Chapter 2

609 75 7
                                    


Krist mengikuti langkah pelan Singto. Krist melihat ke arah garasi. Mengernyit heran ada beberapa sepeda motor dan mobil disana.

"Paman, kenapa banyak kendaraan disini?" . Singto menoleh dan tersenyum kearah Krist.

"Jangan memanggilku paman terus Krist. Aku tak setua itu untuk dipanggil Paman" . Krist hanya menggaruk tengkuknya. Entah, tapi dia merasa senyum Singto terlalu tampan. Astaga, Krist ingat dia sudah memiliki istri.

"Tapi Paman, tidak sopan kalau aku tidak memanggil dengan sebutan Paman. Aku masih berumur 22 tahun. Hehe.. ". Kenapa kau jadi salah tingkah Krist.

"Umurku masih 35 tahun Krist. Daripada memanggil dengan sebutan Paman. Lebih baik kau memanggilku dengan sebutan Phi" , ucap Singto sengan megedipkan sebelah matanya.

Krist tertegun, memang saat Singto membuka pagar tadi dia cukup terpesona. Singto cukup tampan dengan tubuh terbentuk di balik kaus yang dipakai. Apa benar umurnya masih 35 tahun? Kenapa seperti kakak tingkat Krist di kampusnya?

Jika Krist tidak ingat pria di depannya sudah beristri. Mungkin Krist akan terlena dibuatnya.

"Euh, baiklah Pam- maksudku Phi. Ini kenapa banyak kendaraan disini" tanya Krist mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tak mau Singto menyadari jika dia sedang salah tingkah.

"Oh, disini ada 6 kamar. 3 kamar sudah terisi. Kau adalah penghuni ke empat nantinya" . Jelas Singto sambil melanjutkan langkahnya.

Krist menatap takjub pada rumah dihadapannya, gaya minimalis namun terkesan mewah. Apalagi didepannya ada taman kecil dan gazebo. Yang ia yakini akan nyaman untuk bersantai nantinya. Tapi apa yang seperti ini bisa dikatakan minimalis?

Saat Singto membuka pintu utama yang terbuat dari full kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Singto membuka pintu utama yang terbuat dari full kaca. Krist tidak bisa untuk tidak takjub. Rumah ini sungguh nyaman dan tenang.

"Silahkan duduk dulu, Krist. Phi akan menjelaskan beberapa hal padamu". Krist menurut dan duduk di sofa yang berseberangan dengan Singto.

Singto menatapnya lekat."Begini Krist, disini ada 6 kamar. 3 diantaranya sudah terisi. Salah satunya adalah mahasiswa seperti dirimu, namanya Gun. Satu lagi adalah pekerja di kantor swasta, namanya Godt. Dan satu lagi seorang fotografer, dia sepupuku namanya Earth. Mereka biasanya pulang nanti di sore hari. Kau bisa berkenalan dengan mereka nanti"

Krist hanya menganggukkan kepalanya untuk merespon penjelasan Singto. "Ah iya Krist, satu lagi. Peraturan disini tidak boleh ada alkohol atau apapun yang berhubungan dengan itu. Batas waktu pulang adalah pukul 11 malam. Ada cctv di depan gerbang tadi. Boleh membawa teman namun tidak sampai menyebabkan keributan. Jika ada sesuatu bisa langsung melaporkan padaku"

Krist yang sebelumnya sedang mengamati interior di ruangan itu langsung menoleh ke arah Singto. "Au, Phi namun terkadang aku ada pekerjaan hingga lewat 12 malam"

Singto mengernyit. "Bukannya kau seorang mahasiswa. Pekerjaan apa yang mengharuskanmu pulang larut begitu?"

Krist tersenyum lalu menjelaskan, "Aku bekerja paruh waktu setiap malam phi. Menjadi musisi di salah satu cafe. Jika tidak ada event memang bisa selesai pukul 10 malam. Namun, jika ada event tertentu bisa sampai jam 1 malam, Phi" .

"Apa orang tuamu mengizinkan jika seperti itu? Apalagi kau seorang mahasiswa" . Krist terdiam, dia jadi mengingat semua perkataan Phi dan Maenya kemarin.

"Maaf, aku tidak ingin membahas itu phi" Singto terdiam mendengar jawaban Krist. Mungkin ada permasalahan dengan itu. Tapi dia tidak ingin ikut campur.

"Baiklah, jika terpaksa kau harus pulang lewat dari pukul 12 malam. Kau bisa bicara padaku. Ini kunci kamarmu. Ada di lantai bawah. Kamar paling ujung di lorong. Sebelah kanan" singto menyerahkan 3 kunci dalam satu bandul.

"Itu ada kunci kamar, kunci garasi dan kunci pagar depan. Setiap penghuni disini dapat satu"

Krist tersenyum lebar. "Terimakasih banyak, Phi . Untuk pembayaran akan ku kirimkan ke rekening Phi kemarin"

"Tidak usah terburu-buru Krist. Sesempatmu saja. Aku juga yakin kau tak akan kabur dariku" ucap Singto dengan senyuman penuh arti

"Kalau begitu aku pulang dulu ya Krist. Semoga kau betah disini" pamit Singto dan menepuk pundak Krist lembut.

Krist tertegun. Entah dia yang terlalu percaya diri. Atau memang sikap Singto yang seperti terlalu baik padanya. Belum dia menjawab Singto. Singto sudah hilang dari pandangan.

Dia memutuskan untuk membawa barang-barangnya ke kamar lalu beristirahat.

Krist membuka pintu kamar itu perlahan. Melihat ke dalam, Krist sangat terkejut. "Shit, ini sangat nyaman!!!!"

Bagaimana tidak. Ada televisi dan kulkas mini didalamnya. Pendingin ruangan. Meja kecil yang bisa Krist gunakan untuk belajar. Satu sofa kecil dan meja. Juga dipan single bed yang Krist yakin bukan barang murah. Karpet bulu dan jendela kaca transparan yang langsung mengarah kebelakang.

"Astaga, halaman belakangnya lebih luas. Dan ada kolam renangnya. Apa paman Singto tidak salah mematok harga!!" Pekik Krist tanpa sadar.

Setelah menikmati kamar barunya. Krist melemparkan tubuhnya ke kasur. Sesaat dia merenung. Dia akan menjalani kehidupan baru. Tanpa dukungan orang tuanya lagi. Dia harus belajar lebih mandiri. Dia akan mencari pekerjaan paruh waktu lagi untuk memenuhi kebutuhannya.

Lagi-lagi airmata menetes jika mengingat perkataan orang rumah. Sedemikian rupa dia direndahkan. Entah, rasa benci kembali menyergap dihatinya.

Dia dengan cepat menghapus air matanya. Dia tidak boleh menangis terus. Dia harus bisa membuktikan bahwa dia bisa melewati ini semua.

Krist bangkit dari rebahannya. Mungkin dengan mandi dapat menyegarkan pikirannya. Toh, dia sudah menitip absen pada First hari ini. Dia ingin libur dan istirahat dahulu.
Nanti setelah mandi baru membereskan barang-barangnya.

Krist membuka pintu kamar mandi. Lagi-lagi dibuat terkejut. "Bahkan kamar mandinya terdapat bathup!??"

Entah berapa kali Krist dibuat terkejut dengan rumah yang dihuninya ini.

TBC.

Double ciiin. Mumpung tiba-tiba ada ide di otak 😂

See ya ❤️

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang