Terakhir

190 20 2
                                    

Derap kaki itu terdengar seirama dengan langkahnya yang lebar. Masih belum banyak yang berubah, Lucas tetaplah Lucas. Meski 17 tahun telah berlalu.

Hanya dia, pria yang baru memasuki kepala empat itu berjalan di lorong sekolah menengah atas hanya dengan mengenakan kaos kutang putih dan celana bahan selutut warna merah gonjreng.

Hanya dia, pria yang baru memasuki kepala empat itu berjalan di lorong sekolah menengah atas hanya dengan mengenakan kaos kutang putih dan celana bahan selutut warna merah gonjreng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak peduli sama dirinya yang menjadi pusat perhatian para murid, Lucas tetap berjalan dengan wajah tegas. Meski penampilannya begitu. Karena penyebab dia harus datang kesekolah pukul 9 pagi ini cukup membuatnya naik darah.

Bagaimana tidak? Semalam dirinya harus bekerja lembur dan berniat akan tidur sampai agak siang hari ini, tapi telepon dari seorang guru BK tentang anaknya yang membuat masalah tiba tiba menyapa pendengarannya yang masih setengah sadar dari tidur.

Sampai di depan ruang paling horor seantero sekolah itu, dua orang remaja berbeda jenis yang menunggu di luar menyadari kehadirannya dan langsung berdiri bersisian. Kompak menunduk. Tidak ada yang berani menatapnya.

"Papa tunggu penjelasan kalian."

"..aku bisa jelasin kok pa." cicit yang perempuan. Sedangkan yang laki laki hanya bisa meliriknya pasrah.

Selepas Lucas memasuki ruangan, keduanya sontak menghembuskan napas panjang. Seolah nahan napas dari tadi gara gara wajah serius papanya.

Si cowok ngeliatin kembarannya kesal, "Lu ngomong apaan sih njing?"

"Gatau gue gatau," gadis itu megang kepalanya sambil menggeleng, "Gue gatau harus jelasin apaan nanti soalnya gue aja gatau itu si jemin abis ngapain!"

"Ck, bilang aja dia berantem."

"Sesimple itu?"

Cowok jangkung itu duduk di bangku yang tersedia di sana, "Kalo mau yang ribet pikir aja lagi."

Si cewek ngehela napas singkat pake muka serius, "Oke, gue mikir dulu."

Di dalam, pandangan Lucas langsung terarah ke empat remaja laki laki yang duduk di sofa. Walau mereka nunduk, dia bisa ngeliat wajah lebam remaja remaja itu.

Dia noleh ke wanita paruh baya yang merupakan guru disana, "Ini pada kenapa?"

Bu Wendy kemudian menghela napas dan menunjuk dua remaja lagi di samping pintu di belakang Lucas, "Tanya saja dulu sama anak-anak bapak."

Saat Lucas noleh ke belakang, sebuah wajah tanpa dosa dari Nana yang sudut matanya ada luka terpampang dihadapannya.

Saat Lucas noleh ke belakang, sebuah wajah tanpa dosa dari Nana yang sudut matanya ada luka terpampang dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our Sweet Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang