Sebelum kekantor Asuka membawaku keapotek. Ternyata dia memintaku menjalani wawancara agar bisa membeli pil kontrasepsi. Jadi sebelumnya dia sudah ke apotek ini untuk membelinya sendiri. Tetapi ternyata petugasnya menanyai seputar siklus mentruasi dan lain-lain. Aku baru ingat semalam kami bercinta tanpa menggunakan kondom.
"Setelah melakukannya malam itu tiba-tiba saja aku bermimpi bertemu dengan ayahmu. Aku langsung tidak bisa tidur lagi" curhatnya membuatku tergelak kencang.
"Aduh.. setakut itu kau dengan ayahku! Hahahaha" aku sampai menitikan air mata.
"Aku bukannya takut. Tapi mencemaskannya kalau dia kena serangan jantung gara-gara putrinya hamil di luar nikah" ujar Asuka.
Asuka memberikanku botol minuman dan aku segera meminum pil yang barusan di beli. Asuka mencebikan bibirnya lalu mengusap perutku lagi.
"Aahh, maafkan ayah, bayi kecil. Sebenarnya ayah ingin segera bertemu tapi sekarang bukan waktu yang tepat" ujarnya membuat drama.
"Sudah cukup drama bayinya. Jika kau teruskan aku jadi benar-benar akan menikahimu" ujarku membuatnya terkesiap.
"Woah, kau sudah sangat kebelet nikah rupanya!" dia menggodaku hingga membuatku gemas dan mencubit lengannya.
Asuka melajukan mobilnya kekantorku. Syukurlah aku bisa datang tepat waktu.
"Kalau begitu aku pergi dulu" ujarku pamit.
Asuka menarik lenganku lalu mengecup pipiku, "Ummmmuaahh! Mikase-san.. kau terlihat sangat seksi dengan baju kerjamu" ujarnya lalu bibirnya berpindah mengcup bibirku, "aku jadi bernafsu.. ingat waktu yang kita lewatkan kemarin.." ciumannya makin menjadi-jadi.
Kutahan bibirnya yang akan mendekat dengan telapak tanganku, "Asuka! Lepaskan aku!" seruku mendorong wajahnya. Dia masih bersi keras untuk menciumiku. Aku yakin sudah banyak karyawan yang menonton kami.
"Biarkan aku menciumu lagi.." Dia masih keras kepala.
Ku lepas sepatuku dan mendorong wajahnya dengan sepatuku. Asuka yang mode manja memang menggemaskan tetapi juga merepotkan.
Setelah bersusah payah melepaskan diri akhirnya aku bisa keluar dari mobil. Asuka membuka kaca jendela dan melambai kepadaku. Pipinya menyeplak bagian bawah sepatu hak tinggiku.
"Sampai jumpa, Mikase-saan! Nanti saat pulang aku akan menjemputmu" ujarnya.
"Baik.. sampai jumpa lagi" ujarku melambaikan tangan kepadanya.
Akhirnya aku bisa berjalan santai kekantor dengan tenang. Semua orang yang masuk hari ini tampaknya masih dalam keadaan pengar. Ketika aku ke devisi game semua umur banyak sekali yang belum mandi dan baju mereka sama dengan yang di kenakan kemarin. Pasti mereka habis tidur disini.
"Selamat pagi" sapaku kepada mereka semua.
"Selamat pagi.." jawab beberapa orang.
Aku berjalan kemeja kerjaku lalu mulai menyalakan komputerku. Ku mulai pekerjaanku dan menyiapkan berkas untuk meeting. Saat sedang menyiapkan berkas aku baru sadar kalau ada beberapa berkas penting yang belum kuserahkan keatasanku.
Aku segera mengambil berkas itu lalu keruangan kepala divisi game semua umur. Di sana atasanku tampak begitu letih. Pria itu sudah sangat berumur dan masih bekerja sebagai perencana pembuat game anak-anak.
"Fukuro-san! Aku membawakan file desain karakter yang kau minta" ujarku.
Fukuro-san melirik kearahku dengan mata lelahnya, "Oh, Mikase! Kebetulan! Kemari, duduklah.. ada hal yang hendak kubicarakan kepadamu" ujarnya.
YOU ARE READING
Voyeurism
RomanceDisclaimer!!! Area content 21+ teman-temaan!! Di harap bijak memilih bacaan Mengandung sexual content, feminim dominant dan bdsm ❤️💕 Mikase Ryu adalah seorang wanita kantoran yang masih lajang dan merasa kesepian menjalani hidupnya. Namun dia m...