Riuh tepuk tangan begitu ramai bergemuruh, seramai rasa panik yang merudungku. Hari ini aku tak sadar dengan perbuatanku. Aku telah menggorok leherku sendiri dengan berprilaku inplusif. Apa yang terjadi padaku besok? Aku telah membanting Bosku?! Lagi pula kenapa aku sebodoh itu? Apa alasan aku bisa berbuat nekat seperti itu?
Apa aku takut dengan istri Bosku?
Atau aku takut Asuka tahu dan membenciku?
Bukan..
Aku takut Asuka marah kepadaku.
Aku takut Asuka berbuat nekat karena mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan ini.
Tapi sayangnya semua kejadian itu hanya imajinasi saja.
Kenyataannya aku terdiam saat seseorang hendak melakukan hal tidak senonoh padaku. Entah kenapa tubuh ini kaku. Yang bisa kulakukan hanya memejam rapat mataku saat Nagata akan mendaratkan bibir menijikannya kepipiku.
Aku tak seluwes dulu yang bisa menghajar siapa saja yang akan menggangguku. Aku tak setangguh saat dulu. Begitu banyak rasa takut yang menyelubungiku. Hingga beberapa saat ketika aku tersadar dari keruwetan jiwa pengecutku, aku tersadar Nagata tak melakukan hal menjijikan itu.
Dia bahkan tak bisa berkutik. Mulutnya di bekap oleh seseorang dari belakangnya. Dan orang yang membekap tak lain adalah Yukari. Tangan Yukari yang ramping sampai bergetar. Begitu kuatnya dia melimpahkan tenaga sehingga wajah Nagata memerah karena sulit bernapas. Dia mengerahkan seluruh tenaganya agar aku terlindungi dari kejadian tidak menyenangkan.
"Emmhhh.. emhhhh!" Nagata bahkan sampai lemas hingga bola matanya terputar keatas. Tangannya begitu lemas menepuk tangan Yukari agar melepaskan bekapan kuatnya.
"Yukari-kun, sudah cukup" ujarku sambil menepuk lengan Yukari.
Yukari pun melepas bekapan itu. Nagata langsung merosot terkulai lemas. Begitupun Yukarinjuga tak kalah lemasnya. Dia sendiri sampai bernapas berat karena telah mengerahkan semua tenaganya.
"Kau.. tidak apa-apa, Senpai?" Tanyanya kepadaku dengan suara parau terpatah-patah.
Anak ini.. meskipun aku tidak pernah yakin dia membenciku atau tidak, tetapi dia selalu menolongku dengan tulus. Aku hanya membalas pertanyaannya dengan senyum simpul. Dan dia sendiri tampak merasa lega. Semua orang juga merasa lega karena tidak ada kejadian mengerikan terjadi.
"Hahahaha.." tiba-tiba saja suara tawa membuat suasana berubah tak menyenangkan.
Nagata kembali berubah. Dia menunjukku dan Yukari sambil tertawa. Dia bak menemukan hal konyol yang menempel di wajah kami.
"Aku sudah menduganya! Aku sudah menduganyaaa!" Seru Nagata, "Sejak awal kedekatan kalian tidak terlihat umum! Pasti ada sesuatu di antara kalian, kan?"
Aku dan Yukari hanya bisa berpandangan tak mengerti. Sementara orang lain mulai menggunjing kami. Karena Yukari menolongku, rumor yang Nagata buat tentang kedekatan kami seakan-akan benar. Orang-orang bisa jadi mulai curiga terhadap hubungan kami.
"Ryu-Chan! Kau itu.. setiap saat berusaha menjadi wanita yang seakan-akan begitu setia pada pasanganmu. Tapi sebenarnya kau tidak seperti itu, kan..? Kau sendiri juga sangat nakal! Nakal! Nakal!" Nagata kembali memanaskan api amarah yang baru saja meredam di dada ini.
"Seharian aku melihat betapa bersemangatnya Yukari-kun berkerja denganmu! Bagaimana dia tidak bersemangat jika bisa melihat dari dekat.." Nagata mulai melakulan gerakan menjijikan dengan menggerakan tangannya melingkar di depan dadanya, matanya yang nista juga mendangku dengan begitu rendah, ".. asetmu yang menggiurkan itu.."
BRAK!
Suara gelas yang terbanting karena dorongan keras dari meja membuat kata-kata yang keluar dari bibir laknat Nagata tak terdengar. Pelakunya tak lain adalah Yukari. Kali ini dia benar-benar marah bukan kepalang. Pria kalem seperti dia bahkan bisa memiliki sorotan mata yang tajam saat sedang di puncak emosi.
YOU ARE READING
Voyeurism
RomanceDisclaimer!!! Area content 21+ teman-temaan!! Di harap bijak memilih bacaan Mengandung sexual content, feminim dominant dan bdsm ❤️💕 Mikase Ryu adalah seorang wanita kantoran yang masih lajang dan merasa kesepian menjalani hidupnya. Namun dia m...