13

2.5K 79 1
                                    

HARI ini adalah hari kepulangan Bella dan Rian dari Bali yang katanya honeymoon. Saat ini mereka sudah menaiki mobil perjalanan pulang.

Bella, sedari tadi diam. Wajahnya terlihat lelah, letih, dan pucat. Dari tadi wanita itu seperti tengah menahan sesuatu.

Rian yang menyadari sesuatu aneh dari Bella melirik ke samping istrinya. "Kamu gak papa 'kan, Bell?" Bella menoleh lalu menggelengkan kepalanya.

Rian merutuki kebodohannya. Harusnya ia tidak bertanya seperti itu. Dirinya itu adalah seorang dokter, sme lihat raut wajah Bella pucat seperti itu harusnya Rian tahu kalau Bella sedang sakit atau mungkin Bella mabuk pesawat.

"Kamu sakit?"

Bella menggeleng.

"Tapi wajah kamu pucat,"

"Aku enggak papa," ujar Bella sedikit sarkas. Pasalnya ia pusing malah terus-terusan di ajak bicara.

Laki-laki yang mengenakan kemeja hitam itu mengangguk sekali lalu menatap lurus ke depan. Sebenarnya Rian sudah menyadari Bella yang aneh saat mereka di bandara tadi. Tapi, saat ia akan bertanya keburu sopir mereka datang memotong ucapan Rian, dan dengan terburu-buru membawakan koper Bella dan Rian membuat mau tak mau kedua pasangan suami istri baru pulang bulan madu itu mengikuti Pak Mur ke mobil.

Mobil hitam itu memasuki pekarangan rumah berlantai dua, dan berhenti tepat di depan pintu yang sudah di sambut oleh Naomi di teras rumah.

Bella langsung turun dari mobil, ketika tangannya hendak menyalami tangan Naomi, mual tiba-tiba menyerang membuat Bella langsung menutup mulutnya, mau menerobos masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya dengan Rian itu tak mungkin. Karena lumayan jauh, keburu muntah di lantai. Lagian dulu baru satu malam tinggal di rumah besar ini, Bella tak mungkin langsung menghapal tata letak setiap ruangan-ruangan di rumah mertuanya itu. Alhasil Bella muntah di samping teras, tempat pot bunga berjajar.

"Loh, Bella kamu kenapa, nak?" Naomi panik langsung menghampiri Bella. Memegangi rambut panjang yang tergerai itu.

Rian yang baru saja turun dari mobil langsung menghampiri Bella, memijit tengkuk wanita itu tanpa rasa jijik.

"Kamu kenapa, Bell?" tanya Rian dengan nada khawatir.

"Bella mengusap bibirnya," berbalik menatap Rian dengan tatapan satu dan wajah pucat nya.

"Enggak tahu, tiba-tiba aku mual," Bella berdiri di bantu Rian yang merangkul pundak wanita yang mengenakan blouse warna biru itu.

Mata Naomi berbinar, senyum bahagia tercetak di bibirnya. "Ah, kamu tokcer sekali, Rian!" puji Naomi.

"Maksudnya?"

"Langsung menghasilkan baby," Naomi tersenyum bahagia, wajahnya tampak cerah berseri-seri. "Bella pasti hamil," dengan gampang Naomi mendedikasi bahwa menantunya itu tengah berbada dua. Padahal menikah belum ada sebulan. Lagian Rian dan Bella belum melakukan 'itu'.

Bella dan Rian saling tatap dengan mata yang melebar. "Hamil?!" seru mereka bersamaan.

"Loh, tapi, Ma kita--" Bella langsung pingsan membuat Rian tak menyelesaikan kalimatnya dan langsung membopong Bella.

"Rian bawa istri kamu ke kamar! Biarkan dia istirahat, dia pasti capek,"

Rian langsung membawa Bella menuju kamarnya. Merebahkan tubuh wanita itu di atas ranjang. Lantas, Rian duduk di sisi ranjang, menatap wajah cantik wanita yang sudah menjadi istrinya itu yang tengah terpejam.

"Masa iya kamu hamil, Bell?"

"Saya kan belum 'anu',"

🥀🥀🥀

FORCED TO MARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang