Chapter 47

264 10 0
                                    

"Aaargh! R-Ryu-chaan.. Ahh.. hentikan.. kau bilang akan melakukannya di hotel, kan.. aaahh!!" Asuka tak bisa menahan erangannya lagi.

Dia terus menggeliat di atas kursi kemudi. Dia sekarang sudah tidak memakai celana. Semua kancing kemeja flanelnya sudah terbuka. Memandang kulit coklat mengkilap Asuka yang basah karena keringat membuatku makin memanas. Belum lagi desahan Asuka yang membakar telingaku. Betapa indahnya dia sekarang di saat begitu pasrah saat kucumbui di dalam mobil.

Melihatnya yang menggemaskan membuatku geregetan. Kugigit ujung penisnya yang berada di mulutku lalu kutekan lagi kacang lembut yang ada di dalam anusnya. Dia makin terjengat ngilu. Aku tahu dia begitu tersiksa, tetapi pria mesum ini malah makin terangsang. Kira-kira aku harus bagaimana jika sudah begini?

"Dasar masokis mesum!" umpatku dengan jari menekan tajam kedalam lubang anusnya.

Asuka tak bisa menahannya lagi. Dia pun memuncratkan semua cairan cintanya kewajahku. Dia mencoba bernapas paska ejakulasi kalu wajahnya memucat saat menatap wajahku. Aku memandangnya dengan mata menajam.

"Asuka.. aku sudah bilang kau tidak boleh cum sebelum aku menyuruhmu, kan? Jika sudah begini kau harus menanggung konsekuensinya. Aku akan memberikan hukuman padamu" ujarku.

"Mikase.. Ah.. Ryu-chan! Maafkan aku! Aku tidak akan melakukannya lagi, kumohon.. maafkan.. AAarrgh!" dia memekik tajam saat aku menjambak kencang rambutnya hingga lehernya tertekuk kebelakang.

Pacar mesumku justru menegang kembali saat aku menarik kencang rambutnya. Mulutku hanya bisa menganga menatapnya.

"Kau ini benar-benar, ya" aku menggelengkan kepalaku saking kagum atau herannya, "Kau pasti bersemangat sekali dengan hukuman yang akan kuberikan, ya. Baiklah.. aku akan keluar dari mobil ini dan masuk kedalam rumahku untuk mencuci muka.."

"Eeeh!" Asuka justru jadi lebih panik lagi, "Itu artinya kau mau membunuhku!" seru Asuka membuatku tergelak.

Kami memang belum pergi dari rumah. Saat kami masuk kedalam mobil aku sempat berpikiran nakal. Kubisikan niat jahilku ketelinga Asuka.

"Aku belum pernah merasakan seks saat masih ada di rumah. Kira-kira rasanya bagaimana, ya?"

Dan lucunya perkataanku itu langsung membuat Asuka terprovokasi. Selangkangannya langsung mengetat. Tentunya meskipun dia takut dengan ayahku, aku sangat yakin jika dia ingin sekali mencoba pengalaman mendebarkan ini.

Asuka memang benar-benar gila. Jika saja dia tidak menyetujuinya, kejadian ini pasti tak akan terjadi. Sekarang dia malah ketakuan setengah mati aku keluar dari mobil dengan wajah belepotan spermanya.

"Kau ini ingin kutampar rupanya! Masa aku tidak boleh membersihkan wajahku!" geramku.

"Dasar gadis gila! Aku punya banyak tissue disini!" serunya. Dia melembutkan nada bicaranya saat aku melotot kearahnya, "Ryu-chan.. Kumohon.. semua ini salahku... hukum aku semaumu.. aku tidak akan protes.. asalkan kau jangan muncul dengan wajah seperti ini.." rengeknya bergelayut di lenganku.

Aku begitu puas melihatnya menangis seperti ini, "Baiklah, kalau begitu sekarang jadilah srigalaku" ujarku.

"Hah!" Asuka tak memahaminya.

Kukeluarkan sebuah kalung anjing dari tasku. Di kalung itu tertulis juga nama hewan peliharaanku, 'Kuro'. Saat sedang berbelanja dan lewat toko mainan dewasa aku melihat peralatan ini dan tanpa pikir panjang langsung membelinya. Kalung anjing itu begitu menawan meskipun bukan untuk anjing, terbuat dari kulit sapi yang sangat bagus. Berwana hitam dengan ornament kristal berbentuk duri. Belum lagi rantai yang menjuntai memiliki kilauan yang indah. Aku jadi membayangkan betapa menggodanya Asuka saat memakainya. Dan sekarang hal itu akan terwujud.

VoyeurismWhere stories live. Discover now