Mengandung adegan seksual teman-temaan.. jika merasa tidak nyaman membacanya atau belum memenuhi batasan usia bisa di skip aja.. Thank You😘💕
"Kau serius?" dia bertanya tanpa mengeluarkan suara. Dia tampak sangat heran dengan apa yang ku katakan kepadanya.
Aku mengangguk tanpa ragu. Kuraih lagi pipi Asuka dan memberikannya lagi kecupan di bibinya. Tangan Asuka menurunkan sandaran kursi mobil yang ku duduki. Aku langsung terbaring. Dia melangkah mengangkangiku. Kami kembali berciuman. Melumat bibir dan lidah. Menghisap cairan saliva hingga tubuh kami memanas.
Asuka membantuku membuka blazer dan juga membuka kancing kemejaku. Dia langsung menarik bra ku keatas. Mengeskpos gundukan besar di dadaku. Tangannya meremas dengan lembut dan ujung lidahnya bergerak membelai putingku hingga mengerut.
Tanganku membuka ikat pinggangnya dan membuka risleting celananya. Penisnya yang besar berotot sudah begitu keras hingga uratnya menonjol timbul. Kugosok dengan tanganku, kukocok begitu cepat sembari ibu jariku membelai lubang penisnya. Asuka mengerang keras karena handjob dari ku. Bibirnya masih sibuk menghisap payudaraku. Nafasnya yang memburu menggelitik kulitku.
Udara di mobil ini makin panas dan sesak meskipun Asuka menyalakan AC. Kaca mobil sudah sangat berembun karena pengapnya udara yang ada di dalam. Kami membuka seluruh pakaian kami. Vaginaku begitu basah hanya dengan nipple play.
Kami saling bertatapan. Asuka sebenarnya agak ragu untuk melakukannya tanpa pengaman.
"Mikase-san.. kau benar-benar serius, kan? Aku tipe yang kesusahan menahan ejakulasi saat penetrasi. Kalau keluar saat aku masih di dalam bagaimana?" tanyanya lagi.
"Aku serius. Keluarkan sebanyak yang kau mau sampai vaginaku banjir" bisikku lalu mengecup bibirnya lagi.
Asuka makin bergairah dengan kata-kataku. Dia mulai memasukan ujung penisnya dan masuk perlahan keliang vaginaku. Dia masuk begitu mudah karena aku memang benar-benar sudah basah. Aku mulai merasakan apa yang terjadi di bawah. Penis Asuka terasa berdenyut-denyut di dalam. Permukaan kulitnya membuat bagian dalamku makin tergelitik. Vaginaku jadi merapat.
"Aaarrgghh.. tunggu dulu. Mikase-san.. Aarrghh" dia mengerang sambil mengernyit.
Dia tidak bergerak. Matanya terpejam rapat menahan sesuatu, "Wow, aku baru tahu bagian dalammu sekasar ini dan berlipat-lipat.. bagian dalammu juga bergerak memijatku.. luar biasa.. nikmat sekali.." ujarnya.
Aku tersenyum lalu mengecup pipinya dan memeluknya erat. Dia mulai menggerakkan pinggulnya perlahan. Penis itu bergeser menggaruk bagian dalamku hingga tubuhku menggelinjang. Getaran dari bawah sana terasa begitu nikmat. Tapi aku merasa aneh. Asuka yang begitu berhati-hati jadi membuatku makin tak sabar.
"Lebih keraslah padaku!" seruku memeluk pinggangnya erat dengan kakiku. Aku merasa dia jadi makin dalam menusukan penisnya kedalam diriku.
"Woah!" Kami sama-sama terkejut dengan sensasi ini.
Kami sudah tidak memikirkan semua hal yang membuat kami ragu. Kami sepakat jika kami masih belum puas! Kami masih menuntut lebih!
Diantara mobil parkiran yang masih tenang mobil kami bergoyang-goyang hebat. Asuka menghentak-hentak begitu kencang bak pengemudi yang sedang ugal-ugalan. Pinggulnya bergerak sangat cepat menghujamku berkali-kali hingga aku menjerit merasakan ngilu dan nikmat bersamaan.
Bagian bawah kami sama-sama makin memanas dan licin. Benturan keras kulit kami terdengar begitu kencang. Mataku terfokus dengan wajah Asuka yang merona merah saat sedang bernafsu. Matanya terpejam rapat. Dia menggigit bawah bibirnya begitu kuat. Ku Tarik dia lebih erar kedekapanku dan ku beri ciuman di bibirnya.
Pinggangnya masih bergoyang hingga akhirnya aku merasakan ada yang akan meledak di dalam sana dan benar saja. Dia menyemburkan sperma didalam. Semburannya sangat kencang dan terasa panas. Jadi ini rasanya keluar di dalam.. Pengalaman yang cukup menarik. Tapi aku baru sadar ternyata aku tidak orgasme sampai Asuka selesai duluan. Dia menatapku.
"Kau sudah orgasme?" tanyanya kepadaku.
Aku menggeleng. Dia mengumpat kesal.
"Tenang saja. Yang tadi juga sangat nikmat.." ujarku.
"Baru kali ini aku melakukan seks tanpa kondom. Maaf, aku belum bisa mengontrol situasi" dia begitu menyesal.
"Kalau begitu giliranku" ujarku lalu menariknya hingga terhempas di kursiku.
Giliranku berada di atasnya. Saat aku mengangkanginya sperma Asuka menetes deras keluar dari liang vaginaku. Cairan itu begitu kental dan lengket membasahi pahaku dan juga kursi mobil. Mata Asuka terpaku dengan pemandangan di bawah. Jemariku menekan kewanitaanku membuat cairan itu keluar makin banyak. Hanya dengan melihat saja Asuka keras kembali.
"Apa aku seseksi itu saat kebanjiran spermamu?" tanyaku tertawa.
"Aku masih ingin membanjirinya lagi" ujarnya.
Aku juga sepakat. Kulangkahkan kakiku kedepan dan memasukan penis Asuka kedalam diriku. Begitu mudahnya karena bagian dalamku masih sangat licin. Begitu mudahnya posisi ini membuat ujung penis Asuka menyentuh bagian terdalamku. Getarannya terasa hingga menghangatkan perutku.
Kugerakan pinggangku dan mengarahkannya untuk merangsang g-spot ku. Rasanya sangat nikmat sekali hingga isi otakku terasa menguap. Jemariku bermain menggosok klitorisku. Kenikmatan semakin bertambah. Aku semakin gila. Dan benar saja, Asuka benar-benar belum bisa mengontrol saat kondisi seperti ini. Dia akan orgasme lagi, kurapatkan lagi otot vaginaku dan berhenti bergerak.
"Arrrgghh" pekiknya menahan.
"Bagaimana?" tanyaku.
"Kau bisa menahanku keluar?" dia begitu heran.
"Ya, jujur saja ini hanya mengikuti naluriku saja.. dan aaaahh.. berhasil.. uuhh.. kau makin membesar di dalam sana" rasanya bagian dalamku semakin penuh dan sesak.
Aku menggerakkan pinggulku lagi. Seluruh tubuhku bergetar mengejang hebat. Tangan Asuka berada di kedua buah dadaku. Aku mencondongkan tubuhku agar dia bisa menyesap putingku sementara aku menghentak-hentaknya begitu kencang hampir menungging.
Semakin banyak bagian sensitive yang terangsang aku makin menggila dan tak terkontrol lagi. Sinyal orgasmeku mulai keluar dan segera kukeluarkan semua hingga menyembur kencang membasahi perut kekasihku. Asuka klimaks begitu melihatku orgasme. Semburan sperma panas menjalar keseluruh tubuhku.
Kami sama-sama terengah-engah. Tubuh kami banjir akan keringat. Jantung Asuka terasa berdegub sangat kencang menghentak payudaraku. Aku tidak menyangka suhu tubuhnya bisa sepanas ini. Sebenarnya aku juga merasakan ketegangan ini. Bagaimana kalau setelah ini aku benar-benar hamil? Jantungku jadi ikut berpacu begitu kencang.
Kami sama-sama terdiam berpelukan dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Pengelamanan ini mengesankan dan tak akan kami lupakan. Tapi resiko di belakang juga cukup menegangkan.
Jadi teringat saat ibuku hamil Shotaro. Ibuku bahkan susah makan karena mual dengan bau apapun. Ibuku juga mual saat melihat wajah suaminya.
Ketika itu kondisi ekonomi kami memang sangat berkekurangan. Dan memiliki akan kedua juga merupakan masalah yang besar bagi keluargaku. Saat itu aku sudah cukup besar dan mengerti situasi yang terjadi. Yah, waktu itu aku sudah delapan tahun. Karena kesulitan ekonomi aku jadi lebih sering menghabiskan waktu untuk membantu orang tuaku ketimbang menyenangkan diriku sendiri.
Jika di bandingkan dengan situasi sekarang.. aku tidak ada masalah ekonomi saat ini. Tapi mengurus bayi juga butuh support dari dua belah pihak. Ohh.. kenapa aku harus membayangkan hal ini setelah seks!? membuatku makin paranoid! Padahal aku masih ingin merasakannya lagi di sembur cairan putih kental milik Asuka! Tapi di sini sebelum banyak orang yang memergoki kami lebih baik segera pergi.
"Ayo kita pulang" ujarku.
"Iya.. kita lanjutkan lagi di rumah" sahutnya.
Orang satu ini juga biang masalahnya! Dia tak pernah gagal membuatku gemas, "Kau ini tidak ada puas-puasnya, ya.." ujarku menghadiahinya ribuan kecupan.
YOU ARE READING
Voyeurism
RomanceDisclaimer!!! Area content 21+ teman-temaan!! Di harap bijak memilih bacaan Mengandung sexual content, feminim dominant dan bdsm ❤️💕 Mikase Ryu adalah seorang wanita kantoran yang masih lajang dan merasa kesepian menjalani hidupnya. Namun dia m...