Chapter 10

762 18 0
                                    

Dalam chapter ini mengandung adegan seks dan kekerasan.. Bagi yang tidak nyaman membacanya di mohon di skip saja.. terima kasiih..😘😘

Asuka merebahkan tubuhku diatas ranjangnya. Kakinya mengangkangiku. Tanpa basa-basi Dia membuka pakaiannya. Tubuhnya bak karya seni yang terpatri indah, sangat menggugah gairahku. Ku raih lehernya dan kulumat bibirnya yang kenyal. Dia memasukan lidahnya kemulutku. Lidah itu bergerak membelai lidahku memanjakan tiap saraf yang ada di sana. Tubuhku mulai terasa panas. Tanganku begitu nakal menyentuh dadanya dan memilin puting susu Asuka yang coklat mengkilap. Dia bergidik geli dan langsung meremat tanganku yang usil itu. Kami saling melepas ciuman kami dan tertawa.

"Mikase-san kau nakal sekali" dia menggembungkan pipinya.

Aku tertawa menarik rahangnya dan mengecup bibirnya lagi. Kuhisap bagian bawah bibir Asuka hingga bibirnya membengkak. Kakiku mengapit pinggang rampingnya. Bibirku tak henti-hentinya mengecup bagian tubuhnya yang lain, pipi, leher yang jenjang dan bahunya yang bulat padat seperti kelapa. Tanganku membelai tulang belikat yang menonjol di punggungnya.

"Mikase-san.. emmh.." dia mendesah saat menjilat dan menghisap lehernya hingga membekas merah.

Dia begitu sangat pasif kepadaku kali ini. Aku kira dia akan sangat beringas seperti saat dia melakukannya dengan mantannya. Sebenarnya dia sudah melirik kearah payudaraku dan menelan ludahnya berkali-kali. Tangannya pasti sudah geregetan untuk menjamahnya. Tapi begitu sopannya dia tidak melakukan itu karena aku belum mengatakan kalau aku memberikan ijin.

Aku masih ingin memanfaatkan momen ini sekali lagi. Aku mendorong tubuhnya dan menindihinya. Dari bagian leher bibirku turun mengecup dadanya yang menonjol karena otot. Asuka benar-benar berusaha untuk menjaga tubuhnya agar tetap memukau. Karena dia seorang model profesional. Jujur aku ingin sekali menandai setiap inci di tubuhnya selain leher. Dan dari tiap titik aku pun memilih menaruh tanda itu di dadanya. Dia mengeluh begitu kencang saat aku menjilat dan menghisap puting susunya. Dan karena perbuatanku aku merasakan benda tumpul yang menonjol berdenyut-denyut di pahaku.

"Aahh.. Mikase-saan.. tidaaak.. aarrghh.." dia mengerang saat tanganku mengelus tonjolan yang terjebak di balik celana jeans nya.

"Apa mau kubukakan celanamu?" tanyaku.

Dia mengatur napasnya lalu mencengkram lenganku. Dia duduk menatap mataku dengan serius, "bukannya ini pengalaman pertamamu? Santai saja.. kau terlalu bersemangat" ujar Asuka.

"Aku masih belum sebersemangat itu, kok. Aku hanya gemas karena tubuhmu sangat sensitif" ujarku lalu berbuat jahil dengan menusuk tonjolan di celana jeans itu dengan jari telunjukku.

"Emmhh, kumohon! Hentikan.. aku bisa di luar kendali jika seperti ini" ujarnya.

Matanya menatapku serius lalu mengecup bibirku sekilas, "kalau begitu katakan kepadaku.. kau ingin kucumbui seperti apa?" tanyanya membuatku bergidik.

"Hmm?" aku jadi sangat mempertimbangkannya, "sebenarnya ini pengalaman pertamaku, aku juga ingin yang berkesan" ujarku.

Asuka terkekeh, "kau benar-benar imut saat memikirkannya begitu serius" ujarnya mengecup pipiku.

"Aku benar-benar tak ada ide. Lagi pula kenapa juga kau menanyakan hal seperti ini kepadaku? Kau juga begitu pasif kepadaku.." tanyaku.

"Aku susah payah menahan diriku sendiri. Karena aku memang ingin memperlakukanmu begitu spesial. Ngomong-ngomong jika kau tidak keberatan bagaimana kalau kita bermain peran sedikit" ujarnya.

Sepertinya idenya cukup menarik, "boleh juga" ujarku, "Jadi kita memainkan peran apa?"

"Peran budak dan ratu!" dia begitu bersemangat, "Jika kau tidak keberatan.."

VoyeurismWhere stories live. Discover now