31

1.3K 39 0
                                    

"MAMA itu jodohin Bella sama laki-laki yang sudah punya anak kaya Rian. Mama tahu enggak, sih sebenarnya latar belakang laki-laki yang Mama jodohin sama Bella?" ungkap Bella kesal. Terlanjur hatinya sakit hati.

"Anak?" sebelah alis Bella terangkat.

"Iya! Rian itu sudah punya anak! Cowok, sudah gedhe lagi, Ma." ketus Bella mengingat ia pernah memergoki Rian di mall dengan anak dan selingkuhannya.

Nessa mangut-mangut, sembari menggaruk-garuk dagunya. "Rian itu anak teman Mama. Setahu Mama Rian single."

"Nyatanya dia selingkuh dan sudah punya anak, Ma,"

"Dari mana kamu tahu dia selingkuh?"

Bella kembali menitihkan air matanya. "Bella pernah mempergoki dia jalan sama selingkuhannya dan anaknya, Ma."

"Ya, terus kenapa kamu menangis. Kamu 'kan juga selingkuh?" cibir Nessa.

Seketika Bella terdiam. Iya, juga kenapa dia menangis. Apalagi mengingat Rian mempunyai anak, itu lebih sakit daripada ia di selingkuhi Andi.

Nessa menatap sinis pada anaknya. "Kenapa? Cemburu? Sakit hati?" sindir Nessa.

Nessa ini tipikal Ibu yang suka sekali menjelek-jelekkan anaknya, menjatuhkan mental anaknya, walaupun sebenarnya di balik semua perilaku Nessa pada Bella adalah ingin membangun mental dan karakter yang baik untuk anaknya.

Selain itu, sifat Nessa yang terlihat santai dan friendly pada Bella bukan hanya ingin di anggap sekedar Ibu melainkan ingin menjadi sosok teman bagi Bella. Terbukti, sedari kecil Bella menceritakan semua hal pada Mamanya. Entah itu hal kecil maupun Besar.

Nessa tidak mau menjadi orang tua yang cuek akan masalah anaknya. Tidak mau jika Bella menjadi pribadi yang tertutup padanya. Menyimpan masalahnya sendirian. Bahkan banyak di luaran sana yang tak dekat pada orang tuanya, menyimpan semuanya sendiri dalam hati. Walaupun kehidupan sebenarnya mereka terlihat baik-baik saja. Namun, siapa sangka jika dalam hati menanggung beban yang begitu besar, tidak tahu akan menceritakan pada siapa lantaran orang tua yang tidak cukup peka pada anak. Kebanyakan hanya tau menuntut ini itu tanpa memberikan contoh.

Seharusnya yang tau lebih tentang seorang anak, karakter anak adalah Ibunya. Tetapi, banyak juga dari mereka yang seolah-olah tahu tentang anaknya padahal yang mereka tahu hanyalah luarannya.

Kembali pada Nessa, Nessa ingin Bella selalu terbuka padanya. Bukan karena Nessa ingin mengikut campuri urusan Bella. Tidak, bukan seperti itu. Hanya ingin anaknya terasa jauh dari dirinya meskipun sebenarnya Bella ada di dekatnya.

Bukan kah jika kita tak mengetahui isi hati seseorang, kita terasa jauh dari orang tersebut?

"Enggak, tahu, Ma. Tapi dada Bella sakit," Bella memukul dadanya sendiri. Hal itu membuat Nessa tersenyum tipis. Ia tahu anaknya itu mencintai Rian, hanya saja Bella terlalu mengikuti ego da hawa nafsunya. Nessa juga tahu jika sebenarnya Bella hanya main-main saja dengan Andi.

Wanita itu bangkit, kemudian mengusap surai hitam legam Bella. "Itu cinta, Bell."

"Mama sok tahu!"

"Iya. Buktinya kamu enggak tahu alasan apa yang membuat hati kamu sakit pas melihat Rian sama perempuan lain. Itu namanya cinta, karena cinta itu enggak butuh alasan," ujar Nessa lembut seraya tersenyum membuat hati Bella sedikit tenang.

"Mama enggak pantes jadi sok puitis begitu," ujar Bella memutar bola mata malas.

"Terserah kamu, Bell,"

"Tapi, dia berhianat!"

"Ini masalah rumah tangga kamu sama Rian. Lebih baik bicarakan baik-baik sama dia. Mama enggak mau ikut campur,"

FORCED TO MARRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang