Malam ini Singto berencana untuk pergi ke bar tempat dia dijebak dulu. Dia harus mendapatkan rekaman cctv yang di sabotase oleh manager disana. Namun sekarang dia kesulitan untuk meminta izin dari Krist. Entah kenapa beberapa hari ini Krist sangat manja padanya. Bahkan ditinggal sebentar pun dia akan merengek seharian.
Ini bukan seperti Singto yang tak suka dengan sikap Krist. Dia malah gemas dengan sikap manja anak itu beberapa hari ini. Namun, dia hanya heran. Kenapa tiba-tiba Krist berubah. Apalagi jika dia ingin pulang ke rumah. Dia pasti tidak akan membiarkan. Atau malah dia memilih untuk ikut. Untung saja saat ikut, Namtan sedang pergi. Jadi tidak ada yang berani menyakiti Krist.
"Phi sungguh hanya sebentar sayang. Phi bersama Off. Kau juga ingin masalah ini cepat selesai kan" bujuk Singto pelan. Krist hanya melipat tangannya di dada dan cemberut.
Singto berlutut di depan Krist yang terduduk di ranjang. "Weekend ini kita berlibur ke pantai. Bagaimana?"
Krist menoleh pada Singto. "Janji?" Ucapnya sambil menyodorkan jari kelingkingnya. Singto terkekeh, namun tetap menautkan jarinya kepada Krist. " Janji. Kalau begitu Phi boleh pergi kan?" . Krist tersenyum dan mengangguk.
Singto bangkit dan mencium kening Krist. Lalu mengecup bibir Krist singkat. "Phi pergi dulu na. Tak usah menunggu Phi pulang. Langsung tidur saja jika sudah larut"
Krist hanya mengangguk. "Aku ingin bertelepon dengan First dulu." . Singto tersenyum. "Baiklah"
Setelah Singto pergi. Krist bergegas mengambil ponselnya dan menelepon First.
"Kau ini mau pindah apa bagaimana. Kenapa belum pulang juga. Enak sekali kau bolos kuliah terus" . Tidak ada sapaan hangat. Krist langsung memaki First saat panggilan itu terjawab.
"Astaga Krist. Kau ini kenapa cerewet sekali. Iya iya aku besok pagi kembali. Bilang saja kau rindu padaku"
Tok tok tok.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu Krist. "Sebentar First"
Krist bergegas membuka pintu dan menemukan Gun disana. "Au Gun. Ada apa malam-malam begini"
"Hehe. Aku mau curhat denganmu Krist" ucapnya sambil tersenyum jahil.
Krist hanya menggelengkan kepalanya lalu menyuruh Gun masuk. Dia langsung mengganti panggilan suara itu dengan video.
"Haloo. Apa kabar Gun?"
"Au First. Aku baik. Kau ini kemana saja. Kenapa tak kunjung pulang" tanya Gun bersemangat.
"Dia betah disana bersama suaminya Gun. Biarkan saja tak pulang sekalian. Hahahaha" jawab Krist sambil tertawa
"Suami My Ass" First menjawab dengan cemberut. Sedangkan Gun dan Krist hanya tertawa.
"Eh Gun. Kau bilang mau curhat. Ada apa?" Tanya Krist. First hanya ikut mendengarkan. Dia juga ingin tahu.
Gun hanya tersenyum malu. Wajahnya merona hebat. First yang keheranan sontak bertanya, "kenapa wajahmu jadi merona begitu?"
"Phi Off menembakku tadi. Aku harus bagaimana???" Ucap Gun sambil menutup mukanya.
Krist dan First melongo. "Kau tidak sedang bermimpi Gun?" Tanya Krist dengan polosnya. Gun memukul paha Krist keras. "Aku serius Krist". Sedangkan yang menjadi korban hanya mengaduh dan mengelus pahanya yang terasa panas.
"Lalu kenapa kau bingung. Terima saja. Toh kalian saling menyukai kan Gun" jawab First enteng.
Gun menundukkan kepalanya. "Entah kenapa tiba-tiba aku jadi tidak percaya diri. Dan merasa tidak pantas jika bersamanya. Aku hanya seorang mahasiswa biasa. Tak punya kelebihan apapun " ucapnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Singto-Krist) - PILIHAN HATI
Teen Fiction[COMPLETED] Hanya berkisah tentang seorang Mahasiswa yang dikejar-kejar oleh Paman pemilik rumah tempatnya tinggal. Krist Perawat Sangpotirat seorang mahasiswa semester empat yang memutuskan untuk menempati salah satu kamar yang disewakan oleh pemi...