Part 13

1.7K 139 8
                                    

Chitta telah sampai rumah ia melihat Dimas yang tertidur di kamarnya sedangkan Bianca dan Chandra di ruang tamu, Chitta menghampiri keluarga kecil itu yang asik menonton televisi.

"Kok pulangnya lama kata Kakak kan gak boleh telat" ucap Chandra.

"Maaf habisnya Randy ngajak jajan dulu" Chitta tersenyum lebar seperti tak ada dosa.

"Ohh iya Chit rencananya Kakak mau bikin cafe baru mungkin agak lama prosesnya Kakak minta tolong ya kamu pantau toko kue Kakak itung-itung kamu punya kegiatan kan orang hamil gak boleh tidur mulu" ucap Bianca, Chitta mengelus perutnya ia sedikit berpikir ada benarnya juga meskipun kandungannya masih terlalu kecil namun Chitta selalu merasa pegal jika tak melakukan aktivitas.

"Ya udah oke deh tapi aku tunggu Ayah sembuh dulu ya Kak, aku ke kamar" Chitta lalu pergi ke kamarnya, mengganti pakaian dengan dress selutut serta rambut yang kuncir kuda.

Chitta duduk di tengah ranjang tangannya mengutak-atik ponsel berusaha mengalihkan pikirannya, "Duh Dedek mintanya jangan yang aneh dong" Chitta mengelus perutnya.

"Gak boleh sayang permintaan kamu tuh aneh tau" Chitta terus mengelusi perutnya, ia mengidam dan yang diinginkan oleh janinnya adalah sesuatu yang aneh membuatnya menolak tetapi ingin Chitta juga bingung sendiri.

Chitta terus menahan keinginan janinnya sampai ia mendapat panggilan dari Tyana yang lantas ia angkat teleponnya.

"Chit, Handika demam lagi ini gue lagi di rumah Jonathan tapi si Jonathan lagi ada meeting Handika nyariin lo lagi lo bisa Vc gak? Kasian soalnya"

Chitta jadi semakin rindu Handika tanpa membalas ia merubah panggilannya menjadi Video call dan tak kameranya mengarah ke Handika yang sedang menangis di pangkuan Jeffrey.

"Dika liat ini siapa" Handika menoleh menatap layar ponsel Tyana ia lalu merebutnya secara paksa dari tangan Tyana.

"Mommy dimana? Dika kangen mau ketemu kenapa Mommy tinggalin Dika? Apa Dika nakal, apa Dika bandel, apa Dika susah disuruh sekolah? Maafin Dika Mommy please pulang Dika disini sendirian terus gak ada temen Dika mau ditemenin Mommy aja" Handika menangis pelan, membuat Chitta ikutan menangis ia juga rindu pada si kecil nakalnya tetapi keadaan yang tidak memungkinkan jika mereka bertemu.

"Nggak sayang Dika baik kok Mommy cuma butuh istirahat aja, Mommy juga kangen Dika Mommy mau peluk Dika sampe tidur" Chitta menumpahkan semua air matanya yang mengalir di pipinya.

"Mommy ayok pulang Dika kangen, Dika gak mau sama Daddy ataupun Mami, Dika mau tinggal sama Mommy, Bubu anterin Dika ke rumah Mommy" Handika menarik-narik tangan Tyana, Handika memaksanya untuk pergi ke rumah Chitta namun Tyana memeluk Handika menenangkan Handika agar sedikit lebih tenang.

"Jangan begini tenang ya Dika lagi sakit besok aja ketemunya" ucap Tyana.

"Mbak saya ngidam aneh padahal saya udah tahan tapi tetep aja gak bisa saya mau itu" ucap Chitta mengusap air matanya.

"Lo mau apa bilang aja gue suruh Jeff nanti anterin buat lo" ucap Tyana, Chitta tersenyum tipis dan berkata,

"Mbak saya mau liat Mas Jo didandani kayak cewek tolong Mbak saya pengen liat" Chitta menunjukkan wajah imutnya dengan mata yang berkaca-kaca membuat Tyana luluh dan menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Oke-oke nanti pas Jo pulang gue dandanin, udah dulu ya soalnya tadi gue denger mobil Jo udah sampe, bye besok ketemu ya"

"Bubu jangan dimatiin" Handika meraih ponsel Tyana lagi sambil merengek.

Mommy For Handika [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang