Chapter 18 🔞

755 59 2
                                    

DIMOHON BIJAK MEMBACA CHAPTER INI. INI CHAPTER NYREMPET 🔞

.
.
.

Krist mengernyit karena cahaya matahari yang masuk melalu celah jendela kamarnya. Perlahan dia membuka matanya. Seingatnya semalam Singto memeluknya hingga ia tertidur. Kemana dia sekarang. Krist mendengar suara gemericik di kamar mandi. Ah Singto sedang mandi.

Krist menerawang ke kejadian semalam. Dia memang kecewa pada Godt. Tapi ini bukan sepenuhnya salah Godt. Dia hanya membantu kakaknya untuk mengetahui keadaan dirinya. Mungkin karena dia jarang bisa ditemui oleh keluarganya. Tapi kenapa mereka tega melakukan ini semua padanya.

Krist tak ingin ada air mata lagi. Sekarang dia memiliki Singto. Dia tak peduli, dia akan menyimpan Singto untuk dirinya sendiri. Mungkin hati Krist sudah berubah. Dia harus jadi lebih kuat. Untuk melawan semua orang yang ingin menghancurkannya.

Tak lama pintu kamar mandi terbuka. "Kau sudah bangun sayang?" Tanya Singto dengan mengusak rambutnya yang masih basah.

Krist yang terduduk di kasur hanya memalingkan wajahnya yang merona. "Phi apa tidak bisa pakai baju dulu !"
Bagaimana tidak Singto hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Dada bidang dengan perut berototnya terpampang jelas didepan Krist. Belum sisa air mandi yang mengalir melewatinya. Uhh, pemandangan indah di pagi hari.

Singto tertawa melihat tingkah Krist. Lalu berjalan mendekat. "Apa kekasihku ini malu. Kau tidak mau mengakui jika kekasihmu ini tampan sayang"

Krist memicing,"Ishh phi percaya diri sekali. Masih tampan aku dibanding Phi. Aku masih muda sedangkan Phi sudah tua" ledek Krist.

Singto yang diledek pun merasa tersinggung. "Apa kau bilang. Aku tua. Oke lihat saja ya" ucap Singto sambil menggelitik pinggang dan perut Krist. "Phi hentikan! Hahahaha. Hentikan Phi! Sudah! Geli Phi! Hahahaha."

Singto masih melancarkan aksinya. "Harus diberi pelajaran memang anak nakal ini. Rasakan hmm" ucapnya sambil tertawa.

Karena pergerakan mereka diatas ranjang. Tanpa sengaja handuk yang dipakai Singto terlepas. "Shiaaa Phi!",pekik Krist sambil menutup matanya dengan dua tangan. "Pakai lagi Phi !" . Pipi Krist merona hebat. Dia sempat melihat sekilas tadi. Astaga memalukan.

Singto tersenyum nakal. "Tidak ingin melihatnya?" Tanyanya setengah berbisik. "Lepaskan tanganmu Krist" ucapnya sambil mencoba melepas tangan Krist. Entah apa yang dipikirkan Singto.

"Phi Singto jangan macam-macam ya. Ini masih pagi Phi. Phi menyingkirkan dari atasku" ucap Krist lirih. Dia memandang mata Singto, benar-benar tidak berani menurunkan pandangannya kebawah. Singto menggerakkan kepalanya semakin maju memperhatikan bibir Krist intens. Sedangkan Krist nafasnya mulai memberat. Singto menempelkan bibirnya ke bibir Krist. Krist memejamkan matanya erat saat Singto mulai melumat bibir bawahnya. Krist mendorong pelan dada Singto. "Uh Phi, aku belum sikat gigi"

Singto terkekeh pelan, "rasanya tetap manis". Singto mulai mencumbu Krist lagi. Bahkan lebih menuntut dari yang tadi. Lidahnya bertemu dengan lidah Krist. Mulai mengabsen deretan gigi dan rongga mulut Krist. "Eunghh" lenguhan Krist membuat barang miliknya semakin mengeras.

Tangan Krist mengalung ke leher Singto. Sedangkan tangan Singto tidak bisa diam. Mulai masuk ke dalam baju yang dipakai oleh Krist. Ciumannya turun ke leher Krist, dia menjilat dan menggigit kecil leher Krist. Membuat tanda disana. "Ahh Phihh" . Krist merasakan tubuhnya memanas. Dia bukan anak yang polos yang tidak mengerti akan hal dewasa seperti ini. Apalagi adik kecil miliknya ikut mengeras. Singto menarik baju yang dipakai Krist keatas hingga terlepas. Singto merebahkan tubuh Krist ke ranjang dan menindihnya.

Ciumannya turun ke dada Krist. Menemukan dua tonjolan kecil disana. Singto dengan sengaja menyenggolnya dengan ujung jari. Seperti tersengat, tubuh Krist menggelinjang. Kepalanya mendongak. "Ahh.. ehmmh" desahnya tertahan.

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang