Chapter 32

161 6 0
                                    

Sebelum bekerja seperti biasa aku menyiapkan makanan untuk sarapan dan makan siang. Entah apa yang kurasakan pagi ini, lidahku mati rasa. Aku tak merasakan apapun saat mencicipi masakan buatanku, bahkan setelah aku menambahkan banyak bumbu rasa masakan itu tidak keluar. Kepalaku memang masih terasa pening, mungkin hal itu berpengaruh keindra perasaku. Aku segera menyajikan masakan tersebut dan menyantapnya.

Karena kemarin seharian aku belum menghubungi kekasihku, aku mencoba menelponnya pagi ini. Dia tidak menjawab telpon dalam waktu yang lama. Aku merasa hal ini aneh. Biasanya Asuka selalu menjawab telponku meskipun dia masih mengantuk. Kucoba melakukan panggilan lagi dan kali ini teleponpun terangkat.

"Pagi, sayang.." sapaku.

"Halo" suara wanita menjawab panggilan tersebut.

DEG!

Aku memastikan nomor yang kuhubungi, benar ini nomor pacarku. Jantungku berpaju dengan cepat karena rasa khawatir. Kucoba berbicara dengan sosok wanita yang menerima telepon itu.

"Apa benar ini nomor Kondou Asuka?" tanyaku.

"Oh iya benar.. ini memang nomor ponselnya" jawab suara itu

"Di-dimana dia sekarang?" suaraku tertahan karena begitu kencangnya deguban jantungku.

"Dia sedang tertidur di sisiku. Apa mau kubangunkan dia?"

Ponselku langsung meluncur kelantai, lepas dari genggaman tanganku. Tubuhku bergetar dan aku tak bisa menahannya lagi. Air mataku tumpah ruah. Dadaku begitu sakit merasakan kekecewaan.

"Asukaa.. Asukaaa..!" seruku dalam tangisanku.

Betapa teganya dia melakukan hal itu kepadaku? Semua ini cinta yang dia ucapkan hanya kepalsuan... Kenapa dia mengkhianatiku? Apakah rasa cinta yang kuberikan kepadanya itu masih kurang? Itu tidak mungkin!

"Asuka.. Asuka!!" mataku segera terbuka lebar.

Aku melihat sekitar, rupanya aku masih berada di dalam kamarku. Air mataku masih mengaliri pipiku. Keringatku mengucur begitu deras hingga membasahi sprei dan juga bantal. Ya Tuhan.. ternyata barusan hanya mimpi buruk.

Aku menengok keponselku yang ada di meja. Belum waktunya alarmku berbunyi. Aku terbangun sejam lebih awal. Segera aku bangkit dan merapikan tempat tidurku. Lalu membuka selambu dan merasakan udara di awal pagi, disaat matahari baru saja terbit dari ufuk timur.

Kuregangkan tubuhku mengatur napasku yang terasa begitu sesak karena aku menangis dalam tidurku. Kenapa aku bisa bangun dengan mimpi buruk seperti itu? Firasatku jadi tidak enak. Aku kembali mengambil ponselku dan melihat chat yang kukirimkan kemarin malam. Asuka sudah membacanya dan mengirimkan balasan.

Mikase-san aku juga sangat merindukanmuu!

Pekerjaanku hari ini tidak ada habis-habisnya..

Aku Lelah sekali..

Dan aku juga hampir mati merindukanmu..

Maaf membalas pesanmu selarut ini.

Kau pasti sudah tertidur..

Aku mencintaimu, sayang..

Dia membalas chatku di jam 01.00. Astaga! Masih sempat-sempatnya. Aku yakin sekarang dia baru saja tertidur. Aku tak bisa menghubunginya lagi pagi ini karena kasihan. Kubalas saja chatnya ini.

Asuka..

Kau tahu sekarang mungkin aku sudah gila..

VoyeurismWhere stories live. Discover now