Rindu berat

161 20 0
                                    

Pagi ini Yuqi dibuat kaget waktu bangun bangun dari tidur ada di tempat tidur. Gak hanya itu, tangannya langsung megang kening saat ngerasa ada benda nempel menuhin keningnya. Dan dia gak perlu mikir dua kali buat ngelepas benda itu.

Refleks ngehela napas lega karena ternyata itu plester penurun demam, "Gue pikir apaan." gumamnya.

Tapi Yuqi sedetik kemudian Yuqi kembali masang wajah bingung, "Perasaan semalem gue gak tidur disini, apa--"

Suara pintu yang dibuka dan menampilkan siapa yang masuk sukses membuat cewek itu beku. Setelah meletakkan segelas susu di nakas Lucas ngeliatin istrinya yang natap dia tanpa berkedip, cukup lama. Sampai akhirnya Lucas ngangkat tangan kanannya dan ngomong canggung, "Hai?"

Bibir Yuqi langsung bergetar dan berdiri tunggang langgang buat meluk suaminya itu. Lucas ketawa doang sambil balas meluk Yuqi yang meluk dia dari atas kasur.

"Udah, gue udah balik masa ditangisin."

Yuqi narik badannya dan ngeliatin Lucas, "Lo kapan dateng?!"

"Semalem," jawab Lucas sambil mengusap jejak air mata di pipi istrinya, "Jangan tidur di balkon lagi, masa kasur lebar lo anggurin."

"Gara gara lo! Lo pikir gue bisa tidur gak ada lo?!"

"Masa? Nyenyak aja tuh gue liat, sampe gak sadar kan lo gue pindah ke kasur? Hayoo!"

Beda sama Lucas yang senyum ngejek ke dia, Yuqi nangis lagi dan meluk suaminya. Mukul pelan punggung Lucas, "Lo jahat! Lo bohongin gue! Lo gak mau maafin gue! Lo tega ninggalin gue sendirian di rumah! Hiks!"

"Iya deh, gue juga gak mau ninggalin lo sendiri lagi."

"Harus. Lo harus janji buat itu."

"Janji," Lucas agak nunduk ngeliat Yuqi yang masih meluk dia erat, "Lo juga, jangan nyembunyiin sesuatu lagi sama gue. Jangan belajar bohong, gue gak suka. Mau gak mau gue berhak tau tentang lo, gue suami lo kan?"

Yuqi semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami, "Iya gue salah! Gak mau lagi, gue gak mau pisah sama lo lagi!"

"Jadi mau dimaafin gak?"

Ada jeda sebelum Yuqi mendongak dengan wajah belernya, "Jadi."

"Ya kalo gitu minta maaf lagi lah!"

"Kali ini dimaafin?"

Lucas ngehela napas bentar, "Skip aja de--"

"--iya iya aku minta maaf!"

Senyum di wajah Lucas mengembang, tangannya bergerak buat merapikan rambut istrinya yang semrawut itu, "Iya, dimaafin. Itu tadi bilang 'aku' pasti gak sadar ya?"

Yuqi diem bentar sambil menyunin bibirnya, "Gak sengaja bilang."

"Ketebak kok," Lucas narik Yuqi buat meluk dia lagi, "Sini peluk."

Kali ini Yuqi udah gak nangis lagi dan sama sekali gak nolak. Dia memeluk suaminya itu erat. Dalam hati dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melakukan kebodohan ini lagi. Kapok.

Yuqi bisa merasakan tangan kekar Lucas yang melingkar di pinggangnya juga mengerat.

"..gue kangen lo."
"Gue juga."

_____________


"Gue tau lo kangen, gue juga. Tapi masih betah aja gelendotan begini dari tadi."

"Lo gak sayang gue ya?!"

"Hah?" Lucas ngedip ngedipin mata aja ngeliat Yuqi yang sekarang ngeliatin dia tajam.

Yuqi bangkit, mendudukkan dirinya manatap Lucas yang nyender di kepala kasur, "Jadi lo gak suka gue peluk? Lo gak suka ngabisin waktu sama gue? Jangan jangan lo udah terbiasa gak ada gue?!"

"Dih nuduh! Ya enggaklah! Gue gak pernah bisa tenang ya ninggalin lo sendirian di rumah."

Yuqi nepis tangan Lucas yang narik dia buat nyender lagi, "Gue tau awalnya emang gara gara gue, tapi lo tega banget ninggalin gue sendirian!"

"Demi lo,"

"Cih."

Lucas senyum doang ngeliat Yuqi, menatap lamat wajah orang yang selama ini dia rindukan, "Gue serius. Lo gak mau dengerin gue, gue gak bisa bohong kalo gue marah banget sama lo waktu itu. Gue gak mau sampe nyakitin lo makanya gue biarin lo sadar sendiri."

Yuqi diam, "Tapi itu nyakitin gue, Cas."

"Lo pikir gue nggak? Sayangnya gue gak bisa mikir cara lain selain itu."

"Trus, lo yang ngasi tau Yeri buat dateng dan nyuruh dia buat gak ngasi tau apa apa tentang lo ke gue?"

"Iya."

Jawaban yang langsung bikin Yuqi mukul dia pake bantal, "Sialan! Lo tau gak gue hampir gila mikirin keadaan lo! Lo tau gak?!"

"Sstt!" Lucas merebut bantal itu, "Gaboleh ngomong kasar, Yuqi."

"Lo jahat! Kenapa lo harus ngelakuin itu hah?!"

"Gapapa sih, biar dramatis--"

Plak!

"--ADUH!" Lucas menatap Yuqi gak percaya sambil megang bibirnya yang digeplak Yuqi, lagi.

"JAHAT!"

"SALAH SIAPA?!"

Lucas kicep, gak jadi mau ngelawan dan milih ngusap ngusap bibirnya yang panas, "Gapapa deh, gue kangen dianiaya lo. Ayo aniaya aku lagi."

Yuqi mendengus, walau wajahnya kesal tapi tetap nemplok lagi ke Lucas, "I love you."

"Love you too--"

"--and fuck you."

"Oke bye." Lucas coba ngedorong kepala istrinya menjauh. Gak benar benar ngelakuin karena Yuqi udah makin mepet ke dia sambil senyum.

"Gue cuma rindu berat, itu aja."

Lucas menghela napas pelan terus berubah jadi ngusap lembut kepala Yuqi, "Maaf."

"Dimaafin." kata Yuqi terus ngeliat sikunya yang dibalut perban, dia senyum tipis, "Gue gak tau kenapa lo minta maaf, tapi gue makin sayang lo."

Melihat itu Lucas ngusap lembut area yang diperban itu, "Yang nyerempet lo siapa, inget gak?"

Yuqi ngerutin keningnya, "Mau ngapain? Dia udah minta maaf kok."

"Oh enggak, pengen gue ajak ngopi doang."

"Pft! Melabrak dengan santai."

"Kemarin malem lo nyebut gue bajingan ya?"

"..."

Lucas senyum tipis, "Gue merhatiin lo setiap malem, gue pengen mastiin lo aman. Sorry, gue keliatan buruk banget gak sih?"

Yuqi yang tadinya diam karena ketar ketir karena ketahuan omongannya sekarang bangun lagi, ngeliatin suaminya itu lama.

"Kenap--" Lucas otomatis diam saat Yuqi mengecup bibirnya.

Yuqi memundurkan wajahnya dan menatap Lucas lekat, "Lo baik, apa adanya. Itu yang bikin gue bisa balik sama lo lagi. Dan semua ini berawal dari gue, lo gak sepenuhnya salah kok."

Untuk sesaat, ada hening di antara mereka. Hingga Lucas akhirnya menegakkan punggungnya dengan senyum kecil, lalu tanpa berkata lagi dia menarik tengkuk Yuqi dan mengecupnya lembut. Yuqi tersenyum, dia tentu tidak akan menolak hal itu.

"Rasanya pengen ketawa lepas aja. Lo udah ngebuktiin kalo lo emang bukan mantan yang ngecewain buat diajak balikan. Yuqi sayang Lucas, banyak banyak!"

Our Sweet Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang