15

1.7K 54 0
                                    

BELLA berdecak kesal. Ia menghentak-hentakkan kakinya lantaran mendapat pesan dari laki-laki yang notabene nya berstatus sebagai suaminya. Bibirnya monyong beberapa senti ke depan dengan raut wajah yang benar-benar kesal.

DARIAN
[Pulang nanti, saya jemput kamu]

Niat hati ingin makan malam dengan seseorang yang di cinta. Jadi gagal karena seseorang yang sama sekali tidak di cintai Bella.

"Bu Bella!" panggil Andi saat melihat Bella baru saja keluar dari ruangannya bersiap pulang.

"Bagaimana, jadi kan makan malamnya? Ayo!"

"Pak," Pak Andi berbalik menatap Bella yang semula ia bersiap untuk berjalan.

"Em, anu, maaf, saya enggak bisa deh kayanya. Lain kali saja, ya?"

Kening Pak Andi mengerut. "Loh, kenapa, Bu?"

"Suami saya sudah jemput saya soalnya," dengan berat hati Bella menolak ajakan Pak Andi.

Pak Andi menepuk keningnya, sedetik kemudian ia terkekeh. "Astaga saya lupa kalau Bu Bella sudah menikah. Haduh, bagaimana bisa saya malah mengajak orang yang sudah punya suami. Maaf, Bu,"

"Enggak papa, kok Pak," di sini malah Bella yang merasa tidak enak.

"Harusnya saya enggak mengajak seorang perempuan yang sudah bersuami untuk makan malam bareng,"

"Eh, sebenarnya juga enggak papa, Pak. Tapi, ini suami saja sudah di depan,"

"Ya, sudah, Bu. Saya pamit pulang duluan, salam buat suami, ya,"

Bella tersenyum. Tersenyum terpaksa lebih tepatnya. "Iya, hati-hati dan maaf, ya, Pak?"

"Santai, saja Bu Bella,"

Sering ponsel tanda pesan masuk di ponsel Bella berbunyi.

Segera perempuan itu membukanya.

DARIAN
[Maaf, saya enggak jadi jemput. Ada urusan mendadak, kamu pulang naik taksi enggak papa kan?]

BELLA
[Enggak papa, sumpah enggak papa]

DARIAN
[ Nanti lansung pulang ]

Bella tak membalas pesan terakhir Rian.

Senyum senang terbit di bibir Bella. Kalau Rian tidak jadi menjemputnya, itu artinya Bella bisa makan malam bersama Pak Andi.

Bella bersorak gembira. Segera ia memasukkan ponselnya ke dalam tak hitam yang ia tenteng. Kemudian berlari mengejar Pak Andi.

"Pak Andi, tunggu!" pekik Bella.

Pak Andi yang semula berjalan menghentikan jalannya dan berbalik ke arah Bella.

"Ada apa?"

Bella tersenyum malu-malu saat sudah berhadapan dengan Pak Andi.

"Em, anu--Pak. Suami saya enggak jadi jemput,"

Pak Andi menaikkan sebelah alisnya. "Lalu?"

FORCED TO MARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang