Part 4⚠️

3.8K 180 1
                                    

Waktu terus berlalu sudah empat jam Dokter masih berkutat didalam ruang operasi Dimas tanpa berniat satupun petugas medis yang mau keluar, Chitta sedikit lebih tenang berkat ucapan-ucapan semangat yang Jonathan ucapkan mampu membuat Chitta sedikit lebih tenang, Bianca serta Chandra pamit pulang karena Leon sendirian di rumah, mereka akan bergantian menjaga Dimas.

Seperti memiliki daya tarik Jonathan terus mengelus rambut Chitta yang bersandar di dada bidangnya dengan anteng Chitta menikmati setiap elusan dari tangan besar Jonathan.

"Capek banget mau istirahat" keluh Chitta merenggangkan tubuhnya, Jonathan terkekeh pelan mendengar ucapan Chitta apalah wanita ini sedari tadi bersandar di dada nya tanpa berniat beranjak seperti ada magnet yang menempel di dada Jonathan membuatnya betah untuk terus bersandar.

Ya gimana gak betah dada nya emang keras tapi dielus-elus terus rambutnya makin betah plus ngantuk sih menurut Chitta.

"Kamu daritadi senderan sama saya, yang ada juga saya yang capek" Jonathan mengacak gemas rambut Chitta.

"Mau pulang dulu terus bobo sebentar aja" bujuk Chitta dengan mengeluarkan puppy eyes yang membuat siapa saja merasa ingin menggigit Chitta karena terlampau gemas.

"Yuk pulang biar nanti kita kesini lagi" ajak Jonathan dengan senang hati Chitta mengulurkan tangannya untuk menggandeng Jonathan untuk segera pulang.

Keduanya menaiki mobil Jonathan belum sempat pergi dari pekarangan rumah sakit Chitta sudah tertidur tangan kiri Jonathan terulur untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Chitta, jatuh cinta itulah kata yang pas untuk Jonathan saat ini dan Chitta lah orang yang berhasil membuat Jonathan jatuh dalam pesonanya.

Ia bahkan ingat jelas dulu berhubungan bertahun-tahun dengan Dita bahkan tak ada rasa cinta sedikit pun namun pada Chitta pengasuh anaknya yang mampu membuat Jonathan kembali merasakan jatuh cinta pada Chitta seseorang yang ia dekat baru beberapa hari ini.

Jonathan memutar arah harusnya lurus namun ia berbelok pada kawasan apartemen mewah, mobilnya berbelok ke arah basement apartemen lalu ka turun dari mobilnya dengan menggendong tubuh kecil Chitta, butuh beberapa menit untuk Jonathan sampai di unit miliknya yang sering ia gunakan ketika ia lembur dan tak ingin pulang.

Dengan hati-hati ia menaruh Chitta di tengah ranjang setelahnya ia membersihkan diri di kamar mandi, Chitta terbangun mengerjapkan matanya tidurnya terganggu saat Jonathan berusaha menurunkannya tadi, ia terkejut saat melihat dekorasi kamar yang ia yakini bukan kamar dari area rumah Jonathan.

"Ini tempat apa ngapain Pak Jonathan bawa gue kesini sih mana lagi itu orang" desis Chitta celingak-celinguk mencari sosok Jonathan.

Jonathan keluar dari kamar mandi dengan celana boxer serta dada telanjang yang ia tampilkan. "Kebangun ya? Maaf saya ganggu tidur kamu" Jonathan mendekati Chitta, lelaki itu tiduran di samping Chitta.

"Ini dimana Pak?" tanya Chitta menatap aneh dekorasi kamar yang begitu asing untuknya.

"Apartemen, kalau ke rumah saya kan kelamaan mending saya bawa kamu kesini" ucap Jonathan ia bahkan meremas payudara Chitta dari luar baju yang wanita itu kenakan.

"Saya mau pegang boleh gak?" deep voice Jonathan seolah menghipnotis Chitta, yang biasanya ia menolak nyatanya kini menerima dengan menganggukkan kepalanya bahkan tubuhnya merapat pada tubuh Jonathan mencium bau parfum khas dari tubuh Jonathan.

"Hnghh" desah Chitta menggelengkan kepalanya dengan ribut.

"Kalau bobo gak boleh pakai bra ya? Mau saya lepasin?" tanya Jonathan lelaki itu memiringkan posisi Chitta melepas dress yang Chitta pakai menyisakan bra yang di lepas oleh Jonathan hingga Chitta bertelanjang dada.

Mommy For Handika [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang