"CAS! LUCAAAAAAASS!!!"
Yang di panggil baru aja mau nyicipin masakannya sebelum dia nyahut sama lantangnya, "WA DI DAPUR!"
Dan gak lama suara hentakan kaki terdengar dan sosok Yuqi berdiri di sana ngeliatin suaminya kesal, "Lo ngapain sih?"
"Masak, nih."
Yuqi refleks ngerutin kening dan jalan ke arah Lucas; buat ngeliat masakan suaminya itu, "Sop? Kita kan baru makan beberapa menit yang lalu, lo laper lagi?"
Lucas ngegaruk belakang kepalanya, "Bukan laper juga sih, pengen nyium aroma sop aja."
"Serah deh," Yuqi ngambil alih sendok sayur di tangan Lucas, "Tapi kenapa gak nyuruh gue aja, kaya bisa masak aja."
Lucas mendorong pelan kepala Yuqi, "Ngeremehin gue lu. Lagian gue emang pengen bikinan sendiri, awas awas."
"Gue tau lo emang ajaib, tapi kelakuan lu belakangan ini makin random tau gak."
"Random gimana?"
Yuqi milih duduk di pantry; ngebiarin Lucas yang kukuh pengen masak sendiri, "Yang udah gabisa ditoleransi."
"Pfftt!" Lucas noleh sambil nahan tawa, "Emang gue ngapain hah. Mata lo picek kali, gue diem aja keliatannya pasti gak pernah bener di elo."
"Lah emang gak bener! Dari lo yang gak suka melon tiba tiba makan melon, minta jus strawberry terus tengah malem, habis itu lo sering bilang ngerasa mual. Lo gapapa kan?"
Lucas nyenderin badannya di kulkas, mikir, "Yang gue mual lo denger sendiri kan dokter bilang apa?"
Yuqi diem bentar, "Iya kali, lo emang kecapean. Tapi setiap lo gitu bikin gue khawatir, lo harus banyak istirahat pokonya."
"Aduh gue jadi terharu," Lucas nepuk nepuk pelan puncak kepala Yuqi, "Harusnya gue yang bilang gitu, lo banyak banyak istirahat, jangan sampe kecapean. Gue baik baik aja."
"..."
Lucas ketawa doang ngeliat Yuqi yang natap dia tanpa berkedip, "Heh, kenapa lo?"
"OMONGAN LO BIKIN GUE TERHARU NJEER!! PENGEN NANGIS HUHUHU!!!"
Lagi lagi Lucas cuma ketawa pelan begitu Yuqi meluk dia, Lucas balas meluk istrinya gemas. Sempet nunduk ngeliat Yuqi yang beneran nangis, "Gemes banget sih lo, tau gini gue hamilin aja dari dulu."
------
Sekotak tisu disodorkan ke hadapan Yuqi yang membuat cewek itu menggeleng pelan.
"Masih mau nangis?"
"..nggak."
Lucas ngangguk doang terus ngeletakin tisu tadi di meja, "Jangan nangis lagi, ntar kecambah ikutan sedih."
"Baby kecambah!" koreksi Yuqi sambil ngelap ingusnya.
"Iya iya baby kecambah," Lucas berdiri dan jalan ke arah panci berisi sop nya yang masih di kompor, "..terserah mamaknya kecambah ajalah."
"Ngomong apa lo barusan?"
"Ini! Lo mau makan lagi gak, sop gue udah jadi."
Yuqi ngeliatin Lucas, "Enak gak?"
"Yaudah gausah."
"Ahahahaha! Iya gue mauu!"
Lucas ngeletakin panci berukuran sedang penuh sayur dan kuah itu di meja makan dan ngeliatin Yuqi kesal, "Lo emang sengaja bikin gue cepet tua ya?"
"Skip," Yuqi nunjuk panci tadi, "Ini gak lo salinin dulu ke mangkok?"
"Tinggal makan apa susahnya sih!"
"GALAK! GUE CUMA NANYA YA, NYANTAI DONG!"
"Sstt!!" Lucas ngeletakin telunjuknya di bibir Yuqi, "Baby kecambah bisa kaget kalo lo high note begini, lo gak kasian?"
Yuqi diem bentar ngeliatin suaminya, "Lo sendiri, kasian gak sama gue?"
Lucas senyum tipis, "Lo juga. Papa kasian sama kalian berdua ntar capek kalo marah marah mulu."
Yuqi ikutan senyum tipis, "Kalo kasian, YA DIEM DONG JANGAN NGESELIN JADI BAPAK!"
"AHAHAHA IYA IYA INI DIEM!"
Ngeliat suaminya yang malah nahan tawa bikin Yuqi mendengus, dia milih nuangin sop sayur itu ke nasinya lalu di makan, "Emang paling bener gue makan nasi dari pada makan hati ngeliat kelakuan lo."
"Ya sori, khilaf."
"Khilaf apaan setiap hari?! Sinting."
Lucas ketawa doang, "Kali ini serius gue mau nanya, lo gak kepengen apa apa gitu? Setiap gue tanya lo pasti bilang gak ada."
"Ada," Yuqi menelan makanannya, "Gue pengen sama lo mulu."
Lucas mutar bola matanya, dia nyenderin punggungnya di sandaran kursi, "Emang lo gak ngidam ya, gue kan pengen liat lo ngidam.."
Kali ini Yuqi ngerutin alisnya dengan wajah bingung, "Emang hamil dua bulan udah bisa ngidam?"
"Ya mana gue tau! Gue gak pernah hamil???"
Yuqi ngehela napas capek, "Biasanya orang ngidam tuh identik sama mual mual, tapi sampe detik ini gue gak ngerasin tuh."
Lucas meringis, "Gak enak banget, untung lo enggak ya."
"Enggak apaan, nanti pasti ngalamin, tapi bentar deh," Yuqi ngeliatin Lucas, yang di balasan tatapan penasaran suaminya itu.
"Paan?"
"Gejalanya sama persis sama yang lo alamin belakangan ini, jangan jangan lo lagi yang ngidam," Yuqi ngeluarin senyum manis, "Lucas kan sayang Yuqi."
"Emang, tapi cowok bisa ngidam?" tanya Lucas sambil nyuap sendok penuh sayur itu ke mulutnya.
"Lu 24 tahun hidup kemana aja, ya bisalah! Nih ya, menurut wikipedi--"
Omongan Yuqi kepotong begitu yang diajak bicara lari cepet ninggalin dia.
Dengan gak santai Lucas ngebuka pintu kamar mandi dan jalan cepat ke wastafel. Disusul kedatangan Yuqi gak lama setelahnya, dia gak mikir dua kali buat jalan dan megang tengkuk suaminya.
Hoek!
"Duh, cas, kita ke dokter lagi ya?" rasa khawatir sangat ketara di wajah Yuqi.
Setelah mendingan Lucas berbalik dan menggeleng lemah, dia nyenderin badannya di dinding dengan mata terpejam, "Mual banget.."
"Terserah apa kata lo, kita ke dokter abis ini. Gue gamau liat lo terus--"
"--kayanya beneran gue yang ngidam," Lucas ngeliatin Yuqi dengan wajah pucatnya, "Gue pengen telur buatan Mark."
---
Aku kepikiran buat namatin book ini pas Lucas udah nongol lagi ke layar kaca, jangan bosen ya wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Story ✔
ChickLitTentang pasangan suami istri yang sama sama akhlakless tapi bikin iri. --our sweet story