"Han, bangun, udah jam 4 nih."
"Lima menit lagi..."
"Ntar keburu subuh, Han... Gimana kalo ada tetangga kamu liat kamu pulang subuh-subuh?"
Gue pun ngebuka mata gue, noleh ke arah Mahesa yang udah duduk sebelah gue. "Kenapa emangnya kalau liat aku pulang subuh, Mas?"
"Ntar digosipin? Liat tuh Omega, pulang subuh-subuh."
Gue pun setengah ngantuk setengahnya geli dan ngakak denger Mahesa nyinyir niruiin tetangga. Mungkin denger gue ketawa, Mahesa ngebungkukin badannya dan nyium pipi gue.
"Bangun yuk, mandi dulu, ntar aku anterin pulang."
Gue ngerangkul leher Mahesa, pagi-pagi bisa nyium feromon alpha yang gue cinta, rasanya bikin bahagia.
"Mau naik apa, Mas?"
"Kamu maunya naik apa? Kereta kencana? Balon udara? Apa kapal selam?"
"Becanda mulu dah, hahaha."
"Lagian pake nanya, ya pastinya jalan kaki dong, Han."
"Hahahaha!"
"Oh ya, kebetulan inget, sini aku gigit dulu."
"Hah? Kan udah pernah digigit??"
"Kamu inget nggak sebelum ketiduran? Bilang minta digigit lagi? Terus katanya mau bilang orangtua kamu kalo pingin tinggal bareng?"
Gue kedipin mata, "n-nggak, hehe..."
"Hehe~ apanya hehe~" Mahesa nyium pipi gue kegemesan, terus bangun dari atas gue dan duduk lagi. "Kamu pingin tinggal bareng aku?"
"Pingin, Mas, pingin?"
"Hmm... nggak dulu."
"Ehhhh!!!!"
"Gak tau kalo entar abis liat kamu mandi," Mahesa ngulurin tangannya terus narik gue bangun dari tiduran.
Setelah ditarik bangun Mahesa, gue pun berangkat ke kamar mandi. Sambil sabunin badan, gue nggak bisa berhenti senyum-senyum. Bahagia banget pagi-pagi dibangunin dia, liat wajah dia, denger suara dia, bikin mood jadi naik. Rasa ingin buru-buru serumah ama dia, meningkat drastis.
Selesai mandi, gue balik lagi ke kamar Mahesa, ngambil jas kantor gue dan sepatu ama kaus kaki. Setelah udah rapi, gue pun siap-siap buat balik dengan narik ponsel yang masih nancep ke charger. Kaget waktu liat ponsel gue sepi dari miscall.
"Kok rambutnya gak dikeringin dulu."
"Gak ada hair dryer, Mas."
"Pake handuk dong," jawab Mahesa. "Sini, aku keringin."
Gue pun ngerangkak, nyamperin Mahesa yang duduk di kursi kayu kecil dia. Mahesa naruh handuk kering ke atas kepala gue dan mulai ngusap-ngusap rambut gue.
Ahh~~ enak banget rasanya.
"Aku pikir-pikir..."
"Hm? Kenapa, Mas?" tanya gue waktu denger Mahesa ngomong sesuatu, sambil ngedongak liat Mahesa.
Mahesa nundukin kepala gue lagi, "seneng juga waktu pulang ke rumah liat kamu, pulang ke rumah ada orang yang nungguin."
Gue yang masih nundukin kepala, ngegigit bibir bawah gue, deg-deg'an denger apa yang Mahesa bilang.
"Nggak buruk juga, pagi-pagi udah manjain kamu," lanjut Mahesa, detik berikutnya, Mahesa angkat dagu gue, bikin gue ngedongak natap dia. "Pingin juga bisa tinggal bareng kamu."
Muka gue mulai kerasa panas, tapi tangan gue yang dingin abis mandi, malah jadi makin dingin, suara detak jantung gue pun entah kenapa bisa kedengeran jelas dan berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌟 AND SO, MY SWEETEST ALPHA HUSBAND
General FictionSiapa bilang omega tidak boleh memilih Alpha-nya?! Sekarang ini sudah eranya emansipasi omega! Omega yang satu ini menolak dijodohkan dengan para alpha dari bibit bobot bebet terbaik. Memilih mencari alpha-nya dan jadi pawang sang alpha. Kehidupan r...