16

1.7K 60 0
                                    

ANDI menghela nafasnya, kemudian menatap Bella dengan tersenyum dan sorot mata yang lembut.

"Sebenarnya saya suk---"

"Bella!"

Jantung Bella berdegup kencang. Keringat dingin tiba-tiba muncul, tangannya jadi tremor.

Bella kenal siapa pemilik suara bariton itu. Dengan hati-hati ia menoleh sembari menelan saling susah payah.

Ia tersenyum meringis menampakkan deretan gigi putih nanti rapinya ke arah Rian yang sudah berdiri di samping mejanya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Rian datar. Raut wajahnya sangat tidak bersahabat.

Laki-laki berstatus suami Bella itu melirik ke arah laki-laki yang duduk di depan Bella. Lalu kembali menatap Bella.

Posisi Bella seperti istri yang tengah ketahuan berselingkuh. Padahal niat Bella memang ingin berselingkuh dengan laki-laki yang ia sukai itu.

"Ayo pulang!"

Rian menarik tangan Bella sedikit keras sehingga membuat perempuan itu memekik terkejut dan kontan langsung berdiri dari duduknya.

Melihat hal itu, Andi langsung berdiri dan menatap Rian dengan tatapan tajam.

"Maaf, Anda siapa, ya? Jangan berlaku seperti itu pada perempuan,"

Andi bertanya seperti itu. Sebab saat Bella menikah, ia tidak hadir. Jadi, ia sama sekali tak mengetahui rupa dan wujud suami Bella.

"Saya suaminya!" Rian menekankan kalimatnya membuat Andi tetsentak dan terdiam.

Melihat situasi yang lumayan tegang ini. Bella berinisiatif untuk mengenalkan keduanya.

"An, ini suamiku," Bella mengenalkan Rian pada Andi. "Dan, ini Andi. Teman kantorku." setelah itu ganti mengenalkan Andi pada Rian.

Andi mengangguk. Kemudian mengulurkan tangannya. "Saya Andi."

Rian tak membalas uluran tangan itu. "Tadi sudah di kenalkan istri saya, kan? Ya sudah. Permisi."

Setelah itu, Rian menarik sedikit menyeret tangan Bella agar perempuan itu mau mengikutinya.

"Maaf, ya, An?" ujar Bella sebelum akhirnya berjalan mengikuti langkah lebar dan terkesan tergesa-gesa suaminya itu.

Bella menarik tangannya secara paksa ketika mereka sudah berada di samping mobil Rian.

"Ih, apaan sih tarik-tarik?" kesal Bella menatap sengit Rian. "Gak usah tarik-tarik kan bisa!"

Laki-laki itu menghela nafasnya gusar. "Kok jadi kamu yang marah, sih, Bell?"

"Ya, terus?" ketus Bella.

"Masuk!" Rian membukakan pintu untuk Bella. Walaupun dengan perasaan kesal dan dongkol perempuan tetap masuk ke dalam mobil Rian.

Laki-laki dua puluh tujuh tahun itu berjalan memutar. Duduk di kursi kemudi, lalu menjalankan mobilnya.

Tidak ada pembicaraan yang mereka lakukan saat perjalanan. Keduanya saling diam. Suasana seperti ini begitu canggung.

"Siapa laki-laki tadi?" tanya Rian memecah keheningan. Tatapannya tetap tertuju pada jalanan.

Bella melirik sekilas. "Teman kantor."

"Teman apa teman?"

"Teman kantor," sanggah Bella.

Rian mangut-mangut. Keheningan terjadi lagi beberapa saat pada mereka sebelum akhirnya Rian kembali bersuara.

"Jangan dekat-dekat dengan dia," pesan Rian.

FORCED TO MARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang