Chapter 22

426 51 3
                                    

"Krist, ada seseorang yang mencarimu di bawah", Godt berteriak seraya mengetuk pintu kamar Krist. Ini sudah satu Minggu sejak mereka berbaikan. Krist sudah mulai membuka hati untuk menjadi teman bagi Godt. Dan akhirnya mereka bisa menjadi teman seperti biasa.

Krist sedang mengerjakan laporan yang diberikan Singto tadi siang saat di kantor. Dia sudah mulai bekerja menjadi sekretaris Singto. Meskipun masih dibantu oleh Off tapi dia sudah paham akan garis besar dari pekerjaannya.

Hubungannya dengan Singto kian membaik. Bahkan ayah Singto maupun Jane sering kali meneleponnya hanya untuk menanyakan kabar. Itu cukup membuatnya senang karena dia sendiri sedang tidak berkomunikasi dengan keluarganya. Namun, beberapa hari terakhir dia berpikir untuk menemui kakaknya. King selalu mengirim pesan setiap saat. Setelah ia pikir kembali King tidak sepenuhnya salah disini. Tak patut juga dia membencinya. Namun Krist masih gamang.

Kuliahnya pun tetap berjalan lancar. Singto tidak main-main tentang ucapannya untuk membiayai kuliahnya. Menolak pun percuma. Yang ada Singto marah padanya. Entah beberapa hari ini kenapa perempuan itu juga tidak mengganggu mereka sama sekali.

"Siapa yang mengetuk pintu. Apa Paman Sing. Tapi kau bilang dia sedang ada pertemuan dengan koleganya bersama Phi Off?"

Ya, dia juga sedang melakukan panggilan video dengan First. Dia sedang merindukan sahabatnya ini, karena First sedang ikut ke Australia selama 3 hari dengan Phi Ja.

"Itu bukan Phi Sing. Siapa yang mencariku Phi Godt, masuk saja" teriaknya nyaring. Godt membuka kamar Krist pelan lalu melongokkan kepalanya. "Ada yang mencarimu. Dia masih ada di depan pagar. Aku tidak berani menyuruhnya masuk karena dia asing menurutku"

Krist mengernyitkan keningnya. "Kenapa tidak kau suruh masuk. Kau ini tidak menghargai tamu"

"Di rumah hanya ada aku dan kau. Nhong Gun sedang pulang ke rumahnya sedangkan Phi Earth tak tau kemana. Orangnya seumuran dengan kekasihmu. Tapi seperti orang blasteran. Rambutnya cepak berwarna ash grey. Dan dia seorang pria" jelas Godt panjang lebar.

Krist hanya membulatkan mulutnya hingga berbentuk huruf O. Dia menoleh kearah kamera dimana masih terpampang wajah First disana. "Itu Khun Wave. Kenapa dia mau menemuiku.?"

"Temui saja dia. Mungkin dia mau membicarakan tentang masalah tempo hari. Sudah dulu ya, aku mau mandi dulu"

"Baiklah, bye First"

"Jadi bagaimana?" Tanya Godt. "Kau itu kenapa tidak masuk saja sih Phi. Kenapa berbicara dengan kepala saja begitu?" Gerutu Krist

"Aku tidak mau kepalaku di pancung Paman Singto jika aku berani masuk. Lagipula siapa itu Krist. Selingkuhanmu ya" tuduh Godt.

"Enak saja. Dia bosku di cafe dulu Phi. Suruh masuk saja. Setelah ini aku turun. Terimakasih ya"

"Oke baiklah" setelah itu Godt bergegas turun ke bawah menemui tamu Krist.

Krist beranjak untuk berganti pakaian. Dia hanya mengenakan celana pendek tadi. Tidak sopan rasanya. Setelah selesai dia bergegas turun ke bawah. Dia melihat Khun Wave duduk di ruang tamu. Ada Godt disana. Godt melihat kedatangan Krist. "Itu Krist sudah turun. Permisi Khun"

Krist menghampiri lalu duduk di seberang tempat Wave. Wave tersenyum canggung pada Krist. Krist meresponnya dengan tersenyum biasa. "Ada apa Khun mencariku?" Tanya Krist pelan.

"Ehm bagaimana kabarmu Krist?"

Krist tersenyum, "aku baik-baik saja"

"Krist sebelumnya aku minta maaf jika kejadian tempo hari membuatmu tersinggung. Aku benar-benar tidak bermaksud untuk–" . Kalimat Wave terpotong oleh kalimat Krist.

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang