Lebih dari biasanya

156 19 1
                                    

Minta vommentnya ya manteman, mood banget soalnya hehe✌🏻
Have a nice day~
------------



Yuqi yang sibuk masak noleh ke samping begitu denger suara kulkas yang dibuka, dan siapa lagi kalo bukan suaminya.

"Widih ada rujak gak bilang bilang, gue kan pengen." Lucas nutup pintu kulkas dan bawa piring berisi buah dan sambal itu ke meja makan.

"Yeri yang bikin tadi siang."

"Ini jambu biji yang dihalaman belakang bukan?" tanya Lucas lalu menyuapkan potongan jambu itu kemulutnya.

Yuqi ngangguk sambil ngeletakin udang yang tadi dia goreng diantara lauk yang lain, "Makan nasi dulu, udah siap nih."

"Jadi keadaannya gimana?"

Yuqi yang baru duduk spontan ngeliatin suaminya itu, "Maksudnya?"

"Ya temen lo yang dirumah sakit, keadaannya gimana. Besok jenguk lagi aja sama gue."

Di keadaan itu Yuqi udah ngerasain badannya panas dingin. Jujur sebenarnya dia gak bisa bohong lagi sama Lucas, tapi Yuqi masih takut buat bilang ke suaminya tentang yang sebenarnya.

Yuqi itu menelan salvianya susah payah, berusaha menetralkan detak jantungnya, "Katanya...malam ini dia bisa pulang, jadi gak perlu."

"Ki," panggil Lucas pelan, dia mengarahkan seluruh fokusnya ke sang istri di hadapannya. Kali ini wajahnya serius, dan itu makin bikin Yuqi gabisa berpikir jernih, "Lo kenapa, kok muka lo tegang gitu. Lo gak lagi nyembunyiin sesuatu kan?"

"E-enggaklah! Cuma khawatir aja sama dia," Yuqi menepikan anak rambutnya terus ngambil piring, "Udah, yuk makan. Gue laper banget nih, lo taroh dulu rujaknyaaaa."

"Serius?"

Yuqi menghela napasnya lalu menatap Lucas yang masih ngeliatin dia khawatir, "Iyaaa sayaaang, udah ah, gue mau makan."

Bahkan setelah meletakkan sepiring nasi di depan cowok itu, Lucas masih diam ngeliatin dia. Bikin Yuqi geram sendiri, "Ck, kenapa lagi sih?"

Lucas ngedipin matanya sembari narik senyum lebar, "Lo..lo barusan manggil gue sayang?"

"Iya," Yuqi senyum sendiri, "Seneng?"

"BANGET!!"

🐣

Muncul sebuah kerutan di dahi Lucas saat apa yang tengah dia cari di laci gak ketemu. Dia buka laci bawahnya dan dia ubek ubek lagi, berhasil bikin Yuqi yang udah tidur di sebelahnya jengkel karena getaran di kasurnya karena Lucas duduk di sisi yang lain, "Nyari apasih?"

"Charger. Ck! Ki, charger lo mana, punya gue ilang kayanya."

"Ck, di tas tuh. Awas aja lo hilangin juga." setelah nunjukin Lucas tas selempangnya yang dia gantung di dinding, Yuqi mejamin lagi matanya dengan sisa perasaan kesal.

Lucas langsung beranjak dan ngambil tas istrinya itu gak sabaran. Keadaan darurat soalnya. Dia tadinya lagi mabar game sama Hendery-Dejun tapi ngeliat baterai ponselnya yang tinggal 3% tentu aja Lucas bergerak cepat. Demi kenyamanan dia sendiri.

Chargernya ketemu, tapi apa yang juga dia temuin di tas itu bikin Lucas ngerutin alisnya. Tadinya mau gak peduli, tapi saat ngeliat nama Yuqi di amplop rumah sakit itu benar benar bikin dia kaget.

Lucas ngeletakin ponselnya di nakas--ngebiarin gamenya jalan sendiri, lebih ngefokusin surat yang lagi dia ambil di tengah amplop. Sempat ngelirik sekilas istrinya yang entah sudah terlelap lalu membaca surat itu dalam diam.

Dan yang sebenarnya Yuqi hampir saja menuju alam mimpi saat dia ingat sesuatu. Sesuatu yang langsung ngebuat dia ngebuka mata lagi dan noleh ke arah suaminya. Yuqi sontak nyibak selimutnya dan jalan ke arah Lucas, yang dia takutin udah terjadi..

"Cas lo ngapain sih, ini--" Yuqi membeku saat ingin merebut kertas itu tapi Lucas lebih dulu menjauhkannya.

"Sampe sejauh ini?"

Yuqi ngangkat kepala menatap suaminya dengan tatapan takut dan khawatir jadi satu.

Lucas nyipitin matanya natap Yuqi lalu ngangkat surat tadi, "Dan lo bahkan gak bilang apa apa sama gue?"

"Lo udah baca semuanya?"

"Iya, gue baca semua. Kenapa lo gak bilang?"

Saat itu Yuqi menundukkan kepala dengan mata terpejam, "Maaf."

"Tentang lo yang sebenarnya pergi kesana buat tes kesehatan, iya?" Lucas kembali membaca surat itu, "Dan ini--"

Akhirnya sesak di dadanya yang sedari tadi Yuqi tahan pecah menjadi isak tangis, dia meluk perutnya dan menatap Lucas dengan perasaan bersalah, "Maaf, gue bener bener minta maaf. Yang gue takutin bener terjadi! Ada masalah sama rahim gue, Cas!"

Lucas diam, dia cuma ngeliatin Yuqi yang semakin menangis keras.

"G-gue..gue takut," Yuqi ngusap kasar air matanya dengan pandangan kesegala arah, "Gue gak berani bilang sama lo, gue takut ngeliat reaksi lo kalo--"

Lucas memegang kedua pundak istrinya agar mendekat, kali ini Lucas terlihat lebih serius dari biasanya. Dia merendahkan suaranya, "Lo gak pernah bilang ke gue kalo lo segelisah ini. Lo takut gue marah? Emang lo tau itu yang bakal terjadi?"

Enggan menjawab, Yuqi cuma diam menatap mata Lucas dengan binar yang masih berkaca kaca.

"Apapun alesannya, gue suami lo, gue berhak tau tentang lo. Lo diem kaya gini gak akan ngilangin masalah. Oh, atau lo gak percaya sama gue? Lo pikir setelah tau gue bakal uring uringan gajelas dan mikirin diri gue sendiri, gitu?"

Yuqi menggeleng cepat, "Bukan, itu sama sekali gak--"

"-iya!" sorot mata cowok itu semakin tajam bersamaan dengan gemuruh dalam dadanya, "Lo bahkan sampe bisa bohong sama gue, iya kan?"

Our Sweet Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang