Chapter 36

170 9 0
                                    

Hari senin ini aku merasa tubuhku cukup segar ketika berangkat kekantor. Moodku memang sudah jauhlebih baik ketimbang hari-hari sebelumnya. Aku kembali menata meja kerjaku dan mengerjakan beberapa pekerjaan hingga waktu apel pagi tiba. Senyum di wajahku surut kembali melihat Nagata yang sedang memberikan briefing paginya.

Memang benar aku tidak boleh sembarang menuduh orang. Tapi mobil silver itu terus terbayang di kepalaku. Jika saja mataku bisa lebih jelas melihat siapa orang yang ada di mobil waktu itu. kalau benar itu perbuatan Nagata aku punya banyak energi untuk berdebat dengannya seharian.

"Ryu-chan! Hei.. Ryu-chaaan.. kau masih tertidur, sayang?" tiba-tiba saja suara Nagata yang kecentilan menyadarkanku dari lamunan.

Bisa-bisanya dia memanggilku seperti itu di saat sedang apel pagi! Semua orang yang sedang apel jadi menatapku.

"I-iya, maaf.. senpai.." ujarku dengan wajah merah padam.

Nagata tersenyum, "syukurlah akhirnya kau terbangun. Aku ingin berdiskusi denganmu setelah ini di kantorku. Baik semuanya, kita akhiri apel pagi ini. selamat bekerja" ujar naga lalu membubarkan apel paginya.

Aku mengikutinya kembali kedalam kantor, "Ada apa?" tanyaku segera.

"Kau benar-benar tidak menyimak perkataanku rupanya. Ini tentang desain karakter yang kau berikan kepadaku" ujarnya, "Apa kau lupa?"

"Oh, mana mungkin aku lupa setelah kena apes karena lembur seharian mengerjakannya" ujarku sambil menaikan kedua alisku.

Nagata mengendurkan senyumannya, "Apa ada masalah, sayang?" tanyanya.

Amarahku membuncah. Kutatap Nagata lekat-lekat, "Aku benar-benar membencimu, Senpai!" seruku terang-terangan.

Dia tampak terkejut tetapi setelah itu tertawa dan tersenyum lebar, "Ohh.. bagus! Katakan semuanya.."

"Aku benci kau sok akrab denganku! Seenaknya memanggilku sayang! Kau boleh memanggil itu kewanita manapun agar bisa bergaul dengan mereka! Tapi jangan kepadaku! Kau mau menuduhku baperan! Baiklah! Aku memang seperti itu! aku memang merasa terganggu dan tidak nyaman dengan perbuatanmu!" napasku memburu setelah mengeluarkannya.

Nagata masih diam menyandarkan pantatnya di meja kerjanya, "Lalu.." aku lanjut bicara, "Lalu.." aku cukup ragu untuk mengatakan ini, "jika kau memiliki minat aneh kepadaku, menyerahlah! Aku juga tak akan menurutinya! Selamanya! Jika kau berani-berani mengutarakan minat anehmu itu aku akan meninjumu seperti kejadian beberapa tahun lalu!"

"Lalu.." jantungku makin berdegub kencang, "katakan jika kau punya dendam kepadaku! Akan kuladeni kau sekarang!"

Nagata terdiam melipat tangannya di depan dada, "sudah puas?" tanyanya.

Air mataku merembes, "maafkan aku.." ujarku di akhir, "aku tidak berniat mengancammu atau menyakitimu. Tapi aku sedang stress belakangan ini. Ada orang yang dengan tega memutilasi kucing dan mengirimkannya kepadaku.."

"Oh ya? Kau baik-baik saja?" Nagata tampak begitu terkejut.

"Itu mengerikan sekali" ujarku.

Nagata menghampiriku dan mendekapku. Dia menempelkan pipiku ke dadanya yang bidang. Wangi aroma parfum maskulin yang Nagata gunakan langsung menyeruak ke indra penciumanku. Kepalaku mendadak jadi terasa berat.

"Kasihan sekali.." ujarnya.

Tubuhku mendadak membeku. Aku hanya diam dengan wajah penuh kebingungan. Kenapa dia berbuat berlebihan seperti ini? Dia menepuk-nepuk punggungku lalu mengajakku duduk di sofa.

"Astaga, aku turut prihatin. Apa kau ingin aku membantumu?" tanyanya.

"Aku baik-baik saja, kok" ujarku sambil menolak skinship darinya kami mulai menyingkir dan menjaga jarak.

VoyeurismWhere stories live. Discover now