Chapter 14

433 58 6
                                    

Malam harinya mereka bertiga sedang merebahkan badan di satu ranjang. Krist, First dan Gun.

"Kenapa hidupku jadi rumit sekali ya", ujar Krist pelan.

"Kau harus semangat Krist. Jangan seperti itu. Anggap saja ini cobaan yang membuatmu bisa lebih kuat" semangat First.

"Kenapa jadi melow begini. Kau tau Krist masih banyak orang yang menyayangi dan mendukungmu. First dan aku akan selalu ada di belakangmu. Aku memang baru kenal dengan kalian. Tapi aku sudah merasa dekat sekali dengan kalian"

Mereka bertiga langsung berpelukan. Di ranjang. Kenapa kalian lucu sekali 😭

Memang tadi First meminta Ja untuk mengantarkannya ke rumah Krist. Dia ingin menggosip dengan kawan-kawannya omong-omong. Suara mobil memasuki halaman rumah. Gun turun dari ranjang lalu melongok keluar jendela. "Astaga tampan" gumamnya tanpa sadar.

"Kau mengatakan Phi Singto tampan Gun?" Tanya Krist memicingkan mata. Entah kenapa hatinya sedikit terusik.

Gun langsung menoleh, "Hah? Siapa yang mengatakan Paman Singto tampan?"

"Itu tadi kau bergumam seperti itu" ujar Krist pelan.

"Bukan Paman Singto. Tapi yang barusan datang dengannya. Itu lihat" ucap Gun sambil menunjuk kebawah.

Krist dan First yang penasaran langsung ikut melongok dari jendela. "Oh itu Phi Off" . Gun dan First menoleh pada Krist.

"Dia siapa?" Tanya Gun pelan. "Dia sekretaris Phi Singto. Tadi pagi dia menunjukkannya padaku. Kenapa, kau suka padanya ya Gun" tebak Krist sambil menunjuk Gun. Sedangkan yang dituduh hanya terdiam namun pipinya merona hebat.

First tertawa kencang, "sepertinya teman kita ini sedang jatuh cinta pada pandangan pertama Krist. Biarkan saja. Biar dia tidak sendirian terus", First berujar masih dengan tawa.

"Sialan kau. Jangan mengada-ada", kesal Gun lalu ingin menjambak rambut First.

"Tak apa Gun. Dia juga masih single. Tidak sepertiku yang dikejar olah pria beristri" jawab Krist ikut tertawa

.
.
.
"Jadi kamar Krist ada dimana?" Tanya Off saat dia sudah sampai di kamar Singto.

"Untuk apa kau menanyakannya?" Tanya Singto dengan mengerutkan kening dalam.

"Ya aku ingin tau saja. Bisa jadi kau sering menyelinap malam-malam dan melakukan yang tidak-tidak"

"Sialan kau. Aku belum pernah melakukan apapun. Kamarnya ada di seberang kamarku ini" jawab Singto pelan. Dia sedang membuka laptopnya dan mencoba mencari sesuatu.

"Ini lihat ini Off. Dia terlilit banyak hutang karena ibunya yang sedang sakit. Ibunya di rawat di rumah sakit hingga sekarang." Singto menunjukkan sesuatu dari laptopnya.

"Kau dapat info macam ini darimana Sing?" Tanya Off pelan.

"Earth. Earth yang memberitahuku. Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan tetangga sekitar sini. Akhirnya aku mencari tau sendiri dan ternyata benar. Bagaimana menurutmu?"

"Sudah terlihat jelas kan Sing. Kita hanya perlu menyuapnya dengan membayar seluruh pengobatan ibunya juga hutangnya. Kurasa kau tak akan bangkrut karena itu" Off menjawab dengan santai.

"Memang itu yang ada di pikiranku. Tapi bagaimana jika dia menolak dan memilih tetap bungkam?"

"Tahan saja ibunya"

"Kau gila ya. Itu tidak baik" tekan Singto.

"Kau pikir aku akan benar-benar melakukannya. Maksudku ancam dia dengan ibunya. Pasti dia akan menurut"

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang