Chapter 35: Listu

973 157 37
                                    

<<Ihan>>

.

.

Selesai ama kerjaan hari ini, gue pun memutuskan buat istirahat, ngemil biskuit sambil main ponsel. Mas Mahesa pulang jam berapa ya, pikir gue seraya mau chat suami. Tapi sebelum gue chat suami, muncul panggilan masuk dari nomor yang nggak gue kenali.

"Siapa nih..."

Gue naruh biskuit yang baru setengah gue gigit balik ke wadahnya, abis itu terima panggilan masuk.

"Halo?"

"Halo, saya dari Rumah Sakit Medical Jakarta, apa benar ini dengan Bapak Ihan Simalungu, istri Bapak Mahesa Simalungun?" tanya si penelepon yang seketika bikin jantung gue kerasa nyuut—denger pertanyaan si penelepon.

"Y-Ya, benar saya istrinya Mahesa, kenapa ya?"

"Begini Bapak, saya ingin menginformasikan bahwa suami Bapak mengalami kecelakaan," jawab si perawat.

"...eh?"

Setelah tau maksud dari telepon, gue pun bergegas keluar dari ruang kerja gue dan lari keluar dari kantor.

"Loh, Pak Ihan?!"

Gue buru-buru jalan sampe di luar kantor, nengok ke sekeliling buat nyari apa ada taksi yang nunggu penumpang deket kantor. Gue liat satu mobil taksi yang kebetulan masih nongkrong di deket kantor, buru-buru gue samperin mobil taksinya, ngetuk kaca mobil taksi.

"Pak, bisa anterin saya ke Rumah Sakit Medical Jakarta??"

"Bisa, Bang."

Gue pun segera buka pintu mobil taksi di belakang, masuk ke dalem taksi dan taksi pun melaju pergi menuju rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, gue segera menuju ruang UGD sesuai petunjuk dari telepon si perawat tadi. Di ruang UGD, gue bilang maksud kedatangan gue ama salah satu orang perawat, sesudah menyampaikan maksud gue, gue dianterin masuk ke ruang lain yang tertutup.

Jujur hati gue udah nggak karuan rasanya, tapi gue berusaha buat mikir positif karena perawat sebelumnya ngasih tau kondisi suami gue nggak kritis.

Gue masuk ke dalem ruangan dan bener aja gue ngeliat suami gue lagi baringan di atas ranjang rumah sakit dengan tangan masih diinfus.

"Mas!"

Gue pun nyamperin ranjang Mas Mahesa, duduk di samping ranjang dan sedih liat Mas Mahesa banyak luka-lukanya.

"Uuh....Mas..." tangis gue meratapi suami gue. "Mas Mahesa... aaa... jangan mati... jangan tinggalin Ihaan...uuu..."

"Pa-Pak."

"Uuuh... huu...uu.... Ihan nggak mau menjanda... gimana nasib anak-anak kita... Mas... uuu..." tangis gue semakin merana, ngebayangin gimana kalo setelah ini gue harus kehilangan alpha hidup gue.

"Pa-Pak, suaminya nggak..."

"Kamu nggak mau nikah lagi aja, Dek Ay...?"

"Uuu... nggak mauu.... Aku mau kamu doang...uu....huuu..."

"Nggak mau cari yang mirip Khris Hemswarth?"

Gue diem dan mencoba mengingat muka orang yang disebut Mas Mahesa.

"Hiks... hiks... mungkin kalo mirip ama Khris Epans boleh...hiks..." jawab gue.

Mas Mahesa buka matanya dan menatap gue.

"Dah lah bye, aku logout dari dunia aja lah."

"Enggak kok! Mas! Login lagi! Hiks... hiks... Maasss..."

🌟 AND SO, MY SWEETEST ALPHA HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang