Setelah mengusap matanya sebentar untuk menyesuaikan cahaya, Yuqi noleh ke samping dimana suaminya masih tidur pulas sambil meluk dia. Yuqi senyum tipis, lalu pelan pelan nurunin tangan besar Lucas yang meluk pinggangnya.
Bukannya lepas, Lucas malah menggeliat dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Eh, cas, perut gue."
"..hm?" Lucas ngeliatin Yuqi dengan mata menyipit, saat sadar dia narik tangannya, "Oh ya, maaf."
Berhasil bangun, Yuqi ngerutin keningnya ngeliat si suami meluk guling dan tidur lagi, "Lo ngapain, bangun heh, dah pagiii!"
Lucas cuma bergumam terus narik selimut sampai leher. Makin nyamanin tidurnya.
"Lo gak ngantor emang?"
Gelengan kepala yang direspons Lucas sontak bikin Yuqi duduk lagi dan megang pundak suaminya, "Kenapa? Lo gak enak badan? Atau ada hal lain?"
Lucas yang tadinya ngebelakangin Yuqi sekarang ngubah posisi jadi terlentang, raut wajahnya kaya lagi nahan sesuatu, "Kepala gue pusing, perut gue juga masih mual."
Yuqi khawatir, dia nunduk terus ngusap perutnya yang makin buncit, "Kamu jangan minta yang aneh aneh ya, kasian papa."
"Gapapa, demi baby. Papa seterong."
"Yaudah tidur aja lagi, gue bikinin bubur ya?" tanya Yuqi sambil merapikan rambut Lucas.
Lucas ngangguk, walau masih merem tapi dia sempet senyum, "Papa kuat kok, biar gak dikira badan doang ntar yang gede."
Yuqi ngangguk setuju lalu beranjak, "The real titisan titan."
-------
Yuqi tersentak kala ada yang memeluknya dari belakang, dia nepuk nepuk tangan suaminya yang meluk perutnya, "Udah enakan?"
"Hmm," Lucas numpuin kepalanya di kepala Yuqi, "Gitu doang kaget lo."
"Ya gue pikir lo setan, dateng juga langkah kakinya gak kedengeran."
"Ah setan mana yang gue biarin meluk lo gini, cuma gue doang yang boleh."
Yuqi ketawa pelan sambil terus ngaduk susunya, "Siapa bilang, gue bisa meluk diri gue sendiri, anak kita juga bisa."
Kali ini Lucas juga ketawa, "Iya sayang."
"Masih pagi elah, udah mandi?"
"Ntar aja." Lucas memutar tubuh Yuqi menghadap dirinya.
"Jorok lo."
"Ki,"
"Apa?"
Lucas natap Yuqi dengan senyum lebar, "Anak kita yang ini kembar gak ya?"
"Ya mana gue tau, kan belum usg," Yuqi micingin matanya, "Kenapa emang?"
Lucas menarik Yuqi ke pelukannya, "Gapapa, gue pengen anak kembar deh."
Disisi lain, Yuqi sempet diem bentar, "Kalo bukan, gimana?"
"Kalo bukan anak kembar ya tetep anak gue."
"..hah?"
Setelah melepas pelukannya tawa Lucas pecah, dia ngeliatin istrinya yang ngeliatin dia melongo, "Udah! Lagian gue mau ngomong doang."
Yuqi masih diem begitu Lucas nyium lama keningnya dan jongkok buat nyium perutnya.
Lucas ngedongak dengan senyum manisnya, "Gue udah bersyukur banget kalo nanti dia lahir sehat dan lo juga sehat."
Yuqi narik tangan Lucas supaya berdiri, terus senyum, "Gue tau lo bakal ngomong gitu. Tapi kalo lo masih mau, nanti kita masih bisa usaha kok."
Lucas menggeleng dan ngasi Yuqi gelas susunya, "Enggak, kasian lo nya. Perut lo masih keram?"
Dengan senyum gemas Yuqi mengecup sekilas bibir suaminya, "Sifat ini cas, sifat yang bikin lo spesial di mata gue."
Lucas senyum kecil, "Karena lo juga spesial buat gue.
----
"WAAAAA MAMAA!!"
Yuqi yang tadinya mau buka lemari buat ngambilin Lucas baju langsung kaget denger teriakan suaminya itu. Dia ngeliatin Lucas yang keluar dari kamar mandi langsung naik ke kasur pake celana pendek doang, "Kenapa?!"
Masih dengan wajah kaget bercampur panik Lucas nunjuk kamar mandinya takut takut, "A-ada kecoa! Di kamar mandi ada kecoa terbang!"
"Yaelah Luke! Usirlah! Lu ngapain malah lari maleenn!"
"Lo aja sana!" Lucas langsung nutupin seluruh badannya pake selimut, "Gue gamau sumpah! Geli gue geliii!"
Yuqi yang liat itu cengo, selanjutnya dengan langkah menggebu gebu dia jalan ke arah Lucas dan berusaha narik selimut yang nutupin suaminya itu, "Bangun gak lo! Masa nyuruh gue, gak malu sama badan!?"
"Gak mauuuuu! Tadi itu kecoa terbang ke kepala gue! Gamau lagi gamauuu!"
"Ayolah gak punya harga diri banget lo dikamar!"
"Lo udah tau kaga usah diperjelas! Gue gamau ngelawan begituan!"
Yuqi mendengus keras, saat dia gak sengaja ngelirik ke suatu arah, Yuqi diem, ngeliatin lama, "..wow."
Merasa gak ada suara, di dalam selimut Lucas bingung. Sebenarnya dia penasaran kenapa istrinya gak ngomel lagi, tapi buat nyembulin kepalanya keluar itu ancaman terbesarnya. Istrinya itu Yuqi, bisa aja dia ngelempar kecoa itu tepat di mukanya ntar kalo dia keluar. Lucas menggeleng dengan asumsi nya.
Yang bisa dia lakuin, cuma nanya, "Ki, kenapa? Itu binatang udah pergi?"
Yuqi masih setia ngeliatin seekor binatang gepeng warna merah bata yang merayap di pintu kamar mandi, "Kecoanya nantangin, yakin gamau dilawan?"
Detik itu juga badan Lucas beserta selimutnya berguling sampe jatuh di pinggir kasur, "GUE KECOAPOBIA! GUE KECOAPOBIAAAA!"
"KI MENDING LO KELUAR MINTA BANTUAN SIAPA KEK! GUE BENER BENER GABISA NI ANJENG!"
Yuqi ngehela napas, dia jalan ke sudut ngambil sapu dan pelan pelan tapi pasti Yuqi jalan ke pintu kamar mandi dan memukulnya keras.
Brak!
"Ki lo ngapain heh?!"
Yuqi nunduk begitu kecoanya terbang ke tempat tidur lalu melirik kesal ke Lucas yang masih nutupin diri pake selimut, "Gue yang ngusir, puas lo?"
"Ya sorry, tapi makasi!"
Setelah itu Yuqi ngendap ngendap lagi terus mukul kecoa tadi hingga terbang ke luar balkon. Yuqi berkacak pinggang terus ngeliatin ke arah Lucas, "Udah."
"Udah? Udah pergi?"
"He'em."
"Lo gak lagi ngerjain gue kan?"
"Nggak."
"Lo dimana?"
"Nanya lagi gue getok lo pake ijuk, bangun!"
Lucas meringis, pelan pelan dia negakin badannya dan keluar dari persembunyiannya dibawah selimut. Lucas ngehela napas ngeliat Yuqi yang berdiri di sisi tempat tidur lain sambil berkacak pinggang ngeliatin dia, senyum Lucas merekah, "Keren l--"
"--awas!"
"Hah?!" Lucas ngeliat ke atas dan seketika melotot saat seekor kecoa terbang ke arahnya. Dia kalang kabut sampai gak sengaja kepalanya membentur nakas di belakangnya.
Yuqi langsung naik ke kasur dan mukul kuat kuat binatang itu ke luar balkon lagi. Setelahnya dia segera menutup pintu balkon dan menatap khawatir Lucas yang terkapar di lantai.
Suaminya itu pingsan.
"WEH CAS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Story ✔
Chick-LitTentang pasangan suami istri yang sama sama akhlakless tapi bikin iri. --our sweet story