Chapter 40

176 7 2
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 08.45. Meskipun banyak karyawan yang sudah siap-siap untuk berbaris ikut apel pagi seperti biasanya namun Kepala Divisi tak kunjung nampak batang hidungnya. Dan akhirnya ada seseorang yang nekat menengok keruangan Nagata dan ternyata ruangan itu kosong. Sepertinya si kepala Divisi sedang ijin terlambat. Semua orang tampak lega dan bersorak-sorai. Bahkan aku sekalipun ikut merasa lega. Kutempelkan pipiku di meja kerjaku. Kulepas kacamataku dan memijat-mijat mataku yang sudah sepat melihat computer.

Dan hingga suara euphoria kebahagiaan itu langsung surut setelah lima menit berlalu. Semua orang menatap kamera CCTV dan menyadari ada hal yang salah dengan prilaku mereka. Lucu sekali, kan? bahkan mereka bisa securiga itu dengan apapun semenjak ada Nagata di kantor ini. Aku benar-benar Lelah. Tetapi masih ada setumpuk pekerjaan yang tak seharusnya aku tunda. Aku benar-benar gila karena kurang tidur. Konsentrasinya jadi mudah buyar karena mengantuk.

Karena tidak tahan lagi aku segera ketoilet untuk mencuci mukaku, menata ulang make-up, lalu kemesin otomatis untuk membeli kopi dan cemilan. Setelah itu kembali ke meja kerjaku, lanjut mengetik sambil menyeruput kopi. Minggu ini sepertinya aku tak akan mengambil lembur lagi. Tapi tidak masalah. Aku bukan wanita yang dulu, yang begitu ambisius dengan pekerjaan. Aku lebih mengutamakan keseimbangan dari pola hidupku sekarang. Ya, begitulah yang kupikirkan saat kondisiku sedang drop karena ulahku sendiri. Kapan aku bisa lebih disiplin untuk mengatur hidupku? Hmm.. entahlah!

Meski agak sedikit mengantuk adik berusaha mengerjakan pekerjaanku. Di saat aku mengantuk lagi aku kembali meneguk kopi dan juga cemilan. Tapi saking seringnya menyemil dan minum kopi efek dari keduanya mulai menurun. Kelelahan sudah mencapai puncaknya. Apa salahnya istirahat saat bos sedang tidak ada. Kutempelkan lagi pipi kemeja kerja dan tanpa terasa mataku mulai sayup-sayup tertutup.

Aku merasakan ada tangan yang sedang mengelus lembut kepalaku. Mataku terbuka sedikit dan melihat seorang gadis kecil dengan tangan mungilnya sedang berjinjit untuk menepuk kepalaku. Aku segera terbangun dan gadis itu terkejut. Gadis itu tak beranjak dari tempatnya dan menatapku dengan bola mata bulat coklatnya. Dari tingginya aku tebak dia masih berumur empat tahun. Gadis itu memakai dres kotak-kotak warna oranye dan memakai topi rajutan berbentuk jeruk. Tas ranselnya berwarna merah dan ada sayap kupu-kupu yang bertengger di sana.

Apa aku bermimpi bertemu peri dunia isekai? Saat aku menengok sekitar ternyata aku masih berada di kantor. Siapa anak ini? apa ada orang kantor yang membawa anaknya? Aku tersenyum kepadanya. Gadis itu justru terlihat waspada.

"Hai, apa kabar?" tanyaku.

Gadis kecil itu tidak menjawab pertanyaanku. Dia beralih kelayar komputerku melihat screen saver-ku yang sedang memainkan cuplikan game monkey swing.

"Anone.. kenapa monyet disana makan jeruk tidak makan pisang?" tanya gadis itu dengan suaranya yang lirih. Ternyata dia cukup pandai bicara.

"Oh ya?" aku melihat cuplikan game itu sambil manggut-manggut, "memang biasanya monyet itu makan pisang. Tetapi di tempat tinggalnya di hutan buah pisang tidak selalu ada. Karena dia sangat lapar dia harus makan buah lainnya.."

"Anonee.. kalau monyet makan buah terus apa perutnya tidak sakit?" gadis itu kembali bertanya.

"Hmm? Entahlah.. aku belum pernah mengobrol dengan monyet sebelumnya.. bagaimana caranya, ya? Uuuu.. aa..aa.." aku menirukan suara monyet dan membuat gadis itu tergelak. Aduh suara tawa gadis ini begitu menggemaskan.

"Anoonee.. kalau kakak boleh tahu siapa namamu, nona manis?" tanyaku.

"Nagata Yuriko, emat tahun. Sekarang aku masuk kelas Bunga Matahari!" gadis itu memperkenalkan dirinya dan akhirnya aku jadi tahu siapa nama orang tuanya.

VoyeurismWhere stories live. Discover now