08

4.3K 89 1
                                    

BELLA berdecak kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BELLA berdecak kesal. Pasalnya tamu undangan begitu banyak. Ia terus mengumpat dalam hati pada orang-orang yang datang menyalaminya. Sudah lebih dari dua jam dia berdiri. Rasanya kaki Bella sudah mulai keram.

Bella tahu kalau tamu-tamu undangan itu paling banyak adalah tamu yang di undang dari pihak keluarga Rian. Bella menduga kalau orang-orang itu adalah teman bisnis Ayah Rian.

"Selamat ya, Bella." Bella senyum terpaksa. Tentu saja. Selain karena menikah terpaksa. Ia juga sudah sangat lelah. Rasanya ingin segera berbaring di kasur yang empuk meregangkan otot-ototnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah menyelami alam mimpi. Oh, rasanya enak sekali hanya dengan membayangkannya saja.

"Ciyeee, Bella udah nikah aja nih," Bella menatap Amber datar. Ia malas meladeni Amber. Perempuan itu hanya akan mengejeknya karena dulu Bella selalu bilang kalau dia tidak ingin menikah. Eh, malah ujung-ujungnya nikah'kan?

Sedangkan Rian menyalami teman-teman Bella dengan tersenyum, tersenyum sangat manis. Sangat berbeda dengan Bella.

Bella memutar bola matanya jengah. Menghela nafasnya. Heran dengan Rian yang sedari tadi tersenyum terus. Apa tidak kaku mukanya?

"Selamat, Bella. Saya kaget pas dapat undangan kamu nikah. Saya kira kamu belum punya calon. Kalau belum kan, saya mau ngajak kamu ke pelaminan." Canda Hilman teman sekantor Bella yang malah di anggap serius oleh Bella. Bella menatap Hilman lembut.

'Elu sih, Pak. Kenapa gak lamar-lamar gue. Kan gue jadi di jodohin sama dokter kupret ini' batin Bella mengeluh. Harusnya dia menikah dengan Hilman saja. Bukan Rian.

Memang umur sudah tua. Tapi pikiran tetap anak muda. Bella itu plin plan, bilangnya suka ini, suka itu, bisa-bisa suka semuanya dan di embat.

"Ekhem," Rian berdehem. Membuat Andi dan tersenyum kikuk lalu berpamitan pergi.

"Yang dulu bilangnya gak mau nikah, tahu-tahu sebar undangan," cibir Amber. Saat Bella akan menjitak kepala Amber, Rian sudah lebih dulu mencekal tangan Bella dengan menggelengkan kepalanya. Memberi isyarat agar Bella tidak menjitak Amber. Bella semakin kesal, ia cemberut. Tak bersemangat sama sekali.

"Jangan cemberut dong nyonya Aldavidson, ini kan hari bahagia," colek Amber pada pipi Bella. Amber sengaja menggoda Bella. Menurutnya itu seru ketika macan itu mengamuk.

Bella menatap Amber garang. "gak usah goda kenapa, sih?" peringat Bella.

"Menikah adalah masalah," Amber menirukan ucapan Bella saat Bella mengatakan kalau menikah adalah masalah dan gaya yang seperti ibu-ibu rempong. "Dan sekarang menikah." Amber terkikik geli membuat Bella mendengus kesal.

Bella menghembuskan napasnya kasar. Amber ini senang sekali menggodanya. "Ini namanya Forced to Marry! Aku nikah karena dijodohin." tegas Bella.

"Selamat ya, jangan lupa bahagia. Jangan galak-galak nyonya Aldavidson," Amber terkikik karena dia berhasil membuat Bella marah. "aku pamit pulang. Anak aku udah ngantuk."

FORCED TO MARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang