Chapter 13

446 56 12
                                    

*Yeayyyyyy Double up hari ini ❤️❤️❤️


...

King baru saja memasuki rumahnya. Disana sudah ada Ayah dan Ibunya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Sudahlah King. Tidak perlu kau terus menerus meghampiri adikmu itu. Waktumu akan terbuang percuma", ayahnya langsung menyambut dengan kalimat. Ibunya hanya melihat ayahnya sekilas.

"Pho, aku hanya ingin adikku kembali ke rumah. Aku juga tak mau dibenci oleh adikku sendiri. Aku menyayanginya" ujar King penuh penekanan.

"Tapi buktinya adikmu itu tak tau terimakasih. Dia malah tetap membencimu kan. Lalu untuk apa kau masih berbaik hati padanya" ucap ayahnya lantang.

"Jack !" Sentak ibunya pada ayahnya

"Apa Pho tidak sadar juga. Kit seperti ini karena Pho sudah menghinanya. Kit membenciku juga karena Pho selalu membandingkannya denganku. Pho selalu mengagungkan aku di depannya. Padahal aku tidak pernah yang namanya merasa lebih unggul dari Kit. Aku ingin bisa melindungi adikku. Menjaganya. Tapi percaya padaku saja dia tidak. Aku cemburu melihat dia lebih percaya dengan orang lain daripada diriku sendiri. Sekarang aku berpikir, apa jika dulu aku memiliki pilihanku sendiri. Aku juga akan terusir seperti Kit?" Ucap King dengan nada keras.

Sontak kedua orang tuanya terkejut. King tak pernah membentak mereka. King selalu menuruti semua permintaan mereka dan berkata lembut.

"Kenapa kau jadi berani seperti adikmu King. Kami tidak mengusirnya. Dia sendiri yang ingin pergi dari rumah ini !"

"Secara tidak langsung kalian yang membuat Kit terusir. Karena sikap dan sifat kalian yang keras. Dan hanya mementingkan pamor kalian didepan rekan bisnis kalian. Dan aku tau Phi. Kau berencana membuat Kit kehilangan beasiswanya kan. Tega sekali Pho melakukan itu. Apa Pho ingin Kit semakin menjauh dari kita. Atau aku harus pergi juga dari sini. Aku punya perusahaanku sendiri meskipun itu kecil. Mungkin aku masih bisa hidup lebih baik, tapi Kit tidak. Adikku bahkan harus mencari pekerjaannya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Aku kecewa padamu Pho" ucap King dengan berlinang air mata.

Dia berlari kembali keluar rumah. Masih dengan menangis. Dia lelah tentu saja. Cintanya yang tak terbalas. Adiknya yang semakin membencinya. King memang menuruti semua keinginan orang tuanya selama ini. Bohong jika dia tidak memiliki keputusan sendiri. Namun dia tidak seberani Kit dalam memilih.

.
.
.

"Phi, kenapa kau baru pulang sekarang. Kau anggap apa aku ini?" Cecar Namtan saat melihat Singto masuk kedalam rumah.

"Kau tidak menganggapku ada akupun sudah menerimanya. Tapi bukan berarti kau bisa meninggalkanku sendirian di rumah ini dan tak pernah pulang. Bukan begini caranya Phi" Isak Namtan sambil memegang tangan Singto.

Singto menatap Namtan tajam, "Kau, sudah kuperingatkan untuk tidak mengganggu kesayanganku kan. Tapi berani sekali kau melanggarnya" tunjuk Singto pada wajah Namtan.

"Oh, bocah itu mengadu padamu. Berani sekali dia menjadikanmu tamengnya. Dia pikir dia siapa. Kau itu suamiku !" Sentak Namtan.

Singto tertawa dibuatnya, "Bukankah memang selalu begitu sepasang kekasih ?" . Namtan terdiam, "dia akan berkeluh kesah padaku begitupun sebaliknya"

Namtan memicing, "Jadi benar kau sudah bermain gila dengannya. Kau lihat saja aku tidak akan tinggal diam. Kau pikir aku tidak tau jika selama ini kau tinggal di rumah sewamu. Untuk tinggal bersama selingkuhanmu itu kan?" Namtan menatap Singto dengan marah. "Aku akan menghancurkan bocah itu" ucapnya lantang lalu ingin pergi meninggalkan Singto.

Singto tersenyum meremehkan, "Kau tidak ingin tau alasanku yang lain. Kenapa aku harus tinggal disana?" Pertanyaan pelan Singto membuat Namtan menghentikan langkahnya. Dan berbalik menghadap Singto.

(Singto-Krist) - PILIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang