Hari-hari sibuk akhirnya kembali kujalani. Setiap hari kuhabiskan untuk menyeleksi calon art director baru dan juga pengerjaan game yang akan rilis di salah satu game konsol terkenal. Jadwal rapat sangat padat. Sudah berapa kali aku berpindah-pindah tempat untuk masuk dalam forum rapat kecil. Semua orang di kantor ini bergerak. Mereka mondar-mandir karena memang banyak hal yang sedang mereka siapkan. Setiap orang berkerja di porsi mereka masing-masing. Dan jika kita tidak hati-hati dalam berjalan tabrakan tak di sengaja pasti akan terjadi.
Endou Emi sudah beberapa kali tertarik oleh orang. Gadis itu begitu kikuk dengan situasi yang sangat padat. Banyak sekali kecelakaan yang terjadi padanya karena tabrakan. Tapi lucunya yang terkena tabrakan gadis itu malah bahagia.. yah, karena yang tertabrak tak lain adalah para pria. Mana mungkin mereka menolak momen empuk yang menggemaskan dari gadis polos seperti Endou Emi.
Sebenarnya aku merasa iba dengan Senpaiku yang satu itu. Tapi aku sendiri tak punya waktu untuk menolongnya. Aku juga tak kalah sibuknya. Konsep game telah terbentuk, desain karakter kasar juga telah jadi, kami juga sudah membagi tugas para staf untuk mengerjakan tiap detail game Space Bit: Adventure Galaxy. Dan setelah semua terkumpul kami merapatkan lagi kedalam ruangan Nagata.
Nagata mempelajari dengan seksama hasil kerja kami. Dia menanyakan skenario plot cerita yang belum selesai di buat.
"Kalian hanya membuat game yang telah di buat pendahulu tetapi plot masih belum tersusun hingga selesai! Bagaimana ini?!" Dia mendesak pada kami.
"Senpai, kami sudah berusaha. Kami kembali mengambil data game lawas itu dan coba memainkannya. Tapi hingga saat ini tak ada satupun dari kami yang menamatkan game itu!" Ujarku membela para pekerja yang telah bersusah payah.
"Huh.. ini game lawas, bukan?! Apa file lamanya tidak ada di komputer butut kalian!" Heran Nagata.
"Kami sudah mengganti banyak perangkat baru sejak lima tahun yang lalu. Dan kau sendiri ingin konsep yang lebih fresh. Kenapa harus berpacu pada file lama?" Sergahku, "Kita butuh sutradara dan penulis plot yang bagus. Itu saja!" Seruku.
"Nah, lalu kenapa kalian tidak bergerak untuk menemukan mereka!?" Tanya Nagata.
"Kami sudah membuka lowongan dan belum ada yang mengambil pekerjaan tersebut.." sahut anggota rapat yang lain.
"Memang tidak ada yang bisa menulis cerita di kantor ini!?" Nagata makin ngotot.
"Ada.. tapi jobdesk kami juga terlalu banyak. Kau juga tidak ingin membayar uang lembur kami.. jadi.. apa boleh buat.." ujarku.
Nagata mendengus kesal. Dia menatap kami satu persatu. Dipejamkan matanya rapat-rapat, "Baiklah.. baiklah.. kalian tetap tidak lembur.. biar aku saja yang menulis skenario ceritanya.. tetapi aku juga tidak ingin banyak orang yang lembur dalam proyek ini.." mata Nagata menatap kearahku, "Ryu-Chan.. kau yang akan menjadi sutradara sementara.."
"Hei!" Aku mendelik tidak terima.
"Akan kugaji uang lemburmu, Sayang. Lakukan pekerjaanmu hingga Art Director baru datang untuk menggantikanmu.." ujar Nagata langsung memutuskan tanpa mendengar persetujuanku terlebih dahulu.
Aku hanya bisa kembali kemejaku dalam keadaan dongkol. Semua orang juga tak merasa iri jika aku dapat kesempatan lembur. Mereka hanya menggenggam tangan untuk menyemangatiku yang tampak kesal dengan keputusan atasan.
Baru saja aku bisa merasakan hidup santai antara pekerjaan dan percintaan. Kali ini keseimbangan di hidupku kembali seperti semula.
Aku menghubungi Asuka, memberi tahukan jika aku kembali lembur. Pacarku tampak tak kaget dengan hal itu.
"Aduh... kasihan sekali pacarku ini.." ujarnya sambil tertawa renyah.
"Kau senang apa, berpisah denganku begitu lama karena pekerjaan?" Ujarku.
YOU ARE READING
Voyeurism
RomanceDisclaimer!!! Area content 21+ teman-temaan!! Di harap bijak memilih bacaan Mengandung sexual content, feminim dominant dan bdsm ❤️💕 Mikase Ryu adalah seorang wanita kantoran yang masih lajang dan merasa kesepian menjalani hidupnya. Namun dia m...