Kemarin malam adalah malam yang sangat asing bagi mereka berdua. Gak ada obrolan random, gak ada teriak teriakan kesal yang menggema seperti biasanya. Hanya sunyi. Walau masih ada di kamar yang sama.
Hingga saat ini Yuqi gak bisa lupain itu semua. Dengan tatapan kosong cewek itu berdiri di wastafel, pandangannya mengarah ke pantulan dirinya cermin. Pagi tadi suaminya itu pergi tanpa berkata banyak, dan sejak itu perasaan Yuqi semakin berantakan.
Mendengar suara pintu kamar dibuka disusul langkah kaki seseorang Yuqi sontak menatap keluar, "Lucas.."
Dengan setengah berlari Yuqi pergi dan seketika mengukir senyum kecil saat mendapati suaminya mengambil beberapa berkas di nakas. Yuqi langsung mengambil langkah menjegat Lucas yang mau pergi lagi.
"Maaf. Jangan marah lagi, please.."
Ada hening sejenak karena Lucas hanya menatap wajah sayu istrinya, "Minggir."
"Gue sadar gue salah, gue gak jujur sama lo, gue bohong sama lo. Tapi apa lo pikir gue enak ngelakuin itu, itu juga nyakitin gue, Cas."
"Jadi lo suka ngelakuin hal yang nyakitin diri lo sendiri." Lucas ingin berlalu saat Yuqi dengan cepat menahan tangannya.
Yuqi menatap Lucas, tidak peduli air matanya yang kembali membasahi pipinya, "Kalo iya kenapa, gue lebih sakit buat ngeliat lo sedih gara gara kesialan gue. Gue yang bisa aja ngancurin harapan lo! Gue emang gak berguna! Selalu buat orang orang kecewa, dan sekarang lo."
"Gue benci diri gue sendiri..gue benci.." Yuqi semakin sesenggukan, "Ma-maafin gue, tolong ma-afin gue.."
Detik itu juga Lucas menyentak kasar tangan Yuqi yang memegangnya. Sungguh, Lucas benci melihat Yuqi seperti ini. Dia selalu tidak suka melihat istrinya itu menangis. Tapi Lucas juga tidak bisa bohong kalau ucapan Yuqi tadi menyulut emosinya. Tidak habis pikir dengan pemikiran Yuqi saat ini. Dia memilih pergi melewatinya tanpa sepatah katapun lagi.
Yuqi menghapus air matanya dan berbalik, "Emang gak seharusnya gue paksa lo buat maafin gue. Gue sadar, selain gue yang udah berani bohong lo pasti juga marah karena tau sekarang gue cacat kan haha."
Tepat saat di ambang pintu Lucas berhenti, kedua tangannya terkepal--tidak peduli berkasnya yang bisa rusak. Dia kembali menatap Yuqi, dia juga tidak tau kenapa bisa bersikap begini. Dengan gak mengajak Yuqi bicara dia ingin istrinya itu bisa sadar kesalahannya dan mereka kembali normal.
Tapi yang terjadi malah lebih buruk.
"Lo kenapa sih, Ki? Lo sendiri sadar gak, dengan lo ngomong gitu lo kaya ngeklaim gue cowok paling pengecut di dunia ini yang bisa ngelakuin itu."
"TAPI NYATANYA GUE YANG PENGECUT!"
Lucas sedikit terkejut begitu Yuqi meninggikan suaranya.
Masih dari tempatnya Yuqi menatap Lucas dengan wajah memerah karena tangis, "GUE BAHKAN LEBIH BURUK DARI ITU HIKS!"
"Lo pikir dengan begini semuanya bisa berubah?! Enggak kan!" Lucas menggeleng pelan, benar benar tidak habis pikir, "Yang dimulai sama kebohongan gak akan berakhir baik, lo liat. Kalo lo emang ngerasa salah pikirin kesalahan lo! Jangan mancing emosi gue dengan omongan gak jelas dari mulut lo!"
Kemudian Lucas benar benar pergi dalam situasi yang kalut, meninggalkan Yuqi di dalam kamar itu sendirian dengan isak tangis yang semakin mejadi jadi. Entah Lucas atau Yuqi, tidak sekalipun mereka kira hari ini akan terjadi. Ini yang paling buruk dalam sejarah perdebatan mereka.
----
Dalam sunyi ini yang terdengar cuma detak jam dinding dan suara hujan yang bergesekan dengan benda benda diluar. Dan di bawah tepat di samping tempat tidur Yuqi bersimpuh disana memeluk kedua lututnya. Mata sembabnya kembali melirik jam di dinding untuk yang kesekian kalinya.
Sudah hampir jam dua belas malam dan setelah kejadian itu Lucas belum kembali lagi. Wajahnya menatap nanar dengan rasa khawatir yang sangat ketara, "Lo dimana."
Yuqi menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya, "I miss the old us.."
-------------
Gak tau nge-feel atau enggak tapi chapt ini cukup menguras esmosi aku yang memang yupi ini.
Semoga cepet baikan 'cause gak tega juga dua sejoli ini berantem
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Story ✔
ChickLitTentang pasangan suami istri yang sama sama akhlakless tapi bikin iri. --our sweet story