Awalnya aku pengen bikin cerita ini menggunakan kata 'aku-kau'. Tapi jadinya malah 'aku-kamu'. Jadi, lebih bagusan mana?
.
.
Kalau 'aku-kau', aku harus mengubah kalimatnya ucapannya menjadi baku hahaha.Baik lah, selamat membaca cerita gak jelas hasil kegabutan ini.
🥀🥀🥀
"ASTAGFIRULLAH hal adzim, apa yang di lihat oleh mata ini sungguh menggoda," gumam Bella lirih.
"Kenapa?" tanya Rian menaikkan sebelah alisnya kalau Bella yang semula menataonya jadi berbalik arah dengan tergesa-gesa.
"Astaga, itu auratnya kelihatan!"
Tiba-tiba saja ada sesuatu yang melingkar di perut Bella. Ia tersentak hingga dirinya susah bergerak lantaran dagu seseorang bertumpu di pundaknya.
Dada Bella begemuruh, perasaan aneh dan menggelitik perutnya. Membuat tengkuk Bella rasanya panas.
"Masak apa, Bell?" suara itu terdengar lirih dan serak memasuki indra pendengar Bella membuat bulu kuduk Bella meremang.
Bella mencoba melepas tangan Rian yang memeluk pinggangnya dari belakang.
"Ih, lepasin! Aku habis mandi nanti bau keringat,"
Rian terkekeh melihat Bella yang sudah kesal. Entah mengapa wanita itu sangat mudah sekali marah-marah padanya.
"Pantas sudah wangi," Rian mengeratkan pelukannya, semakin mendekatkan wajahnya di ceruk-ceruk leher Bella, menghirup aroma wanita itu dalam-dalam.
Hal itu membuat Bella tak nyaman. Terlebih laki-laki itu tak menggunakan kain yang membungkus tubuh bagian atasnya.
Jantung Bella rasanya benar-benar tidak aman. Bisa meledak, apalagi dengan posisi dirinya dan Rian yang menurutnya sangat intens.
"Lepasin! Kamu bau keringat, nanti aku juga ikutan bau keringat,"
"Nanti kalau kamu bau keringat, mandi lagi. Atau mandi bareng saja,"
Bella spontan melotot dan memukul lengan Rian yang masih memeluk erat perutnya itu sehingga membuatnya susah bergerak.
"Gak. Gak, mau! Kamu sana pergi! Mandi sana!" ujar Bella berusaha mengusir Rian agar tidak dekat-dekat dengannya.
Entah mengapa berada di dekat Rian membuat jantung Bella terus berdetak kencang.
"Peluk sebentar saja, Bell," Rian menyandarkan kepalanya di bahu Bella. Menatap wajah istrinya itu dari samping.
"Enggak aku gak mau di peluk karena kamu belum mandi dan bau keringat,"
"Berarti kalau sudah mandi boleh peluk?" bisik Rian membuat telinga Bella rasanya geli.
Bella terdiam membisu. Bukan begitu juga maksud Bella. Ia hanya ingin Rian pergi sekarang juga. Tidak tahu apa sedari tadi jantung Bella terus menabuh genderang.
"G-gak boleh tetepan," Rian menahan senyumnya melihat Bella yang tampak salah tingkah. Laki-laki itu semakin gencar menggoda Bella.
"Iya, saya mandi. Tapi, cium dulu,"
"Dih, apaan, ogah,"
"Ya, sudah kalau enggak mau. Saya gak akan pergi, biarin gini aja sampai nanti," tangan Rian terulur untuk memastikan kompor.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED TO MARRY
Romance[Jangan lupa VOTEnya kawan] Bella--seorang wanita berusia dua puluh lima tahun di mana teman-temannya telah berumah tangga, Bella malah enggan untuk menjalin hubungan yang di namakan pernikahan. Selalu mendapat pertanyaan ; kapan menikah? Kok gak p...