Sinar matahari senja menerpa wajah Krist yang masih memejamkan matanya. Hey, apa tidak ada yang menyadari jika paras Krist selain tampan namun bisa dikatakan manis dan cantik.Kulit putih mulus tanpa cela. Tahi lalat kecil di bawah mata kirinya juga menambah kesan rupawan pada wajahnya.
Tidurnya mulai terusik. "Eungh, jam berapa sekarang?" . Dengan mata setengah terbuka. Dia meraba ponselnya di sebelah nakas. Banyak sekali Missed Call . Dari Mae-nya dari Phi-nya dan juga dari .. First?
Ada apa First meneleponnya hingga beberapa kali? Dia melihat jam di ponselnya. Astaga, pantas saja. Dia tidur seperti orang mati. Bagaimana bisa dia tidur sampai pukul 5 sore. Padahal seingatnya dia selesai mandi tadi masih pukul 10 pagi. Pasti First khawatir karena dia tidak memberi kabar setelah sampai.
Akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan saja,
"First, maaf baru menghubungimu. Setelah sampai disini aku langsung mandi dan tidur. Sekarang aku baru bangun. Hehe.."
"Akan kuceritakan sesuatu tentang semua yang disini. Kuhubungi nanti ya"
Bahkan Krist sama sekali tak menggubris pesan yang dikirim oleh Mae dan Phi-nya. Entahlah, dia benar-benar ingin menjauh dari sana.
Krist mendengar suara orang mengobrol dibawah. "Apa penghuni kamar lain sudah pulang?" Monolognya.
Dia memutuskan untuk turun kebawah. Mungkin bisa mencoba untuk bertegur sapa dan berkenalan. Dia keluar dari kamar dan melongok ke bawah. Ada pria mungil yang sedang sibuk di dapur rumah dan ada pria tinggi berkulit tan yang sedang mengutak-atik kamera di meja makan.
Dengan hati-hati Krist menuruni tangga. Dan mengucap salam, "Selamat sore", ucapnya dengan senyum mengembang.
Pria yang sedang berkutat dengan alat dapur menoleh duluan. "Oh, selamat sore. Kau penghuni baru itu ya", tanya pria tersebut ramah.
Krist tersenyum, "Iya, salam kenal namaku Krist". "Namaku Gun, Krist. Salam kenal juga na. Astaga, kenapa senyummu manis sekali." Ucap Gun sambil terkekeh kecil.
"Apa kau tak sadar diri jika kau juga bisa dikatakan cantik,Gun" sahut pria yang tadi sedang sibuk dengan kameranya. "Halo Krist, namaku Earth"
Gun hanya mengerutkan bibirnya. "Kau ini selalu menggodaku,Phi". Krist tertawa, "ah iya salam kenal juga Phi Earth. Tapi kau benar, dia bisa dikatakan cantik"
Earth dan Krist tertawa. Sepertinya mereka bisa cepat akrab. "Euh bukannya ada satu penghuni lagi ya?" Tanya Krist penasaran.
"Iya itu Phi Godt. Jika jam 5 sore begini dia belum pulang. Pasti akan pulang malam". Gun melanjutkan, "Kupikir kau belum datang hari ini. Karena masih sepi. Kemarin Paman Singto hanya bilang jika ada penghuni kamar yang baru" .
Krist menggaruk kecil kepalanya. "Aku ketiduran tadi. Bahkan sampai jam 5 sore. Aku agak kelelahan. Aku tadi sudah bertemu langsung dengan Phi Singto . Dia yang memberikan kuncinya padaku tadi"
Earth dan Gun tertegun. "Phi?" Earth bertanya dengan nada sedikit terkejut. Gun hanya melirik earth saja.
"Iya Phi Singto. Kenapa Phi Earth kaget begitu?" Tanya Krist bingung.
"Tidak. Hanya saja aku terkejut. Disini yang memanggil dia Phi hanya aku. Itupun karena dia sepupuku. Mungkin mau sudah tau tentang itu. Bahkan Gun dan Godt pernah keceplosan memanggil dia Phi. Namun dimarahi, katanya tidak sopan" earth menjelaskan dengan tenang.
Krist terdiam. "Tapi kemarin dia bilang padaku untuk jangan memanggilnya Paman. Karena terlalu tua untuknya". Sesaat terdiam, "Bahkan, saat aku menolaknya dia memaksaku untuk tetap memanggilnya Phi. Au, aku jadi tidak enak"
Gun yang mendengar semakin tertegun. Sepertinya ada yang tidak beres. Tapi dia mengenyahkan pikiran itu.
"Sudahlah jangan dipikirkan. Itu hal yang tidak penting" seru Gun untuk mengalihkan suasana yang canggung.
"Krist ku dengar kau seorang mahasiswa juga. Kau kuliah dimana?" . "Aku di Rangsit. Jurusan Seni dan 1Musik. Mahasiswa Semester empat, Gun"
Gun seketika melotot "Sungguh Krist????" . Krist bingung,"kenapa memangnya?"
"Astaga, kau tau kita satu kampus. Bahkan di tingkat yang sama. Bagaimana bisa kita tidak pernah bertemu" . "Aku ada di jurusan perfilman dan televisi. Ya ampun, akhirnya aku ada teman sesama kampus" Gun heboh sendiri
"Oh ya. Kita bisa berangkat bersama jika ada kelas pagi, Gun" ucap Krist bersemangat.
Gun hanya menganggukkan kepala penuh semangat. "Bagaimana kalau aku masakkan sesuatu untuk menyambut kedatanganmu hari ini. Benarkan Phi Earth?"
Earth yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya hanya tersenyum dan mengangguk.
"Eh tidak usah, Gun. Aku tidak mau merepotkan. Lain kali saja kita bisa memasak bersama. Lagipula aku setelah ini mau pergi" tolak Krist secara halus, dia tidak ingin merepotkan teman barunya ini.
"Ah begitu. Baiklah, aku mau ke kamarku dulu ya. Badanku serasa lengket karena keringat. Aku ingin mandi. Aku duluan ya Phi Earth, Krist" Gun segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai bawah.
"Apa kau tidak apa di kamar atas sendirian Krist?" Earth tiba-tiba bertanya mengagetkan Krist.
"Sendirian Phi?" . "Iya, disini ada 6 kamar. Empat dibawah dan dua diatas. Seharusnya Phi Singto bisa memberikan kamar kosong yang tinggal satu dibawah" . Lagi-lagi earth berpikir sesuatu.
"Ah tidak apa Phi. Lagipula kamar atas juga nyaman sekali. Aku yakin tidak ada hantu kan disini" jawab Krist dengan bercanda.
"Aku keatas dulu ya Phi. Aku ingin mandi juga." Ucap Krist lalu melenggang pergi naik ke atas.
Meninggalkan Earth yang tenggelam dalam pikirannya. Apa yang terjadi dengan kakak sepupunya itu. Kenapa bersikap berbeda pada Krist. Jangan sampai Singto bertindak yang aneh-aneh.
TBC.
"Sama Phi Earth. Aku juga nggak tau apa mau dari bapak Singto" ,author said.
Hayoloh kira-kira bapak Singto ini kenapa guys . 😂
See ya ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
(Singto-Krist) - PILIHAN HATI
Teen Fiction[COMPLETED] Hanya berkisah tentang seorang Mahasiswa yang dikejar-kejar oleh Paman pemilik rumah tempatnya tinggal. Krist Perawat Sangpotirat seorang mahasiswa semester empat yang memutuskan untuk menempati salah satu kamar yang disewakan oleh pemi...