24 tahun hidup dan tiga tahun nikah sama Yuqi awalnya momen ini yang paling di tunggu tunggu Lucas, saat dia menggendong bayi yang merupakan anaknya sendiri. Tapi sebagai anak laki laki tunggal, dia gak tau kalau mengurus anak manusia bisa sampai begini.
Ekspektasi: menggendong Nana bersama Yuqi di balkon kamar sambil menikmati semilir angin sejuk jam lima sore, disaksikan senja sebagai keluarga kecil yang bahagia.
Realita: menghianati ekspektasi.
Sambil jalan bolak balik menenangkan bayi di gendongannya, Lucas berulang kali melirik pintu toilet. Bertanya tanya kapan Yuqi bisa selesai mandi setelah mendengar tangisan Nana yang sungguh membuat Lucas pusing.
Sebagai young parents, Lucas memang minim pengetahuan tentang merawat bayi. Dan dia sadar dia bodoh dari tadi anaknya nangis gak tau harus ngapain lagi saat susu nyatanya gak mempan.
Lucas masih dalam percobaan membujuk Nana yang menggeliat tidak nyaman di gendongannya sambil merengek keras, "Ssstt, sstt, kamu mau apa sebenernya hm? Udah ya, udah. Aduh papa berasa bersalah banget ngebiarin kamu nangis gini! Ngobrol dong ngobrol mau apa."
"HUAAAA!"
Lucas refleks ngejauhin kepalanya dan meringis, "Kamu gak kasian sama papa apa? Iya iya sabar, bentar lagi mama dateng. Cup cup cup."
"Sabar ya sayang! Mama udah selesai kok!"
"Tuh, Nana denger kan suara mama."
Jauh dalam dirinya sebenarnya Lucas tertekan, antara gak tega sama gak tau juga mau diapain. Dari awal dia pengen minta Yuqi cepat datang, tapi nanti keliatan gak bisa ngurus anak. Dan beruntung, Yuqi mendengar suara tangisan itu.
Ceklek!
Tanpa peduli dirinya hanya mengenakan bathrobe, Yuqi nahan ketawa ngeliat wajah melas suaminya, dia jalan cepat mengambil alih Nana ke gendongannya, "Nana diapain tadi sama papa nak?"
Wajah Lucas yang kuyu itu mengukir senyum lesu begitu tangis Nana berangsur mereda di gendong mamanya, "Jahat ya kalian sama saya."
"Ahahaha pundung si bapak!"
"Coba liat, di muka gue ada kerutannya gak? Berasa tua mendadak gue."
Yuqi mencibir terus duduk di pinggir kasur, "Lebay, ditinggal mandi bentar juga."
"Bentar apanya weh?! Sengaja lu lama lamain ya tadi???"
"Ih berisik cas!"
Lucas mendengus, milih jongkok di depan Yuqi lalu mengusap lembut pipi gembul Nana yang terdapat bekas air matanya, "Kok bisa gitu ya? Tadi sama gue dia nangis kenceng banget, baru di gendong sama lo anteng lagi."
"Iyalah! Kan sama mama!"
Lucas mendengus lagi, "Kan gue juga bapaknya!"
Yuqi senyum geli, "Papa nyebelin sih."
Tawa Yuqi pecah ngeliat wajah pundung suaminya yang udah duduk di lantai kaya anak gak dikasih permen, dia nendang pelan betis Lucas, "Jangan gitu juga dong muka lo. Sekarang Nana emang suka nangis sih kalo lo yang ngajak, tapi ntar pas gede kalian berdua pasti bakal sefrekuensi. Bapak anak goals."
Mata Lucas seketika berbinar, "Menurut lo gitu?"
Yuqi ngangkat bahu doang, "Gatau, bayangan aja."
"Cih."
"Udah ah! Keluar dulu sana, gue mau susuin anak gue dulu."
Bukannya bangkit, Lucas justru ngambil botol susu di bantal, "Nih, tapi tadi udah gue kasih dia gak mau sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Story ✔
ChickLitTentang pasangan suami istri yang sama sama akhlakless tapi bikin iri. --our sweet story