"YUQII INI GULA DIMANAA??"
Disela kesibukannya jemur pakaian, Yuqi noleh ke arah rumahnya begitu suara teriakan Yeri menggema dari dapur, "DI LACI ATAS YANG SEBELAH KIRI! CARI YANG BENER ELAH!"
"GAK AD--OH UDAH!"
Sambil ngelap keringat di dahinya pake lengan baju Yuqi jalan ke arah balita yang main sendirian di gazebo, dia ngeletakin ember cuciannya di bawah terus langsung rebahan disana.
Dia ngeliatin Jihan dan mainin pipi anak itu, "Mama Jia brisik banget kan ya, masa nyari gula aja gabisa."
Balita itu cuma asik ngegoyangin boneka kucingnya. Yeri muncul dari belakang dengan nampan di tangannya, "Tante lebih berisik gituin Ji."
Yuqi bangkit saat Yeri meletakkan berisi sambal rujak dan potongan buah jambu biji di atas dipan, "Enak nih."
"Pasti, liat aja siapa yang bikin." kata Yeri terus ikutan duduk disamping Jihan.
"Awas aja kalo gue sakit perut, cabenya gak banyak kan?" Yuqi mencocolkan jambu bijinya ke sambal lalu dia makan.
"Ck, bawel amat sih lo. Nggaklah, gue juga gak bisa makan pedes."
"Mamm, mam."
Yeri ngangkat Jihan dan dia pangku saat anaknya itu udah riweh, dia ngambil potongan jambu yang kecil terus dia kasi ke Jihan, "Gaboleh banyak banyak, satu aja ya."
"Yer, liat deh."
"Ha?" Yeri ngangkat kepalanya buat ngeliat sodoran layar ponsel Yuqi depan wajahnya dan tawa gak jelas cewek itu, "Apa nih?"
"Si Kia, lo inget gak cewek barbar temen kita waktu sma. Makin glowing anjir."
"Dia belum nikah kan?"
Yuqi ngangguk sambil menjilat jarinya, terus lanjut scroll ig yang lain, "Baru putus katanya, bukan tipenya dia. Mboh lah. Mau nyari yang fiksi kali."
"Keburu jadi perawan tua dong." Yeri nunduk buat bersihin bibir Jihan.
"Ukh-ukhuk! Ukhuk!"
Yeri langsung ngedongak dan nyodorin botol minumnya ke Yuqi yang nepuk nepuk dadanya, "Pelan pelan gobs!"
Setelah air itu dia habisin setengah Yuqi berusaha normalin keadaannya yang masih batuk batuk kecil. Tenggorokannya jadi panas gara gara tersedak makanan pedas.
"Makanya kalo makan tuh makan aja gak usah liat hp," Yeri nunjuk Yuqi terus makan rujaknya, "Lo pasti keselek gara gara ngeliat ada yang gibahin lo kan?"
Tapi Yuqi masih diam. Masih batuk kecil, tapi raut mukanya ketara banget lagi mikirin sesuatu. Dan Yeri sadar itu.
"Ki, kenapa? Tenggorokan lo masih sakit?"
"G-gue mau kerumah sakit."
Yeri auto ngerutin kening bingung dengar ucapan tiba tiba temannya itu, "Ngapain? Lo mikir apaan sih?"
Yuqi menatap Yeri yang menuntut penjelasan padanya lewat ekspresi. Geram karena cewek itu hanya diam, Yeri meraih ponsel di genggaman Yuqi karena merasa penyebabnya dari sana.
Lagi lagi Yeri ngerutin keningnya dalam, dia ngeliatin Yuqi tajam, "Plis deh, lo mending gak usah baca artikel kaya gini. Kalo ini bisa bikin lo kepikiran lo bisa down."
"Tapi penting juga buat gue tau," Yuqi beralih ngeliatin halaman, "Iya, gue harus perkisain diri gue ke rumah sakit. Gue gak mau terus terusan gelisah kaya gini."
"Kemarin Yeo juga bilang lo kaya gini, Lucas tau kan?"
"Itu dia yer! Gue mau mastiin kalo gue bisa jadi istri yang baik buat Lucas. Gue gak mau dia sedih."
Yeri makin gak ngerti sama arah bicara temannya, "Lucas itu sayang banget sama lo, justru dia bakal sedih kalo ngeliat lo gini, Ki. Yang lo takutin itu apasih, kalian berdua sehat, suatu hari nanti kalian pasti punya kebahagian yang sama jadi orang tua."
Yuqi ngeliatin Yeri lagi dengan wajah frustasi, "Tapi ini udah tiga tahun, dan bahkan selama itu gue gak pernah pake masa steril."
Yeri menghela napas, "Gue minta stop berpikiran kaya gitu. Itu cuma akan bikin lo sedih dan yang lain juga, lo--"
"Gue sayang sama Lucas, gue gak mau gue jadi penyebab dia sedih nantinya," mengabaikan wajah melas Yeri, Yuqi beranjak. Dia menatap balik menatap Yeri penuh harap, "Gue mau kerumah sakit, tolong jangan bilang ke siapapun. Termasuk Lucas."
----
"Dari hasil pemeriksaan ada sebuah gumpalan di bagian dalam rahim, tepatnya di dinding rahim. Untuk saat ini saya belum bisa memastikan apa pastinya, jadi saya tidak bisa mengatakan itu apa. Saya akan coba melakukan pemeriksaan lanjutan, anda bisa datang lagi besok pagi."
Di lorong rumah sakit, cewek yang mengenakan kaos putih dibalut kardigan hitam polos itu berjalan dengan pandangan kosong. Ucapan dokter tadi masih terngiang ngiang di kepalanya. Dan hal itu sukses membuat Yuqi makin merasa gelisah.
Bahkan saking kalutnya dia tidak sadar sampai menabrak seseorang, "E-eh maaf."
"Lah, lo ngapain disini?"
Yuqi tersentak, dia mengangkat kepalanya dan langsung melebarkan mata melihat suaminya yang berdiri menjulang di depannya, masih pakai jas, "..lo?"
Lucas semakin menatap istrinya intens, "Jawab, lo ngapain kesini?"
Yuqi tergagap, apalagi menyadari Mark di samping cowok itu yang juga ngeliatin dia meminya jawaban, "Ah, itu, tadi, jenguk temen gue. Iya, dia lagi dirawat disini gara gara kena tipes."
Dalam hati Yuqi merutuki dirinya yang berbohong seperti ini. Merasa durhaka banget sama suami.
"Oh ya, siapa?"
"Karina! Iya, temen kampus gue dulu."
Walau masih terlihat ragu tapi Lucas cuma ngangguk pelan.
Mark segera merogoh sakunya saat ada panggilan masuk, dia menatap layar ponselnya, "Cas, mending kita pergi sekarang deh." dia mengangkat panggilan, "Hallo."
Lucas nganggukin kepalanya dan ngusak rambut Yuqi sekilas, "Pulang hati hati, gue masih ada urusan disini jadi gabisa nganter balik."
"Iya, gapapa. Gue sama supir kok." Yuqi berusaha senyum walau perasaannya kacau banget.
Lalu keduanya berlalu, meninggalkan Yuqi yang geming di tempat. Cewek itu mukul mukul kepalanya dan hampir mau nangis.
"Lo bego banget sih! Yuqi tolol!" rutuknya dengan suara tertahan.
Gak sadar kalau di belakangnya di sela dia melangkah Lucas ngelirik apa yang dia lakuin tadi.
---
Seneng banget Lucas udah muncul lagi sksksk
Btw double up karena emang lagi kesenengan dan mengalihkan diri dari dunia nyata yang dikeroyok tugas:'))
Yang daring juga semangat yaw!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Story ✔
Literatura KobiecaTentang pasangan suami istri yang sama sama akhlakless tapi bikin iri. --our sweet story