Jangan takut

161 23 1
                                    

Lucas cuma bisa ketawa doang. Antara lucu sama gemes sendiri sama istrinya ini yang kayanya gak mau ngelepas pandangan sedetikpun darinya. Tapi Lucas seneng seneng aja, insiden kemarin sungguh mengguncang mental mereka. Jadi dia gak akan masalah ketempelan Yuqi sepanjang hari.

Sambil ganti saluran tv Lucas ngeliatin Yuqi yang masih betah gelendotan di lengannya, "Btw, gue udah berapa hari ya gak ke kantor?"

"Mana gue tau, lo yang kerja."

"Dih, ditanya baik baik sewot amat." Lucas nonton tv lagi, "Gapapa deh, kayanya udah ada yang handle."

"Iya, pokonya gue mau sama lo seharian penuh." ujar Yuqi sambil memainkan tangan suaminya.

Lucas nyenderin kepalanya di kepala Yuqi, "Wish list gue tiap hari, tapi selagi belum ada hujan duit gue harus tetep kerja buat ngehidupin lo yang matre ini."

"Ya intinya gitu. Lo tetep kerja dan tetep nemenin gue seharian."

"Lo pikir gue amoeba." protes Lucas terus milih rebahan dengan nidurin kepalanya di paha Yuqi.

Yuqi senyum aja sambil ngusap lembut rambut suaminya yang tidur meluk dia, "Gak usah, satu Lucas udah cukup buat gue."

"Sorry merusak suasana, tapi gue mau nanya."

"Apa?"

"Lo belom boker ya?"

"Hah?"

Lucas mendongak, "Iya, ini perut lo buncit banget kayanya."

Yuqi nunduk terus ngangkat bajunya sebatas perut buat ngeliat perutnya, "..iya, perut gue besar banget."

Ngeliat wajah suram istrinya bikin Lucas ketawa pelan, tangannya terulur buat ngusap perut sang istri yang masih terbuka, "Gitu amat muka lo, ntar deh gue temenin nge-gym sampe mampus."

"Oh ya--"

"--dan sebelum itu," Lucas bangkit dan ngeliatin Yuqi, "Soal tes kesehatan lo, cepet siap siap. Kita ke rumah sakit sekarang."

"..."

Yuqi ngeliatin Lucas dengan sorot mata khawatir terus megang lengan suaminya itu, "Gue takut."

Lucas ketawa doang, tangannya bergerak buat nepuk pelan kepala Yuqi, "Ada Lucas, jangan takut."

***

"Apa dok?"

Gak beda jauh sama suaminya, raut wajah Yuqi juga gak bisa bohong kalau dia juga kaget sama ucapan dokter Lia, "D-dokter gak lagi becanda sama saya kan? Trus waktu itu--"

Dokter Lia yang sedari tadi hanya tersenyum kini tertawa ramah, "Saya minta maaf. Waktu itu saya sudah bilang belum bisa memastikan karena alat kami yang baru belum datang, makanya saya minta kamu datang besok kan. Tapi kenapa kamu tidak datang?"

Pasangan suami istri itu saling melirik sebelum akhirnya Yuqi milih menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya.

"Kami ada masalah pribadi waktu itu," Lucas akhirnya menjawab, "Terus tentang kondisinya, gimana dok?"

"Keduanya sehat, tapi sepertinya kamu sedang banyak pikiran," dokter Lia menunjuk Yuqi, "Benar gak?"

Yuqi mengangguk cepat. Membuat dokter Lia tersenyum tipis lalu menatap Lucas serius, "Hal ini biasa terjadi pada ibu hamil, dan karena ini adalah yang pertama, kamu harus menjaga ibu dan bayinya tetap merasa nyaman dan bahagia."

Lucas mengangguk paham. Terus dia menatap istrinya yang mukanya lugu banget, "Jadi ini teknisnya kita berantem gara gara lo hamil?"

***

Sedari keluar dari rumah sakit Lucas gak bisa berhenti senyum. Bahkan di sela sela dia nyetir sekarang, dia ngelirik istrinya yang megang sebelah tangannya. Cuma senyum itu yang bisa dia liatin buat mengekspresikan betapa bahagianya dia akan jadi orang tua.

"Seneng?"

Yuqi ngeliatin Lucas yang barusan nanya terus senyum, "Lo sendiri?"

"Kalo gak bakal di stop polisi gue pasti udah teriak teriak kesenengan sekarang. Iya babe, gue seneng benget."

"Kalo lo seneng gue juga seneng."

"Oii, kata katanya."

Yuqi ketawa doang ngeliatin Lucas, "Belajar dari ahlinya!"

"Mulai sekarang gue bakal selalu bikin lo ketawa, gue gak mau lo sedih sedih lagi."

Yuqi ngerapiin rambut suaminya dan senyum lembut, "Gue juga gak mau lo sedih lagi. Lakuin yang sederhana aja, gue ngeliat muka lo lagi tidur aja kadang udah ketawa kok."

"Ahahaha! Selucu itu gue ternyata."

"Iya, papanya baby Luqi emang lucu," ucap Yuqi mengelus pelan perutnya, dia bener bener bahagia banget sampe gak sadar air matanya jatuh, "Dan kamu udah bikin mama sama papa bahagia banget, mama janji bakal ngerawat kamu yang di perut mama baik baik."

Lucas senyum dan ngusap pelan kepala Yuqi, "Papa juga. Soalnya bikinnya kan gak sen--"

"--cas," Yuqi ngeliatin Lucas sambil ngehapus jejak air matanya, "Gue mau cepet sampe rumah, pengen peluk lo."

"Oh ya, kenapa gak tadi aja peluk di parkiran sebelum masuk mobil?"

"Gue lagi gak sinting kaya biasanya, malu."

Lucas ketawa doang, "Oke deh," dia tiba tiba berhenti di sebuah supermarket, "Mau beli sesuatu dulu gak, atau lo pengen sesuatu?"

Yuqi menggeleng, "Gak ada."

Mendengar jawaban istrinya itu Lucas jadi diem benar, mikir, "Tapi gue mau beli buah, gapapa ya bentar?"

"Yaudah," Yuqi melepas seatbelt nya, "Mau buah apa?"

"Melon."

Jawaban yang bikin Yuqi yang tadinya mau buka pintu buat keluar langsung diem, langsung mutar kepala dan nahan Lucas yang juga mau keluar, "Tapi lo kan gak suka melon?"

"..."







----------
Akhirnya baby Luqi debuttt

Our Sweet Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang