Chapter 11

433 62 10
                                    

*Siang PERAYA ❤️❤️
Makasih banget buat yang udah vote dan komen . Bikin author nambah semangat tiap mau up ❤️..




"Hari ini dan beberapa hari kedepan tidak perlu datang ke cafe dulu ya Krist" ,ucap Wave di suatu hari.

Krist terkejut mendengarnya, "Kenapa Khun. Apa aku melakukan kesalahan?" Krist tidak bisa untuk tidak panik mendengarnya. Kenapa?

"Tidak Krist. Kau tidak melakukan kesalahan. Ada sesuatu yang terjadi. Tapi tenang saja. Kau akan kuhubungi kembali jika kau boleh masuk."

Krist mengernyit, "Lalu kenapa aku tidak boleh kesana Khun. Ada apa?"

Wave menghela nafas pelan, "Nanti pasti akan kuceritakan padamu, untuk gajimu akan tetap ku bayar seperti kau sedang bekerja selama beberapa hari kedepan. Kau tidak perlu khawatir Krist. Aku tau kau sangat membutuhkannya"

Krist agak tersinggung dengan ucapan Wave, "Kenapa harus seperti itu. Iya memang aku butuh uang tapi aku tidak mau mendapatkannya karena belas kasihanmu, Khun. Jika memang aku sudah dipecat. Baiklah tak apa. Terimakasih selama ini sudah membantuku"

Wave gelagapan, "Krist, bukan seperti itu maksudku-"

Klik,

Krist mematikan panggilan itu sepihak. Baru satu Minggu dia bekerja dan sekarang seperti ini. Dia sungguh pusing. Tabungannya mulai menipis. Gajinya bekerja selama seminggu nanti apa cukup untuk beberapa Minggu kedepan. Dia harus memikirkan pekerjaan lain. Kemarin dia sudah mulai kembali melukis dan memposting nya di akun jual beli seperti biasa. Semoga bisa segera terjual untuk tambahan pemasukannya sampai mendapat pekerjaan baru.

Lagipula ada apa sebenarnya, kenapa tiba-tiba. Seingatnya kemarin tak terjadi apa-apa. Krist memijat keningnya pelan. Belum lagi tingkah orang tua mesum itu. Siapa lagi jika bukan Singto. Selama seminggu dia berada satu rumah dengannya. Sudah dua malam pula Singto selalu mengetuk kamarnya. Hanya untuk mengobrol katanya.

Sungguh Krist lama-lama menjadi sedikit takut. Apalagi dia sudah memiliki istri. Namun semakin kesini perilakunya semakin memperlihatkan jika dia memang sangat menyukai Krist.

Dia ingat perkataannya tadi malam,

"Jika aku sudah menyukai seseorang. Aku tidak akan mengucapkan omong kosong. Jadi aku akan benar-benar mengejarnya dan harus mendapatkannya"

Krist heran,"tapi bukan aku Phi. Kenapa harus aku. Aku tak mau dibilang merebut suami orang. Lagipula aku tak suka pada Phi. Jadi jangan berharap lebih"

Singto tersenyum, "Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau tak perlu khawatir. Bukan kau yang merebutku. Tapi memang aku yang ingin memilikimu. Sekarang beristirahatlah. Aku akan kembali ke kamarku"

Cupp

Krist sontak melotot. Singto mencium pipinya. Ulangi, SINGTO MENCIUM PIPINYA !

Belum Krist menyadari dan ingin menyumpah serapahi Singto. Singto sudah berlari keluar kamar.

Krist malu jika mengingat kejadian semalam. Bohong jika dia tidak luluh dengan semua perlakuan Singto. Perhatian-perhatian kecilnya. Dia bahkan sampai tidak enak dengan Phi Earth. Phi Earth selalu memergokinya saat Singto mulai menggodanya. Meskipun Phi Earth hanya tersenyum menanggapinya.

Jangan tanya reaksi First dan Gun. Dua makhluk minimalis itu malah mendukungnya. Sialan memang.

Belum juga selesai. Entah dari kapan Phi King bisa mengetahui keberadaannya sekarang. Dia dan Maenya pernah datang dua kali. Namun jelas ditolak oleh Krist. Namun mereka juga tidak menyerah. Mereka sering mengirimkan barang ini itu pada Krist. Tapi selalu Krist kembalikan.

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang