Part 7⚠️

2.9K 147 5
                                    

Seperti biasa Handika tidur dengan menyesap payudara Chitta, padahal anak itu tadinya ingin tidur bersama Marcel karena ia rindu pada pamannya tetapi ia membatalkan niatnya karena tidur dengan Marcel artinya ia tak menyusu pada Chitta, heol bagaimana bisa sedangkan Handika bisa tidur kalau menyesap nipple pink milik Chitta.

Mereka tidur di kamar Handika karena tak mungkin mereka tidur dikamar Jonathan bisa saja kalau Handika saja namun anak itu tak mau bila Chitta tak ikut dengannya alhasil mereka malam ini tidur tanpa Jonathan.

Chitta membolak-balik ponselnya untuk men-scroll Instagram melihat-lihat postingan teman-temannya yang kini satu persatu melaksanakan pernikahan, jika diingat umur Chitta kini semakin dewasa pantas saja teman-temannya pamer acara pernikahan Chitta jadi ingat dulu mimpinya ia ingin menikah muda dimana hal itu ia berjanji akan menikah diumur yang 23 namun lihatlah diusianya yang ke 24 tahun ia masih menjomblo.

"Padahal dulu cita-cita gue mau nikah muda biar masa pacaran sama suaminya lebih lama tapi boro-boro nikah tujuan hidup aja, gue masih plin-plan" gumamnya.

Jonathan datang membawa tiga paperbag entah itu apa isinya yang jelas dari gambar itu berlogo Gucci yang harganya pun tak main-main, Chitta melirik sejenak lalu melanjutkan bermain ponselnya.

"Nih buat kamu" Jonathan meletakan paperbag itu di samping Chitta.

"Buat apa?" tanya Chitta ia melirik Jonathan yang sedang melepas kancing kemejanya.

"Dikasih tuh harusnya bilang makasih bukan nanya itu buat apa yang pasti itu buat dipake" Jonathan kini bertelanjang dada didepan Chitta, wanita itu tertegun melihat perut Jonathan yang begitu sexy untuk lelaki sebayanya, ia jadi terheran karena Jonathan orang sibuk bagaimana bisa badannya bisa seatletis itu.

"Besok dipake ya soalnya nanti kita mau ada acara sama kolega-kolega bisnis saya" ucap Jonathan lagi.

"Kenapa ngajak saya?" tanya Chitta.

"Ya kan kamu pacar saya gimana sih udah nanti besok jam 5 sore siap-siap ya bakal ada tukang make up yang dandanin kamu" Jonathan mengelus rambut Chitta, ia ikut merebahkan diri di samping Chitta.

"Hmmm" dehem Chitta ia lalu lanjut men-scroll Instagram tanpa memperdulikan Jonathan yang berada di sampingnya.

"Temen kamu pada nikah ya?" tanya Jonathan lelaki itu melirik postingan salah satu teman Chitta yang berpose di atas pelaminan.

"Iya malahan ada yang anaknya udah 3 gila bukan? Saya aja masih jomblo gini" Chitta terkekeh.

"Tuh kamu mah gitu kan saya pacar kamu masa gak diakui sih jahat banget" ucap Jonathan dengan wajah menyedihkan.

Chitta menyerngitkan keningnya. "Dih kapan Bapak nembak saya? Perasaan saya gak pernah nerima cinta Bapak" bantah Chitta, ya seingatnya Jonathan hanya mengatakan cinta tanpa mengakui bahwa ia mencintai Chitta.

"Harus banget gitu ditembak pake bunga sama cokelat? Dih gak level nanti saya kasih kamu apartemen sama mobil baru aja" nahkan sombongnya keluar.

"Mau gak jadi pacar saya? Pilihannya cuma tiga, A. Kamu harus mau, B. Gak boleh nolak C. Kembali ke A sama B, gimana?" tanya Jonathan menaik turunkan alisnya.

"Tawaran macam apa itu, gak mau" Chitta kesal juga lama-lama menghadapi Jonathan.

"Nanti juga mau" tangan Jonathan bertengger di bagian sensitif Chitta ia mengelus-elus clitoris Chitta membuat pengasuh anaknya itu mendesah nikmat.

"Mas lepas ihh" Chitta menahan tangan Jonathan agar tak bergerak.

Jonathan menggendong tubuh Chitta ia membawa Chitta ke kamarnya tak lupa pintunya pun dikunci, pelan-pelan Jonathan merebahkan tubuh Chitta di ranjang serta lampu kamar dimatikan tinggal lampu tidur saja yang menyala membuat sinarnya remang-remang.

Mommy For Handika [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang