PART 37

92 9 8
                                    


"Pacaran setelah menikah itu memang begitu indah sekali."

~ Antara Samudera ~


Wanita berjilbab biru muda tengah berkutat pada laptop, mengerjakan PKM yang harus segera dikumpulkan. Tiba-tiba saja terasa rangkulan pada pundaknya. Ia menoleh, melihat wajah tampan pria yang tengah melengkungkan bibirnya dengan sempurna di depannya.

"Sibuk banget istriku?" tanyanya begitu lembut.

"Aku mau selesaikan PKM ini. Bentar lagi selesai," jawabnya.

Pria itu mengangguk. "Semoga PKM kamu berhasil, di-ACC, dan bisa membawa nama baik kampus," ujar pria itu, membuat Aida melengkungkan bibirnya.

"Makasih, Mas." Tiba-tiba wanita itu mendaratkan bibirnya ke pipi putih mulus Tara, membuat pria itu terdiam, membatu. Ia seperti merasakan ada sengatan listrik, menyengat ke tubuhnya. Baru ini Aida berani mencium dirinya duluan. Biasanya dirinya yang mencium wanita itu duluan.

"Tumben duluan," sindirnya, membuat Aida mengerucutkan bibirnya.

"Kamu nggak suka aku cium kamu duluan, Mas?" tanya wanita itu dengan ketus. Tara terkekeh, kemudian mencubit gemas pipi Aida.

"Bukan gitu, Sayang. Mas cuma kaget aja tiba-tiba kamu cium aku," ujar Tara sambil terkekeh. Ia mendaratkan bibirnya pada bibir Aida, membuat wanita itu merasakan sensasi hangat dari suaminya. Wajahnya menunjukkan semburat merah muda.

Tara melepaskan bibirnya dari Aida, kemudian menatap layar laptop Aida.

"Udah jam sepuluh malam. Kamu masih ngerjain PKM?" tanya Tara. Aida mengangguk.

"Dikit lagi, Mas. Tanggung," sahut Aida. Wanita itu kembali fokus pada layar laptop. Ia menggerakkan jarinya, pada ketikan laptop.

"Udah malam, Sayang. Jangan dipaksa kalau udah capek. Ini waktunya istirahat," tegur Tara. Tiba-tiba pria itu mengangkat tubuh Aida, lalu mendaratkan tubuh wanita itu di ranjang. Aida mendengkus kesal Tara main menggendong dirinya.

"Mas!"

"Enggak ada ngerjain apa-apa. Sekarang tidur." Tara membuka jilbab Aida, kemudian melepaskan ikat rambut yang menggulung rambut panjang milik istrinya. Pria itu membuka pintu lemari, kemudian memberikan setelan piyama berwarna merah muda pada Aida.

"Ganti pakaianmu, Sayang," pinta Tara. Aida mengangguk, kemudian bergegas ke kamar mandi. Tak lama kemudian, Aida keluar dari kamar mandi sudah berganti piyama berwarna merah muda. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang.

Tara melengkungkan bibirnya, menatap Aida tanpa hijab. Wajah istrinya adalah candu yang tak ada obatnya baginya.

"Selamat tidur ratuku. Mimpi yang indah, Sayang." Pria itu mendaratkan bibirnya pada kening Aida. Kedua netra wanita itu terpejam dengan rapat.

Tara menjauhkan bibirnya dari Aida, kemudian kedua tangan kekarnya mendekap tubuh istrinya dengan erat. Kedua netranya mulai terpejam.

*****

Tara menuruni tubuh Aida ke air kolam yang jernih. Ia mengalungkan kedua tangan putih mulus wanita di depannya di leher jenjangnya. Kedua tangannya melingkar di pinggang wanita itu.

Kapan Akan Terbuka ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang