Seorang Pria dengan pakaian jas abu-abunya nampak menunggu di salah satu meja sebuah cafe ternama. Pria blasteran Thailand-Malaysia itu melihat jam di pergelangan tangannya.Tiba-tiba seorang pria manis mendatangi pria tersebut. "Maaf Khun Wave. Tadi aku agak kesulitan mendapatkan taksi" . Pria tersebut tersenyum. "Tidak apa Krist. Aku juga sedang tidak ada pekerjaan. Kenapa kau tiba-tiba ingin menemuiku. Bukankah kau bilang ingin mengajukan cuti dulu 3 hari?".
Pria manis yang ternyata Krist itu hanya menunduk dan meremat tangannya. "Sebenarnya ada apa Krist. Kau bisa bercerita jika ada masalah yang menimpamu. Kau tau kan, aku menganggapmu seperti adikku sendiri", ucap pria tersebut dengan lembut.
Pria bernama lengkap Wave Khoo itu adalah bos pemilik cafe tempat Krist bekerja. Dia mengenal Krist sejak 2 tahun yang lalu. Dimana dia bertemu Krist yang sedang bernyanyi dengan para pemusik jalanan di salah satu taman kota. Dia melihat Krist bernyanyi menggunakan gitarnya dan menyadari jika Krist memiliki suara serta daya tarik yang bisa membuat orang ingin selalu memperhatikan dia saat menyanyi.
Itu sebabnya dia tidak ragu untuk menawarkan Krist menjadi penyanyi tetap di cafenya ini. Dan tidak dipungkiri cafenya semakin ramai dikunjungi oleh pelanggan. Yang hanya ingin memesan makanan dan mendengarkan Krist bernyanyi. Apalagi jika ada event atau acara di cafenya.
Secara garis beras Wave tau apa yang terjadi di keluarga Krist. Orang tua yang menentangnya dalam mengembangkan bakatnya pun wave juga tau. Dan Krist pun tak menutup mata jika bosnya ini selalu memperhatikan dia lebih dibandingkan karyawan yang lain. Namun Krist enggan berpikir terlalu jauh.
"Ehmm, aku memutuskan pergi dari rumah Khun. Dan ingin melanjutkan impianku sendiri" . Wave yang mendengarnya terkejut. "Lalu sekarang kau tinggal dimana Krist. Kenapa tidak menghubungi aku terlebih dahulu. Aku bisa membantumu"
Krist yang mendengar itu hanya mereslon dengan senyuman. Tak lama dia melanjutkan, "aku menyewa sebuah kamar di salah satu rumah di daerah Lak-Hok Khun. Berjarak beberapa kilometer dari kampusku"
Belum Wave menjawab, Krist melanjutkan, "maka dari itu aku menemuimu karena aku ingin meminta bantuanmu. Sebenarnya aku tidak enak mengatakan ini padamu. Namun, aku pikir. Sepertinya untuk sekarang hanya Khun Wave yang bisa ku mintai tolong"
"Apa yang bisa ku bantu. Katakan Krist. Kau tak perlu sungkan kepadaku" . "Ehm, apa aku boleh melamar kerja di cafemu ini . Di siang hari saat aku selesai kuliah sampai malam hari saja. Setelahnya aku akan melanjutkan bernyanyi seperti biasa" ucap Krist pelan.
Wave mengusap wajahnya pelan. "Krist, kau tau kan. Cafe ini ramai. Aku bisa saja memberikanmu pekerjaan sebagai waiters disini. Tapi aku takut kau akan kelelahan. Bagaimana bisa kau mengatur waktumu"
Krist hanya tersenyum, "tak apa Khun, aku benar-benar membutuhkan pekerjaan tambahan. Aku hanya memiliki sisa tabunganku yang sudah terpotong untuk biaya sewa kamar. Maaf, tapi gajiku saat bernyanyi saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku nantinya. Apalagi aku sudah mengembalikan semua kredit card yang diberikan oleh Pho. Jika aku membuat lukisan pun belum tentu bisa langsung terjual. Tak apa jika gaji sebagai waiters ku hanya separuh dari gaji waiters lain disini Khun . Aku benar-benar tak masalah" ucap Krist dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tidak, dia tidak ingin membuat Khun Wave kasihan padanya. Hanya saja entah, saat mengatakan itu semua. Hatinya sakit karena mengingat perkataan ayahnya.
Wave yang melihat itu hanya tertegun. Wave tau Krist anak yang keras kepala, namun anak ini selalu berusaha tegar jika mengungkap tentang perilaku orang tuanya padanya.
"Baiklah ku izinkan kau bekerja sebagai waiters disini" jawab Wave akhirnya. Krist langsung menatap wave dengan mata berbinar.
"Tapi dengan syarat kau hanya kuizinkan bekerja di hari Senin hingga Kamis saja. Selebihnya tidak. Dan gajimu akan kubayar sama dengan waiters yang lain" .
KAMU SEDANG MEMBACA
(Singto-Krist) - PILIHAN HATI
Teen Fiction[COMPLETED] Hanya berkisah tentang seorang Mahasiswa yang dikejar-kejar oleh Paman pemilik rumah tempatnya tinggal. Krist Perawat Sangpotirat seorang mahasiswa semester empat yang memutuskan untuk menempati salah satu kamar yang disewakan oleh pemi...