Chapter 27

217 7 0
                                    

Saat aku keluar dari Gedung kantorku aku melihat mobil Asuka sudah menunggu. Aku segera menghampirinya dan membuka pintu mobil. Begitu aku melihat wujud orang yang ada di dalam mobil, aku hendak menutup pintu mobil kembali.

"Maaf, aku salah mobil" ujarku.

"Kau tidak salah mobil, kok!" seru Asuka.

Ya, aku cukup kaget dengan penampilannya kali ini. Dia memotong rambutnya lebih pendek dan menyemirnya menjadi warna hitam. Penampilannya langsung tampak berbeda seratus delapan puluh derajat.

"Kenapa mendadak kau berpenampilan seperti ini? Aduh.. imutnyaa.." ujarku mebelai-belai rambut hitamnya.

Asuka tampak malu, "Ini karena rambut baruku mulai muncul. Sebenarnya aku mau menyemir ulang dengan warna yang sama. Tapi pak PD langsung menyuruh pegawai salon menyemirnya hitam" jelasnya.

"Kalau Kousuke-kun ada disini kalian jadi seperti saudara kandung. Hahaha.." ujarku tergelak kencang.

"Tuh, kaan! Aku kesal sekali!" geramnya, "Padahal aku sangat menyukai rambutku yang berwarna blondie, sangat cocok dengan warna kulitku yang coklat!" ujarnya.

"Menurutku kau tetap tampan, kok. Cuma menurutku jadi kurang greget saja. Rambutmu yang di semir pirang memberi kesan seperti cowok berandalan yang berbahaya. Jadi jauh lebih seksi" ujarku mengemukakan pendapat.

"Huuhu.. aku menyesal sekali! Aku tidak terlihat seksi lagi!" dia jadi merengek sedih.

"Sudahlah, begini juga sangat tampan dan imut. Kau tidak perlu sesedih itu" ujarku menowel pipinya karena gemas.

"Baiklah.. aku tak akan sedih kalau kau memujiku tampan untuk ketiga kalinya" ujarnya nyengir lebar.

"Uuhh.. dasar maunya!" gemasku menoyor kepalanya.

"Hehehehe.." dia jadi terkekeh.

"Hari ini melelahkan sekali" ujarku meregangkan otot lenganku.

"Kau benar. Mikase-san.. hari ini kita makan malam di luar saja, ya" ujarnya, "Mendadak aku ingin makan tonkatsu ukuran jumbo."

"Boleh juga, yang bisa pesan tiga macam saus itu, kan? Dan nasinya bisa tambah sepuasnya."

"Hehehe.. Benar sekali! Kita makan di tempat itu lagi, yuk.."

Asuka membawa mobilnya ketempat yang kami bicarakan. Di waktu pulang kerja seperti ini sebenarnya tempat itu akan ramai dan kita harus antri. Tetapi kami tidak terlalu lama antri, hanya menunggu lima menit kita langsung dapat tempat duduk.

Kami langsung memesan dan tak lama pesanan kami pun datang. Asuka tidak tanggung-tanggung memesan. Dia memesan tonkatsu yang sangat besar hingga nyaris jatuh dari piring saat di sajikan.

"Kau ini sudah jarang sekali berolahraga. Seharusnya kurangi porsi makanmu" ujarku.

"Memangnya kenapa? Kau tidak suka aku jadi gendut? Aku tidak akan gendut! Aku sengaja menyantap semua ini supaya punya energi untuk 'berolahraga' denganmu malam ini" ujarnya membuat pipiku merona.

Kakiku menendang keras tulang keringnya

"Awww!" pekiknya.

"Orang lain bisa mendengar, bodoh!" desisku.

Asuka menaik turunkan alisnya sambil tersenyum nakal. Meskipun pria di depanku ini penampilannya tampan dan rapi seperti laki-laki di opera sabun tapi dia tetaplah pacarku yang mesum.

Kami menyantap makanan kami bersama-sama. Tonkatsu di kedai ini memang berbeda. Daging babinya begitu juicy dan juga saus kari yang mereka buat juga sangat lezat. Mereka juga sangat dermawan, karena bisa menyuguhkan porsi jumbo dengan harga terjangkau. Sejak masih kuliah aku sudah sering mampir ketempat ini untuk makan malam. Tapi aku jarang mampir belakangan ini karena ingin diet.

VoyeurismWhere stories live. Discover now