PART 3

237 41 235
                                    

 

“Terlihat baik-baik saja hanyalah sebuah topeng penyamaran menutupi semua luka yang mendalam terasa di dada.”

~~~~~ Danish Wahidan ~~~~~

 


Sosok pemuda memakai kacamata bulat bening sedang berjalan sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Kebanyakan orang yang memakai kacamata itu mengatai cupu, tetapi berbeda di kampus swasta elit yang berada di Jakarta ini.

Walau swasta, lumayan banyak peminatnya karena kualitas kampus yang bagus dan sering membawa banyak prestasi hingga ke Internasional.

Semua mahasiswi justru terpana kepada pemuda jurusan manajemen semester  lima yang menjabat sebagai presiden BEM di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta.

Hampir setiap hari pemuda itu dihampiri para mahasiswi, mereka memberikan berbagai macam makanan dan barang padanya. Tetapi, mereka selalu tertolak. Ada juga yang berani menyatakan cinta kepada presiden BEM itu, tetapi dirinya menolak.

“Mau jadi pacarku, please. Aku ini cantik, aku blasteran Eropa loh, aku juga pinter, IPK aku selalu tinggi. Cocoklah sama kamu. Mau, ya?” pinta mahasiswi berkulit putih memiliki mata iris biru langit, berkulit putih kemerahan dan memiliki surai sepanjang bahu berwarna pirang. Ia adalah mahasiswi semester lima jurusan akuntansi, di kelas selalu mendapatkan peringkat yang bagus.

Danish menggelengkan kepalanya. “No. Udah gue bilang, tidak akan menjadi pacar siapa pun. Gue ini presiden BEM, kegiatan gue banyak. Gue orang sibuk, banyak kerjaan, lo nggak akan kuat pacaran sama gue. Karena siapa pun menjabat menjadi bagian BEM, lebih mengutamakan BEM daripada seorang kekasih,” tolak Danish dengan melayangkan tatapan menusuk kepada mahasiswi cantik itu.

Perempuan itu menggeleng, kemudian meraih tangan Danish. “Aku nggak keberatan kok kamu sibuk. Aku bisa pahamin kamu,” ujarnya berusaha membujuk Danish. Danish melepaskan tangan perempuan itu dari tangannya.

“Nggak akan bisa. Gue nggak akan ada waktu pacaran. Satu lagi ... pacaran itu dosa. Di dalam surah Al-Isra ayat 32, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, Jangan mendekati zina, sungguh zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. Pacaran termasuk dalam zina dari pegangan tangan, berpelukan, ciuman, bersentuhan anggota tubuh lain adalah perbuatan zina. Lo mau nambahin dosa gue?” Mahasiswi itu terdiam, ia menelan ludah mendengar apa yang telah Danish lontarkan. Tak biasa Danish menolak perempuan dengan menyebutkan ayat seperti itu.

“Dosa gue udah banyak. Jadi, jangan lo nambahin lagi dengan ngajakin gue pacaran sama lo. Paham? Satu lagi, gue benci mencintai. Mencintai adalah luka bagi gue ...,” lirih Danish, kemudian pemuda itu melenggangkan kakinya meninggalkan mahasiswi itu yang masih mematung setelah mendengar apa yang Danish lontarkan padanya.

*****


Pemuda beriris abu-abu itu memasuki bilik kamar mandi di kampus, kemudian ia mengunci rapat pintu tersebut. Pemuda itu meluruhkan tubuhnya di pintu kamar mandi. Ia membenamkan wajahnya di atas lututnya yang tertutup celana bahan berwarna hitam. Lagi-lagi ia meloloskan buliran bening dari manik abu indahnya.

Gue benci mencintai ....

Cinta itu menyakitkan ....

Cinta itu menyedihkan ....

Gue benci cinta ....

Arghh!!”

Pemuda itu mengacak surai hitamnya frustrasi, kemudian ia melepaskan kacamata bulat beningnya. Ia menyeka air mata yang masih terus mengalir belum lekas berhenti.

Kapan Akan Terbuka ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang