Melenceng

99 12 2
                                    

"Kalian duduk aja, biar gue yang pesen."

"Yaiyalah lo! Yakali gue." setelah berseru begitu santai, Yuqi menarik kursi untuk duduk lalu mendongak ngeliatin Yeo yang ngeliatin dia datar, "Buset itu muka gepeng amat, lagi kesel ya? Sama siapa?"

Yeri nepuk nepuk pundak Yeo terus ikut duduk di samping Yuqi, "Namanya juga bumil, ntar aja lo berantemin pas dah lahiran."

Kemudian Yeo cuma bisa ngusap dada sabar begitu Yuqi senyum lebar ke dia sambil ngangkat dua jari, "Mau makan apa lo, nyebelin banget kalo lagi laper."

"Apa aja asal lo traktirin."

"Gak masalah sih, tapi seriusan?" Tanya Yeo, agak ragu.

Anggukan kecil Yuqi yang mengulum bibirnya jadi jawaban.

Sambil melepas jaketnya Yeri menatap Yuqi, "Pesenin aja Yeo, ni anak kan titisan babi. Apa aja dimakan."

"Lambe," Yuqi ngelirik Yeri malas, mengusap pelan perutnya, "Merusak pendengaran anak gue aja lo."

"Ya yang titisan babi emaknya," Yeri nunduk di depan perut besar Yuqi dan mengusapnya pelan, "Anaknya ya pangeran."

"Kaya papanya." Ucap Yuqi dengan senyum di akhir kalimat.

Merasa tidak di hiraukan setelah suka rela menawarkan diri buat mesenin makanan, Yeo ngeliatin kedua temannya dengan tatapan jengah, "Hallo! Plis ini gue bukan patung pancoran yang bisa lo kacangin sesuka hati, mau makan gak?"

Yuqi ketawa doang, "Iya iya! Santai elah!"

"Ya gue cuma nanya!"

"Iya ini gue jawab!" Jawab Yeri gak kalah ngegas, "Gue ayam geprek sama thai tea aja."

"Ayam geprek!" seru Yuqi antusias.

"Gak ada," Yeo ngeliatin temannya itu sambil berkacak pinggang, "Yang ada kita di marahin laki lo ntar, males banget. Nasi goreng sama air putih aja."

Yuqi langsung masang muka gak nyangka, "Apaan anying! Mending gue makan di rumah kalo gitu. Gak, gak mau."

"Makanya, lo gak boleh makan yang pedes pedes dulu."

"Tapi gue mauuuu!" Rengek Yuqi, beberapa pengunjung restoran bahkan sampai melihat ke arah mereka.

Yeri yang sadar hal itu udah nahan diri buat gak ngedorong kepala temennya itu, untung dia inget Yuqi lagi hamil besar, "Gue tau lo gatau malu, tapi gue yang malu anjrit. Ini tempat umum!"

Detik setelahnya Yeri noleh ke Yeo yang ngeliatin dia menggebu gebu, "Lucas mana, panggilin panggilin, ini bininya biar di jinakin lagi."

Mendengar nama suaminya di bawa bawa Yuqi menggeram kesal, berdecak gak habis pikir sebelum akhirnya mengalah dengan wajah yang sama sekali gak rela, "Yaudah! Oke! Air putih sama roti tawar aja! Puas lo?!"

.
.

Langit jingga berpendar terang, terlihat indah di mata siapapun yang melihatnya. Wajah Yuqi yang baru saja keluar dari restoran langsung terkena silaunya cahaya matahari sore yang hangat, membuat mata sipitnya semakin menyipit. Sepasang mata itu menatap kedua temannya bergantian.

"Gue gak bisa ikut lagi ya, capek. Pengen pulang."

Yeri mendengus malas, "Ini juga mau balik ki, astaga. Jia pasti udah rewel banget nih."

"Guys."

Keduanya menoleh ke Hyewon yang menghampiri mereka dari belakang.

Cewek bercardigan pink itu terlihat memasukkan kembali ponselnya ke tas selempang hitam yang ia kenakan sebelum menatap Yeri dan Yuqi bergantian, "Gue balik duluan ya, Lie nangis mulu, kangen gue kayanya. Bisa depresot bapaknya kalo dibiarin rewel mulu, ya."

Yuqi ngangguk, nepuk sekilas pundak Hyewon, "Yaudah sana, hati hati."

Hyewon senyum tipis lalu melenggang kesana dengan sedikit terburu buru.

Selepas kepergian Hyewon, tinggallah mereka berdua. Kedua mulai berjalan menuju parkiran dengan Yeri yang geleng geleng kepala.

"Ngapain lo geleng geleng?"

Yeri nunjuk ke arah Hyewon pergi tadi, "Lie kayanya kemusuhan banget sama si Aheng. Tapi gak heran sih, bapaknya setan begitu."

Yuqi ketawa doang, "Anak lo katanya juga rewel, kemusuhan dong sama bapaknya?"

"Iya, kemaren di kerjain Mark sampe nangis. Sampe sekarang masih ngambek."

"Lah, trus bukannya Jihan lagi sama Mark?" Yuqi bingung.

Sampai di tempat mobilnya terparkir, Yeri ngangguk sambil ngeluarin kunci mobilnya, "Iya, tapi di rumah opa nya."

Yuqi terkekeh, "Lucu banget sih."

"

Btw ini laki lo mana, katanya mau balik. Apa sama gue aja?"

"Nggak lah! Kalo gitu gue ke Lucas dulu."

"Emang dia dimana?"

"Gak jauh kok dari sini."

Yeri mengangguk, baru akan membuka pintu mobil saat sesuatu tiba tiba melintas di pikirannya. Bikin dia ngeliatin Yuqi lagi pake senyum iseng, "Bentar deh."

Dan Yuqi yang langkahnya di buat menatap tertahan.

"Selama hamil ini apa aja yang makin lo suka?"

"Yang gue suka?" beo Yuqi. Yang di jawab anggukan antusias Yeri.

Yuqi tampak berpikir, ngerutin kening dengan pandangan ke segala arah, "Selama hamil apa ya? Ciuman?"

"..h-hah?"

Ntah kenapa Yeri di buat tercengang. Niatnya bertanya tadi untuk tau kado apa yang sesuai dia kasi ke temennya itu, mengingat Yuqi yang bentar lagi ulang tahun. Tapi jawabannya malah melenceng..

Di sisi lain, sadar dengan ucapannya, Yuqi langsung megang mulutnya. Ngeliatin Yeri dengan mata melotot, "EH!!!"





--------
Awalnya mau bikin yang romantic komedi, tapi jadinya malah begini
Bukan capable sih, tapi lebih ke udah habis ide
Jadi beberapa part lagi book ini bakal tamat yeorobun 🙆✨
So sorry juga kalo makin kesini alurnya kerasa flat:(

Our Sweet Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang