Dalam chapter ini mengandung adegan seks dan kekerasan.. Bagi yang tidak nyaman membacanya di mohon di skip saja.. terima kasiih..😘😘
Dia membawaku dan membantingku keatas kasurnya. Dia langsung mengangkangiku. Tatapannya mengisyaratkan sesuatu yang sudah lama kukehatui. Hanya aku yang dia inginkan. Apa ini yang disebut dengan marah? Manis sekali! Aku tak keberatan jika dia memarahiku terus.
Dia membelai rambutku kemudian mengecup bibirku lagi, mengigit bagian bawah bibirku, "aku selalu merasa kau benar-benar berbeda. Aku dengan mudahnya berhasrat melihatmu yang sangat tempramen. Aku jadi sangat menginginkanmu.." dia beralih mengecup leherku dengan penuh hasrat.
Seluruh tubuhku begitu memanas. Ini benar-benar gila! Dia bahkan tidak tampak seberingas ini di banyak seks yang kami lakukan.
Tangannya begitu bertenaga meremas buah dadaku. Dia menghisap lidahku begitu kencang dan menjalinkan dengan lidahku. Geramannya yang sensual sangat membakar semangatku. Rasanya celanaku sudah basah karena perbuatannya.
Dia melepaskan ciuman, membelai pahaku dan menggoda bagian kewanitaanku dengan jarinya yang tebal. Jari itu bergerak menggosok dan mengacak semua yang ada di dalam sana. Nikmat sekali.. tubuhku terasa meleleh.
Dia juga begitu terangsang dan akhirnya melepaskan atasannya. Otot-otot seksi itu tak pernah membuatku bosan untuk menganguminya. Tiba-tiba saja ide aneh muncul.
"Kau bilang kau membeli mainan baru?" tanyaku.
"Heh? Akhirnya! Kau mau main S & M?!"
Aku mengangguk. Dia langsung mengepalkan tinjunya karena merasa senang. Aku beranjak kekardus tempatnya menyimpan semua mainan itu. Aku mencari sesuatu yang menarik dan menemukan rotan yang pipih bagian depannya. Aku mencoba menguji alat itu dan menyabet keudara dengan kencang.
Fwwiiinng!
Bunyinya membuatku telingaku terasa ngilu. Aku yakin ini pasti sakit sekali. Asuka yang tadinya bersemangat mendadak menjadi merinding ketakutan.
"Pasti sakit sekali, ya.." ujar Asuka.
"Ya.. sepertinya begitu. Tapi kau masih ingat kata aman kita, kan" ujarku.
Aku memberikan rotan itu kepadanya, "kali ini ujikan benda itu kepadaku" ujarku.
"Aahh.. di ujikan, ya.. HEEEHHH?!" dia mendadak begitu terkejut.
"Aku ingin tahu seberapa menyakitkannya benda ini sebelum mengujikannya kepadamu" jelasku.
Tangan Asuka bergetar karena ketakutan, "Aku tidak mau.. kalau aku melakukannya aku jadi pelaku KDRT."
"Tapi kau kan mendapat consent dariku" ujarku berkilah.
"Ya meskipun begitu.." dia masih merasa gamang.
Aku menggenggam tangannya, "aku percaya kepadamu, Asuka. Aku yakin kau tidak akan menyakitiku."
Aku mengecup bibirnya lagi agar dia tidak lagi gamang, "ayolah.."
Dia mencoba menenangkan dirinya dan akhirnya menggenggam rotan itu, "Yosh! Kalau begitu, biarkan aku saja yang mengucapkan kata amannya..." ujarnya memohon.
"Siap" jawabku lalu membuka pakaianku.
Aku membuka semua pakaianku. Hari ini aku sangat percaya diri menunjukan tubuh telanjangku. Karena aku merasa bangga. Berat badanku sudah turun lima kilo. Aku juga sering melakukan perawatan kulit sehingga kulitku lembut dan tidak lupa waxing. Jadi aku merasa sangat mulus dan licin.
Aku tidur miring dan menengadahkan tangan kananku keatas, "pukulkan ketanganku terlebih dahulu" ujarku.
Dia sebenarnya ragu-ragu. Dia kembali menguji alat itu lalu menoleh kearahku. Mata kami saling bertemu. Dan sepertinya dia mulai menciptakan momentum kejutan dengan melakukan kontak mata yang intens dan..
YOU ARE READING
Voyeurism
RomanceDisclaimer!!! Area content 21+ teman-temaan!! Di harap bijak memilih bacaan Mengandung sexual content, feminim dominant dan bdsm ❤️💕 Mikase Ryu adalah seorang wanita kantoran yang masih lajang dan merasa kesepian menjalani hidupnya. Namun dia m...