Chapter 33

406 52 10
                                    

Krist dan keluarganya sedang menikmati makan malam. Suasana yang semula canggung bisa berangsur membaik. Krist bisa merasakan kehangatan ini lagi. Dan dia bahagia.

"Krist. Kau makan terlalu sedikit nak. Ayo ambil lagi" , ucap Ibu Krist sambil menyendokkan banyak lauk ke piring Krist. Krist yang melihatnya hanya mampu memekik. "Mae, cukup. Ini makan malam. Mae mau membuatku gendut ya" protes Krist yang ditertawakan oleh King dan ayahnya.

"Makan banyak sekali-sekali tidak akan membuatmu gendut dalam sehari Krist" ucap Tuan Jack menggoda anaknya. "Tapi Pho. Aku sudah berusaha menjaga pola makanku dan berolahraga teratur. Agar bentuk tubuhku tetap bagus"

King hanya memandang adiknya remeh. "Cih, lalu memang selama kau tinggal disana kau rajin berolahraga. Yang kau lakukan hanya bermesraan dengan Paman tua itu. Dan Phi yakin kau sangat dimanjakan olehnya". King yang menyadari ucapannya melebarkan matanya sendiri lalu tertunduk dan lanjut makan.

"Phi !!!" Ucap Krist sambil melotot kearah King. Dia melirik takut pada Ibu dan Ayahnya.

Tuan Jack hanya tersenyum kecil. "Phi sudah tau Krist" . Krist tentu saja terkejut, dia langsung melirik sinis ke arah King. Sedangkan King menggelengkan kepalanya cepat. Oh ayolah, mereka baru saja berbaikan apa harus bertengkar lagi. Dia saja saat itu terkejut saat mengetahui jika ayahnya tau lebih banyak daripada dirinya.

"Nanti kita bicarakan bersama ya. Sekarang kita selesaikan makan malam kita dulu" ucap Ibu Krist lembut. Yang disana hanya menurut dan melanjutkan makan. Hanya keheningan dan suara denting alat makan yang terdengar. King melirik takut pada Krist. Sedangkan Krist melirik takut pada ayahnya.

Setelah selesai makan malam. Mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Sang ibu membuatkan teh hangat dan beberapa camilan agar suasana tidak terlalu canggung.

"Hmhhh Pho. Maafkan Krist jika–"

"Pho tau semuanya Krist. Bahkan sebelum ibu dan Phi-mu menemukan tinggalmu yang baru. Pho sudah menemukanmu terlebih dahulu."

Krist terkejut mendengar pengakuan dari sang Ayah. Jadi selama ini ayahnya tetap mencarinya saat dia keluar dari rumah. "Semua ini memang salah Pho. Pho ingin masa depanmu cerah karena pandangan dari orang lain. Tanpa mau mengerti tentang kebahagiaanmu". Krist hanya menunduk. Sedangkan King dan ibunya hanya diam mendengarkan.

"Semua yang kau lakukan disana. Siapa saja temanmu. Tentang kau yang harus bekerja hingga larut malam. Pho juga tau. Tapi Pho terlalu gengsi untuk mengatakan pada Phi dan ibumu. Pho minta maaf nak" ucap Ayah Krist tulus.

"Seharusnya Pho bisa memahami apa keinginan anak Pho. Dan selagi itu tidak merugikan orang lain seharusnya Pho bisa mendukungnya bukan malah membunuh harapannya. Jika Krist tidak memaafkan Pho untuk semua itu. Pho bisa menerimanya". Krist menggelengkan kepalanya pelan. "Jangan meminta maaf Pho. Disini Krist juga salah karena gegabah dalam mengambil keputusan."

Ibu Krist mengusap lembut kepala anaknya. "Anak Mae sudah besar. Sudah bisa menentukan apa yang baik dan benar. Mungkin dengan kepergianmu kemarin bisa membuka mata Pho dan Mae. Jika uang bukan segalanya nak. Keutuhan keluarga kita yang seharusnya kami dahulukan. Mae minta maaf jika semua perlakuan Mae dan Pho membuat kau merasa dinomorduakan disini. Tapi sesungguhnya kami menyayangi kalian berdua sama besar"

Krist mulai menitikkan air mata. "Pergi dari rumah bukan keputusan yang tepat Mae. Yang ada Krist malah– malah melakukan hal yang tak Seharusnya Krist lakukan. Krist minta maaf Mae . Krist minta maaf Pho. Krist membuat malu" ucapnya sambil terisak.

"Jika yang kau maksud tentang hubunganmu dengan Singto Prachaya. Pho juga sudah mengetahui dari awal Krist". Krist sontak menatap kearah ayahnya.

"Bohong jika awalnya Pho dan Mae tidak kecewa dengan apa yang kamu lakukan. Menjadi kekasih dari orang yang sudah beristri. Apalagi Phi-mu, yang juga dekat dengan istri dari orang tersebut" ucap Tuan Jack yang langsung menatap King. Sedangkan yang ditatap hanya tertunduk. Dia ingat sekali saat tiba-tiba ayahnya menyuruhnya untuk datang malam itu.

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang