Aida mencebik.
"Tara ... kamu nggak tugas emang? Ngikutin aku terus?" tanya Aida. Tara menggeleng begitu polos seperti anak kecil.
"Gue mau nemenin lo."
Sementara pemuda berkacamata yang berdiri paling belakang, mengepalkan kedua tangannya. Ulu hatinya terasa perih. Ada rasa ketidakrelaan melihat Aida bersama sahabatnya, Antara. Pemuda itu memutuskan menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Akan Terbuka ? [SELESAI]
Romance[Young Adult - Spiritual] [Spin Off Tentang Nadhira Series 1] [Danish - Aida] Tiga tahun sudah berlalu, tetapi ia belum bisa melupakan sosok cinta pertamanya. Hatinya tertutup, ia tidak pernah membuka hatinya untuk wanita lain padahal banyak sekali...