Chapter 39

183 10 1
                                    

PRIIIIIIIT!! PRIIIIT!!

Suara peluit yang kutiup berbunyi begitu kencang. Tanganku menahan tangan Asuka yang berusaha mengambil peluit itu dari mulutku. Asuka begitu kuat mengangkat tubuhku dengan satu tangannya. Meskipun aku sudah berontak mengayuhkan kakiku sekuat tenaga di udara semua upaya itu sia-sia. Aku benar-benar tidak bisa lepas.

Hingga akhirnya seorang petugas polisi meyorot kami dengan lampu senter mereka. Asuka tampak begitu terkejut kedatangan petugas dia menurunkanku.

"Tunggu! Jangan salah paham dulu!" serunya.

"Tolong aku! Dia mau memperkosaku!" seruku.

"Jangan tertipu olehnya! Dia ini pacarku!!"

Kami saling berdebat di depan petugas polisi dan akhirnya kami sama-sama di bawa kekantor polisi. Saat dimintai keterangan kami malah melanjutkan pertengkaran kami.

"Kau keterlaluan, Mikase-san! Sudah berbuat nekat sampai membuat nyawa kita berdua nyaris hilang karena kecelakaan lalu lintas, sekarang kau bilang aku mau memperkosamu! Aku itu pacarmu! Mana mungkin pacarmu memperkosamu!" seru Asuka.

"Kau berbuat kasar kepadaku dan memaksaku untuk mengikutimu! Jika kau bersikap mengerikan seperti itu bagaimana aku tidak berpikir kalau selanjutnya kau akan memperkosaku!" seruku.

"Sialan! Kau kira aku sebiadab itu, hah!? Lagi pula pak polisi juga begitu! Kenapa malah memborgolku! Kenapa dia tidak di borgol juga?! Dia nyaris membunuhku! Dia menginjak kakiku saat aku sedang berkendara! Kalau tidak percaya kutunjukan ini! kakiku pasti masih terluka ditusuk sepatu hak tingginya! " Asuka tidak terima.

Petugas polisi tak banyak bicara dan hanya menonton kami terus berdebat. Pada akhirnya kami di minta untuk mengundang wali kami. Shotaro dan Kousuke datang untuk menjemput kami. Dan akhirnya mereka berdualah yang di tanyai oleh polisi.

"Berdasarkan pernyataan Tuan Kondou, dia bilang jika Nona Mikase adalah pacarnya. Apakah itu benar?" tanya pak polisi kepada Shota dan Kousuke.

"Iya benar" jawab mereka berdua.

"Maaf, memang apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kousuke.

"Aku mendapat laporan dari pengguna jalan jika mereka sedang bertengkar di pinggir jalan dan melakukan pelanggaran lalu lintas yang nyaris membahayakan nyawa orang lain" jelas pak polisi itu, "saat di bawa mereka masih bertengkar. Dan Nona Mikase juga melapor jika pacarnya hendak melakukan kekerasan seksual kepadanya.."

"Oh ya? Memang benar?" heran Shota.

"Berdasarkan keterangan yang kami dengar itu hanya dugaan saja. Kami minta kalian mengisi formulir ini agar bisa membawa mereka pulang" ujar pak polisi lalu memberikan berkas kepada Shotaro dan Kousuke.

Baik Shotaro dan Kousuke mereka berdua memandang kami dengan tatapan kecewa. Mereka terpaksa harus mengurus banyak hal malam itu. SIM Asuka juga di tahan karena kejadian ini. dia tampak makin murka kepadaku karena aku tak mendapatkan hukuman apapun. Aku tak bisa melihatnya yang sedang berapi-api sekarang. Kusembunyikan wajahku di balik bahu adikku.

Sekeluarnya dari kantor polisi aku menggandeng Shotaro agar segera pergi dari mereka, "Mikase-san! Kau mau kemana?" Asuka kembali mengejar.

Aku segera berlari. Tetapi langkahku terasa berat. Ternyata Shotaro menarikku, "Apa yang kau lakukan? Jika kau tidak salah apa-apa kau tidak usah lari!" ujar Shota.

"Kalau kau tidak mau ikut lepaskan saja aku!" ujarku menghempas genggaman adikku.

"Onee-chan, kau ini kenapa, sih?!" heran Shota.

Aku mengabaikan adikku yang ingin berdebat denganku dan segera pergi dari sana. Aku terus berjalan kehalte bis terdekat. Dan duduk sendirian disana. Air mataku meleleh. Aku menangis sendirian di sana hingga ada seseorang duduk disisiku.

VoyeurismWhere stories live. Discover now