Chapter 40 (2)

636 59 8
                                    

Krist dan keluarganya sedang berada didepan ruang rawat. Krist mondar mandir di depan pintu. Sedangkan Ibunya sudah menangis dipelukan sang Ayah. Disana juga ada First dan Gun. Yang lain sedang membantu Singto mengurus kejadian tadi. Didalam, King sedang ditangani oleh Mix dan rekan-rekannya.

"Krist duduklah" ucap First sambil menepuk pundak Krist pelan. "Jika terjadi sesuatu dengan Phi King. Aku bersumpah tidak akan mengampuni perempuan itu" desisnya tajam. Matanya memerah berkaca. Setelah melihat semuanya tadi ia tidak rela jika King harus hidup dengan wanita itu.

Suara langkah kaki yang banyak mendekat kearah mereka. Itu Singto, Off, Earth dan Ja yang baru datang. "Phi Singto", panggil Krist lalu memeluk Singto dengan erat. Singto hanya mengelus punggu Krist bermaksud memberi ketenangan pada kekasihnya itu.

"Bagaimana kondisi King?"

"Mereka masih melakukan tindakan di dalam. Belum ada yang keluar sejak setengah jam yang lalu Phi. Aku takut"

"Tenanglah. Dia tidak akan kenapa-kenapa" ucap Singto sambil mencium puncak kepala Krist. Dia membawa wanita itu ke kantor polisi dengan tuduhan mencelakai seseorang dan penganiayaan berencana. Dia akan pastikan Namtan dihukum seberat-beratnya atas apa yang dia lakukan. Singto tak peduli jika Namtan sedang hamil sekalipun. Bahkan orang tua Namtan tak hentinya memohon untuk memaafkan Namtan. Mereka berjanji akan membuat Namtan menjauhi keluarganya. Tapi itu tentu saja tak adil. Sudah banyak orang yang tersakiti oleh perbuatannya. Singto juga menyuruh pengacaranya untuk mempercepat proses perceraiannya dengan Namtan. Tidak perlu ada mediasi atau apapun itu. Dia sudah cukup muak. Dia ingin hidup bahagia dengan orang yang dia cintai. Yaitu Krist.

Berita terakhir yang dia dengar, perusahaan milik orang tua Namtan seketika merosot jatuh. Entah siapa yang memulai kejadian tadi banyak yang merekam dan mempostingnya di berbagai platform media sosial. Dan membawa citra buruk pada keluarga Namtan. Membuat para investor dan beberapa kolega memutuskan kerjasama dengan mereka. Termasuk perusahaan Singto.

Suara pintu ruangan terbuka. Krist langsung melepas pelukan Singto dan berjalan kearah Dokter Mix dengan kedua orang tuanya. "Bagaimana keadaan anakku?" Tanya Tuan Jack khawatir.

Mix menghela nafas lega. "Syukurlah kita tidak terlambat membawa Phi King kemari, Tuan. Dia sempat kehilangan banyak darah namun untungnya persediaan di rumah sakit mencukupi. Lukanya juga tidak terlalu dalam jadi tidak sampai mengenai organ vitalnya."

Semua yang disana mulai bernafas lega. "Setelah ini dia akan dipindahkan ke ruang rawat. Dia masih berada dibawah efek bius. Jadi kita hanya tinggal menunggunya untuk sadar"

"Tempatkan dia diruangan VVIP. Aku akan mengurus administrasinya" ucap Tuan Jack sambil memeluk sang Istri.

"Baik Tuan"

"Terimakasih dokter Mix" ucap Krist pelan sambil memegang tangan Mix erat. Mix hanya tersenyum. "Ini sudah menjadi tugasku Krist. Aku permisi dulu semuanya". Mix pergi dari sana. Saat melewati Earth dia tersenyum. Dia harus segera membersihkan diri.

.
.
.

Semuanya telah berkumpul di ruang rawat King. Hanya tersisa orang tuanya, Krist dan Singto disana. Yang lain sudah meninggalkan rumah sakit karena mengetahui kondisi King yang baik-baik saja. "Phi Singto bisa pulang dulu. Kau pasti lah Phi" ucap Krist sambil memegang lengan Singto.

"Kau sebaiknya juga pulang Nak. Lihat bajumu yang terkena darah King" ibunya menunjuk baju Krist yang baru disadarinya ada noda darah kakaknya.

"Kalian bisa pulang dan berganti baju dahulu" Tuan Jack memberikan perintah. "Singto, tolong antar Krist pulang ke rumah ya"

"Baik Pho" . Singto berdiri dan mengajak Krist untuk pulang. "Tapi aku nanti akan kembali kesini untuk menggantikan Mae dan Pho."

Sang Ibu hanya mengangguk. "Kami pulang dulu"

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang